Minggu, 07 April 2019

MAKALAH KALIMAT EFEKTIF


Bahasa Indonesia                                   Rahmawati M.Sy

MAKALAH
KALIMAT EFEKTIF


Disusun oleh:
Ega Muliani
NIM: 015-594


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DINIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PEKANBARU
2015


KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikm Wr. Wb.
            Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt yang maha pengasih dan penyayang yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada saya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tentang “KALIMAT EFEKTIF”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada saya dalam rangka pengembangan dasar ilmu bahasa indonesia yang berkaitan dengan kalimat efektif. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan Bahasa secara meluas.
            Akhirnya saya menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati saya menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Semoga laporan ini memberi manfaat bagi banyak pihak. Amiin.
Wassalamu’alikum Wr. Wb.


                                                                                                Pekanbaru, Oktober 2015


                                   
                                                                                                            Ega Muliani







DAFTAR ISI


Contents
KATA PENGANTAR.. 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN.. 4
A.   LATAR BELAKANG.. 4
BAB II TELAAH PUSTAKA.. 5
B.   PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF. 5
C.   UNSUR-UNSUR  KALIMAT EFEKTIF. 5
1. Subjek (S). 5
2. Predikat (P). 6
3. Objek (O). 6
4.Pelengkap (pel). 7
5. Keterangan (ket). 8
D.   CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF. 8
1) Kesepadanan. 8
2)  Keparalelan. 10
Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Contoh: 10
3) Ketegasan. 10
4) Kehematan. 11
5) Kecermatan. 12
6) Kepaduan. 12
E.   STRUKTUR KALIMAT EFEKTIF. 13
KESIMPULAN DAN SARAN.. 14
A.     KESIMPULAN.. 14
B.     KRITIK DAN SARAN.. 14
DAFTAR PUSTAKA.. 15


BAB I
PENDAHULUAN


A.   LATAR BELAKANG

Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.

Dalam makalah ini, kita dapat mengetahui beberapa hal yaitu:
1.      Pengertian kalimat efektif
2.      Unsur-unsur kalimat
3.      Ciri-ciri kalimat efektif
5.      struktur kalimat efektif

Tujuan pembuatan makalah yakni:
1.      Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa Indonesia sehingga menjadi  baik dan benar
2.      Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan kalimat efektif dalam berbahasa
3.      Menjaga kemurnian bahasa Indonesia

BAB II
TELAAH PUSTAKA


B.   PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada pendengar atau pembaca. Dengan kata lain, kalimat efektif  adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.

C.   UNSUR-UNSUR  KALIMAT EFEKTIF

Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata dalam kalimat, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni subjek dan predikat. Unsur yang lain (objek, pelengkap, dan keterangan).

1. Subjek (S)

Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh sebagai berikut ini:
a.       Ayahku  sedang melukis.
b.      Meja direktur besar.
c.       Yang berbaju batik dosen saya.
d.      Berjalan kaki menyehatkan badan.
                  Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat di atas adalah Subjek. Contoh Subjek yang diisi oleh kata dan frasa benda terdapat pada kalimat (a) dan (b), contoh Subjek yang diisi oleh klausa terdapat pada kalimat (c), dan contoh Subjek yang diisi oleh frasa verbal terdapat pada kalimat (d).
                  Frasa verbal Merupakan frase dibentuk dari sekumpulan kata yang memiliki unsur inti pembentukan berupa kata kerja. Frase verbal berfungsi menduduki unsur gramatikal sebagai predikat atau adverb (kata keterangan).
Contoh:
1)Aku turut berbahagia atas pernikahanmu.
2) Gerbang sekolah akan segera ditutup.
            Klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata minimal terdiri dari subjek dan predikat serta berpotensi menjadi kalimat.

