Jumat, 25 Maret 2016

MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

MATA KULIAH                                                                               DOSEN PEMBIMBING
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN                                                      MUKHYAR BUCHARI, MA


MAKALAH
PENGERTIAN PERKEMBANGAN

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I
EGA MULIANI
HAYATUN SAKINAH
HUSNA FADILAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DINIYAH
PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM PEKANBARU
1437 H/ 2016 M

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.. 3
BAB I. 4
PENDAHULUAN.. 4
A. LATAR BELAKANG.. 4
B. RUMUSAN MASALAH.. 5
C. TUJUAN.. 5
BAB II. 6
PEMBAHASAN.. 6
A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN.. 6
B. PROSES PERKEMBANGAN.. 7
C. ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN.. 8
D. FASE DAN TUGAS PERKEMBANGAN.. 8
E. TEORI- TEORI PERKEMBANGAN.. 16
F.HUKUM PERKEMBANGAN.. 18
BAB III. 23
KESIMPULAN DAN SARAN.. 23
A. KESIMPULAN.. 23
B.SARAN.. 23
DAFTAR PUSTAKA.. 24




KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulilah puji syukur kehadirat Allah SWT  karena berkat kasih dan sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah “Psikologi Perkembangan” yang bertemakan “Pengertian Perkembangan” ini tepat pada waktunya.  Makalah ini dimaksudkan agar kita dapat mengetahui pengertian perkembangan manusia.
Adapun penjelasan-penjelasan pada makalah ini saya ambil dari beberapa sumber buku dan website .
Penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen dan  teman-teman yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan makalah ini, akan tetapi penulis juga menyadari bahwa terdapat kekurangan didalam makalah ini. Untuk itu dengan senang hati penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Wassalamualaikum wr.wb.                                                                                                
                                                                                                                

               Pekanbaru,   Februari 2016
                        Penulis


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap organisme, baik manusia maupun hewan pasti mengalami peristiwa perkembangan pada hidupnya. Perkembangan ini meliputi seluruh bagian dengan keadaan yang dimiliki oleh organisme tersebut, baik yang bersifat konkret maupun yang bersifat abstrak. Faktor-faktor ini, pastinya berdampak positif dan juga berdampak negatif baik bagi perkembangan berdemensi psikologis maupun yang berdemensi biologis.
Dalam makalah ini,yang akan kita bahas adalah perkembangan pada manusia. Dalam mempelajari perkembangan manusia diperlukan adanya perhatian khusus mengenai hal-hal sebagai berikut:
1.    Proses pematangan, khususnya pemantangan fungsi kognitif.
2.    Proses belajar.
3.    Proses pembawaan atau bakat.
Ketiga hal ini, berkaitan erat satu sama lain. Dan saling berpengaruh dalam  perkembangan kehidupan manusia tak terkecuali para siswa sebagai peserta didik kita. Apabila fungsi kognitif, bakat dan proses belajar seorang siswa dalam keadaan positif, hampirdapat dipastikan siswa tersebut akan mengalami proses perkembangan kehidupan secara mulus. Akan tetapi, asumsi yang menjanjikan seperti ini sebenarnya belum terwujud, karena banyak faktor yang berpengaruh terhadap proses perkembangan siswa  dalam menuju cita-cita bahagianya.Proses perkembangan merupakan rentetan perubahan yang terjadi dalam perkembangan sesuatu. Prosesperkembangan pada peserta didik adalah tahapan tahapan perubahan yang dialaminya baik bersifat Jasmaniyah maupun Rohaniah. Untuk mengetahui lebih jelasnya tentang pengertian perkembangan pada manusia mari kita simak pembahasan makalah ini selanjutnya.


B. RUMUSAN MASALAH

1.    Apakah pengertian perkembangan?
2.    Apa yang dimaksud aliran Asosiasi?
3.    Apakah yang dimaksud tipologi Gestalt?
4.    Apakah yang dimaksud Aliran Sosiologis?

C. TUJUAN

1.    Untuk mengetahui pengertian perkembangan secara jelas
2.    Agar mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Aliran Asosiasi, Tipologi Gestalt dan Aliran Sosiologis
    



BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991),”perkembangan adalah perihal berkembang. Selanjutnya, kata “berkembang” Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ini berarti mekar,terbuka atau membentang;menjadi besar,luas,dan banyak serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian pikiran,pengetahuan dan sebagainya.Dengan demikian kata “berkembang” tidak saja meliputi aspek yang bersi8fat abstrak seperti pikiran dan pengetahuan, tetapi juga meliputi aspek yang bersifat konkrit.[1]
Dictionary of psychology secara luas merinci pengertian perkembangan manusia sebagai berikut :
1.    The progresive and continious change in the organism from birth to death,
Perkembangan itu merupakan perubahan yang progresif dan terus menerus dalam diri organisme sejak lahir hingga mati.
2.    Growth, Perkembangan itu berarti pertumbuhan
3.    Change in the shape integration of bodily parts into funcional parts, perkembangan berarti perubahan dalam bentuk dan penyatuan bagian-bagian yang bersifat jasmaniah kedalam bagian-bagian fungsional.
4.    Maturation or the appearance of fundamental pattern of unliarned bhvior, perkembangan itu adalah kematangan atau kemunculan pola-pola dasar tingkah laku yang bukan hasil belajar.[2]
Berdasarkan uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan adalah rentetan perubahan jasmani dan rohani manusia menuju kearah yang lebih maju dan sempurna.
Perkembangan akan berlanjut hingga manusia mengakhiri hayatnya. Dengan kata lain, penekanan arti perkembangan itu terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang disandang oleh organ-organ fisik.

B. PROSES PERKEMBANGAN

Secara umum proses dapat diartikan sebagai rentetan perubahan yang terjadi dalam perkembangan sesuatu. Adapun maksud kata proses dalam perkembangan  ialah tahapan-tahapan perubahan yang dialami seseorang, baik yang bersifat jasmani maupun yang bersifat rohaniah. Proses dalam hal ini juga berarti tahapan perubahan tingkahlaku seseorang, baik yang terbuka maupun yang tertutup.
Menurut Drs. Zulkifli L, mengatakakan berdasarkan usaha memahami psikologi perkembangan ada baiknya kita ketahui apa yang dimaksud dengan perkembangan. Mulanya kata perkembangan berasal dari biologi, kemudian pada abad ke-20 ini kata perkembangan dipergunakan oleh psikologi. Karena penggunaannya pertama-tama dalam biologi, pada masa berikutnya ada ahli-ahli yang menyebut pertumbuhan disamping kata perkembangan, bahkan ada orang yang menyebut kedua istilah itu untuk maksud yang sama. Dalam perjalanan hidupnya menjadi dewasa, perkembangan rohani itu tidak lepas dari pengaruh keturunan dan pengaruh dunia lingkungan tempat seseorang hidup dan dibesarkan.[3]
Lester D.Crow dan Arthur T. Jersild telah mengemukakan tentang perkembangan rohani yang lebih dini, yaitu perkembangan sebelum lahir. Mereka menyebut masa itu dengan prenatal atau masa konsepsi.[4]
Proses bisa juga berarti cara terjadinya perubahan dalam diri seseorang atau respon/reaksi yang ditimbulkan oleh orang tersebut. Proses perkembangan dengan pengertian seperti ini menurut Hurlock (1980) merupakan perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan (developmental changes).[5]
Secara global, seluruh proses perkembangan individu sampai menjadi diri sendiri berlangsung dalam tiga tahapan yakni :
1.    Tahapan proses konsepsi ( pembuahan sel ovum ibu oleh sel sperma ayah)
2.    Tahapan proses kelahiran ( saat keluarnya bayi dari rahim ibu kealam dunia bebas)
3.    Tahapan proses perkembangan individu bayi tersebut menjadi seorang pribadi yang khas.[6]

C. ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu lebih dahulu mengetahui
hakikat manusia yaitu bahwa padahakikatnya mausia adalah makhluk yang hidup dalam keadaan :
1.    Psikofisis yang berarti manusia adalah makhluk yang hidup dalam dua kesatuan yaitu jasmani dan rohani
2.    Sosio individual yang berarti manusia adalah makhluk yang hidup dalam dua kesatuan sosial dan individual
3.    Culturilreligius yang berarti manusia adalah makhluk yang hidup dalam  dua kesatuan, dicipta ( oleh Maha Pencipta) dan mencipta( kebudayaan ).[7]
Bila kita perhatikan sifat-sifat tersebut tampak bahwa masing-masing selalu berpasang-pasangan yang kelihatannya bertentangan satu sama lain, tetapi saling melengkapi. Seperti halnya pria dan wanita.

D. FASE DAN TUGAS PERKEMBANGAN

Fase atau tahapan perkembangan, kehidupan manusia senantiasa berlangsung seiring dengan kegiatan belajar. Tugas belajar yang muncul dalam setiap fase perkembangan merupakan keharusan universal dan idealnya berlaku secara otomatis, seperti kegiatan belajar , keterampilan, melakukan sesuatu pada fase perkembangan tertentu yang lazim terjadi pada manusia normal. Hal-hal yangmenimbulkan tugas-tugas perkembangan tersebut adalah :
1.    Karena adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu.
2.    Karena adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang sedang berkembang itu sendiri.
3.    Karena adanya tuntutan cultural masyarakat sekitar
Dalam rangka memfungsikan tahap-tahap perubahan yang menyertai perkembangannya , manusia harus belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan tertentu umpanya kebiasaan belajar berjalan dan berbicara pada rentan usia satu sampai lima tahun.
Tugas-tugas perkembangan tersebut seyogyanya selalu diperhitungkan secara cermat oleh para orangtua dan guru sebagai sesuatu yang harus terjadi secara alamiah dan tepat pada waktunya . Perhatian orangtua dan juga guru amat diperlukan mengingat keberhasilan pelaksanaan tugas perkembangan pada suatu fase akan sangat menunjang keberhasilan tugas perkembangan pada fase-fase berikutnya.
Adapun fase-fase perkembangan dan tugas-tugas yang mengiringi fase-fase tersebut adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Robert Haviguarst (1972) berikut ini.
a.    Tugas perkembangan bayi dan anak-anak
            Secara kronogis ( menurut urutan waktu), masa bayi berlangsung sejalk seorang individu manusia dilahirkan dari rahim ibunya sampai berusia sekitar satu tahun. Sedangkan masa kanak-kanak adalah masa perkembangan berikutnya, yakni dari usia setahun hingga usia sekitar lima atau enam tahun. Perkembangan biologis pada masa-masa ini berjalan pesat tetapi secara sosiologis ia masih sangat terikat oleh lingkungan keluarganya. Oleh karena itu, fungsionalisasi lingkungan keluarga pada fase ini penting sekali untuk mempersiapkan anak terjun kedalam lingkungan yang lebih luas terutama lingkungan sekolah.[8]
            Tugas-tugas perkembangan pada fase ini meliputi kegiatan belajar sebagai berikut:
1.    Belajar memakan makanan keras, misalnya mulai dengan bubur susu,bubur beras, nasi, dan seterusnya.
2.    Belajar berdiri dan berjalan, misalnya mulai dengan berpegang pada tembok atau sandaran kursi.
3.    Belajar berbicara, misalnya memulai dengan kata ibu, ayah, dan nama-nama benda sederhana yang ada disekelilingnya.
4.    Belajar mengendalikan pengeluaran benda-benda buangan dari tubuhnya, misalnya mulai dengan meludah, membuang ingus dan seterusnya.
5.    Belajar membedakan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan, dan bersopan santun seksual ;.
6.    Mencapai kematangan untuk belajar membaca dalam arti mulai siap mengenal huruf, suku kata, dan kata-kata tertulis.
7.    Belajar mengadakan hubungan emosional selain dengan ibunya,dan dengan ayah, saudara kandung,dan orang-orang disekelilingnya.
8.    Belajar membedakan antara hal-hal yang baik dengan yang buruk, juga antara hal-hal yang benar dan salah, serta mengembangkan atau membentuk kata hati (hati nurani).[9]
b. Tugas Perkembangan Fase Anak-Anak
            Fase anak-anak berlangsung pada usia 6-12 tahun. Dengan ciri-ciri utamanya sebagai berikut:
1.    Memiliki dorongan untuk keluar dari  rumah dan memasukki kelompok sebaya.
2.    Keadaan fisik yang memungkinkan/mendorong anak memasukki dunia permainanan dan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan jasmani.
3.    Memiliki dorongan mental untuk memasukki dunia konsep, logika, simbol, dan komunikasi yang luas.[10]
            Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa perkembangan kedua ini meliputi kegiatan belajar dan mengembangkan hal-hal sebagai berikut:
1.    Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain, seperti lompat jauh, lompat tinggi, mengajar, menghindari kejaran, dan seterusnya.
2.    Membina sikap yang sehat (positif) terhadap dirinya sendiri sebagai seorang individu yang sedang berkembang, seperti kesadaran tentang harga diri (self-esteerm) dan kemampuan diri (self-efficacy).
3.    Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya sesuai dengan etika moral yang berlaku di masyarakatnya.
4.    Belajar memainkan sebagai seorang pria (jika dia seorang pria) dan sebagai seorang wanita (jika dia seorang wanita).
5.    Mengembangkan dasar-dasar keterampilan membaca, menulis, dan berhitung (matematka atau aritmatika).
6.    Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan kehidupan sehari-hari.
7.    Mengembangkan kata hati, moral dan skala nilai yang selaras dengan keyakinan dan kebudayaan yang berlaku di masyarakatnya.
8.    Mengembangkan sikap objektif atau lugas baikpositif maupun negatif terhadap kelompok dan lembaga kemasyarakatan.
9.    Belajar mencapai kemerdekaan atau kebebasan pribadi atau kebebasan pribadi sehingga menjadi dirinya sendiri yang indenpen (mandiri) dan bertanggung jawab.[11]
c. Tugas Perkembangan Fase Remaja
            Masa remaja (adolesence) menurut sebagian ahli psikologi terdiri atas sub-sub masa perkembangan sebagai berikut:
1.    Sub perkembangan prepuber selama kurang lebih dua tahun sebelum masa puber.
2.    Sub perkembangan puber selama dua setengah sampai tiga setengah tahun.
3.    Sub perkembangan post-puber, yakni saat perkembangan biologis sudah lambat tapi masih terus berlangsung pada bagian-bagian organ tertentu. Saat ini merupakan akhir masa puber yang mulai menampakkan  tanda-tanda kedewasaan.[12]
            Proses perkembangan pada masa remaja lazimnya berlangsung selama kurang lebih sebelas tahun, mulai usia 12-21 pada wanita dan 13-22 tahun pada pria. Masa perkembangan remaja yang panjang ini dikenal sebagai masa yang penuuh kesukaran dan persoalan, bukan saja bagi si remaja sendiri melainkan juga bagi para orang tua, guru, dan masyarakat sekitar bahkan,tak jarang para penegak hukum pun turut di repotkan oleh ulah dan tindak tanduknya yang dipandang menyimpang.
            Mengapa demikian?
            Secara singkat jawabannya ialah karena individu remaja sedang berada dipersimpangan jalan antara dunia anak-anak dan dunia dewasa. Sehubungan dengan ini, hampir dapat dipastikan bahwa segala sesuatu yang sedang mengalami atau dalam keadaan transisi (peralihan) dari suatu keadaan ke keadaan lainnya selalu menimbulkan gejola, gonjangan, dan benturan yang kadang-kadang berakibat sangat buruk bahkan fatal (mematikan).
            Adapun tugas-tugas perkembangan masa remajapada umumnya meliputi pencapaian dan persiapan segala hal yang berhubungan dengan kehidupan masa dewasa, yakni:
1.    Mancapai pola hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya yang berbeda jenis kelamin sesuai dengan keyakinan dan etika moral yang berlaku di masyarakat.
2.    Mencapai peranan sosial sebagai seorang pria (jiak ia seorang pria) dan peranan sosial seorang wanita (jika ia seorang wanita) selaras dengan tuntutan sosial, kultural masyarakatnya.
3.    Menerima kesatuan organ-organ tubuh sebagai pria (jika ia seorang pria) dan kesatuan organ-organ sebagai wanita (jika ia seorang wanita) dan menggunakannya secara efektif sesuai dengan kodratnya masing-masing.
4.    Keinginan menerima dan mencapai tingkah laku sosial tertentu yang bertanggungjawab di tengah-tengah masyarakatnya.
5.    Mencapai kemerdekaan/kebebasan emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya dan mulai menjadi dirinya sendiri.
6.    Mempersiapkan diri untuk mencaoai karier tertentu dalam bidang kehidupan ekonomi.
7.    Mempersiapkan untuk memasukki dunia perkawinan (rumah tangga) dan kehidupan berkeluarga yakni sebagai suami dan istri.
8.    Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman bertingkah laku dan mengembangkan ideologi untuk keperluan kehidupan kewarganegaraannya.[13]
d. Tugas Perkembangan Dewasa
                    Masa dewasa awal ialah fase perkembangan saat seorang remaja mulai memasukki masa dewasa, yakni usia 21-40 tahun. Sebelum memasukki masa ini seorang remaja terlebih dahulu berada pada tahap ambang dewasa atau masa remaja akhir yang lazimnya berlangsung 21-22 tahun. Namun, menurut pengamatan para ahli, pada masa post-puber proses perkembangan organ-organ jasmaniah tertentu, meskipun sudaah sangat lamban, masih terus berlangsung hingga berusia 24 tahun.
                    Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal adalah meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.    Mulai bekerja mencari nafkah, khususnya apabila dia tidak melanjutkan karir akademik.
2.    Memilih teman atau pasangan hidup berumah tangga ( memilih calon suami atau istri).
3.    Mulai memasukki kehidupan  berumah tangga, yakni menjadi seorang suami atau istri.
4.    Belajar hidup bersama pasangan dalam suasana rumah tangga, yakni dengan istri atau suaminya.
5.    Mengelola tempaat tinggal untuk keperluan rumah tangga dan keluarganya.
6.    Membesarkan anak-anak dengan menyediakan pangan, sandang, dan papan yang cukup dan mendirikan pendidikan yang memadai.
7.    Menerima tangggung jawab kewarganegaraan sesuai dengan perundang-undangan dan tuntutan sosial yang berlaku di masyarakat umum.
8.    Menemukan kelompok sosial ( perkumpulan kemasyarakatan) yang cocok dan menyenangkan.[14]
e. Tugas Perkembangan Setengah Baya
            Masa setengah baya adalah masa yang berlangsung antara usia 40-60 