2. Predikat (P)

Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat). Selain memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S), Prediket dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jati diri Subjek. Termasuk juga sebagai Prediket dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki oleh Subjek. Predikat dapat juga berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektive, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal. Perhatikan contoh berikut:
a.    Kuda meringkik.
b.    Ibu sedang tidur siang.
          Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di atas adalah Prediket. kata meringkik pada kalimat (a) memberitahukan perbuatan kuda. Kelompok kata sedang tidur siang pada kalimat (b) memberitahukan melakukan apa ibu.      
Contoh predikat verba: Ibu memiliki ayam hitam berjumlah 30 ekor
                                        S        P              Frasa                          Ket

3. Objek (O)

Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi Prediket. objek pada umumnya diisi oleh nomina (Kata Benda), frasa nominal, atau klausa. Frasa nominal merupakan frasa yang terbentuk dari dua atau lebih kata yang unsur intinya adalah kata benda. Oleh karena itu, frasa ini biasa menduduki unsur subjek atau objek.Letak Objek selalu di belakang Prediket yang berupa verba transitif, yaitu verba (Kata Kerja) yang menuntut wajib hadirnya Objek, seperi pad contoh di bawah ini.
a.       Nurul menimang …
b.      Arsitek merancang …
c.       Juru masak menggoreng …
Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada contoh tersebut adalah Prediket yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi Prediket pada ketiga kalimat itulah yang dinamakan objek.

4.Pelengkap (pel)

Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi Predikat. letak Pelengkap umumnya di belakang Predikat yang berupa verba (Kata Kerja). Posisi seperti itu juga ditempati oleh Objek, dan jenis kata yang mengisi Pelengkap dan Objek juga sama, yaitu dapat berupa nomina (Kata Benda), frasa nominal, atau klausa. Perhatikan cnntoh di bawah ini:
a.       Ketua MPR membacakan Pancasila.
             S                    P                    O           
b.      Banyak  berlandaskan  Pancasila.
            S                    P            Pel
Kedua kalimat aktif (a) dan (b) yang Pelengkap dan Objek-nya sama-sama diisi  oleh nomina Pancasila, jika hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat (a) yangmenempatkan Pancasila sebagai Objek. Ubahan kalimat (a) menjadi kalimat pasif adalah sebagai berikut:
Pancasila  dibacakan oleh  ketua MPR.
        S                  P               O
            Posisi Pancasila sebagai Pelengkap pada kalimat (b) tidak bisa dipindah ke depan menjadi S dalam kalimat pasif. Contoh berikut adalah kalimat yang tidak gramatikal.
Frasa nominal merupakan frasa yang terbentuk dari dua atau lebih kata yang unsur intinya adalah kata benda. Oleh karena itu, frasa ini biasa menduduki unsur subjek atau objek.
Contoh:
1) Adik membeli bola kaki. (Frasa nominal sebagai unsur objek).
2) Gunung Betung meletus. (Frasa nominal sebagai unsur subjek).




Klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata minimal terdiri dari subjek dan predikat serta berpotensi menjadi kalimat.

5. Keterangan (ket)

Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur Keterangan dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisinya bersifat bebas, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Keterangan adalah frasa nominal, frasa preporsional, adverbia, atau klausa. Jenis keterangan yaitu tempat, waktu, alat, tujuan, cara, kesalingan, similatif (alat peraga/alat pembuktian), penyebab, dan penyerta.
Frasa nominal merupakan frasa yang terbentuk dari dua atau lebih kata yang unsur intinya adalah kata benda. Oleh karena itu, frasa ini biasa menduduki unsur subjek atau objek.
Contoh:
1) Adik membeli bola kaki. (Frasa nominal sebagai unsur objek).
2) Gunung Betung meletus. (Frasa nominal sebagai unsur subjek)
            Frasa proporsional yaitu frasa yang unsur pembentukannya menggunakan kata depan.
Klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata minimal terdiri dari subjek dan predikat serta berpotensi menjadi kalimat.
Contoh Similatif: Kakek pergi ke sawah membawa cangkul
                                                                                   Similatif

D.   CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF

Untuk dapat mencapai keefektifan, suatu kalimat harus memenuhi paling tidak enam syarat berikut, yaitu adanya:

1) Kesepadanan

Kesepadanan ialah keseimbangan antar pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:

   Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
Contoh:
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)
      Tidak terdapat subjek yang ganda.
Contoh:
a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :
a. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu bagi saya kurang jelas.
Kalimat penghubung antara kalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal
            Kalimat penghubung antarakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal adalah kalimat yang menghubungkan antara kalimat yang satu dengan yang lain.
Contoh:
a.   Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b.   Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut:
a. kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. Atau
Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Atau Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor Suzuki.
     Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh:
a. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.
Perbaikannyaadalah sebagai berikut:
a. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.

2)  Keparalelan

Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:

a.       Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
b.      Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
Kalimat (b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut:

3) Ketegasan

Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
      Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
Contoh:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. Penekanannya Harapan presiden.Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur
.
      Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.

4) Kehematan

Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidakdiperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
      Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Perhatikan contoh:
Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
      Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini.
a.       Dia hanya membawa badannya saja.
b.      Sejak dari pagi dia bermenung.
Kata naik bersinonim dengan ke atas. Kata turun bersinonim dengan ke bawah.
Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi
a.      Dia hanya membawa badannya.
b.      Sejak pagi dia bermenung
      Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Misalnya:
Bentuk tidak baku : para tamu-tamu, beberapa orang-orang
bentuk baku : para tamu, beberapa orang.

5) Kecermatan

Kecermatan  adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda. Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut:
a.       Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b.      Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat (a) memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi.
Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.

6) Kepaduan

Kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
a.       Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak
simetris.Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab
b.      Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam
kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
Contoh:
Surat itu saya sudah baca.
Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk
a. Surat itu sudah saya baca.

E.   STRUKTUR KALIMAT EFEKTIF

Struktur kalimat efektif  haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki kesatuan bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti.Sebaliknya kalimat yang strukturnya rusak atau kacau, tidak menggambarkan kesatuan apa-apa dan merupakan suatu pernyataan yang salah.
Jadi, kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas. Setiap unsur yang terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus menempati posisi yang jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu harus diurutkan berdasarkan aturan-aturan yang sudah dibiasakan. Tidak boleh menyimpang, apalagi bertentangan. Setiap penyimpangan biasanya akan menimbulkan kelainan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat pemakai bahasa itu.
Misalnya, Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat papa. Efek yangditimbulkannya akan sangat lain, bila dikatakan:
1.    Buat Papa menulis surat saya.
2.    Surat saya menulis buat Papa.
3.    Menulis saya surat buat Papa.
Walaupun kata yang digunakan dalam kalimat itu sama, namun terdapat kesalahan. Kesalahan itu terjadi karena kata-kata tersebut (sebagai unsur kalimat) tidak jelas fungsinya.
Demikinlah biasanya yang terjadi akibat penyimpangan terhadap kebiasaan struktural pemakaian bahasa pada umumnya. Akibat selanjutnya adalah kekacauanpengertian. Agar hal ini tidak terjadi, maka si pemakai bahasa selalu berusaha mentaati hukum yag sudah dibiasakan.







KESIMPULAN DAN SARAN


A.       KESIMPULAN

a)      Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya.
b)      Unsur-unsur dalam kalimat meliputi :
1.      subjek (S)
2.      Predikat (P)
3.      Objek (O
4.      Pelengkap (P)
5.      Keterangan (Ket)
c)        Ciri-ciri kalimat efektif yaitu :
1.      Kesepadanan
2.      keparalelan
3.      ketegasan
4.      kehematan
5.      kecermatan
6.      kepaduan
7.      kelogisan

B.     KRITIK DAN SARAN

            Akhirnya selesailah makalah saya yang membahas tentang kalimat efektif . Sungguh, masih banyak kekurangan yang harus saya perbaiki dalam penyusunan makalh ini. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan saya mohon maaf karna yang namanya manusia tidak luput dari kesalahan dalam menulis.kritik dan saran dari pembaca akan saya tunggu. Terima kasih





DAFTAR PUSTAKA


Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Finoza, Lamuddin. 2002.. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
Alek dan H. Achmad H.P. 2010.  Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana.


Tidak ada komentar: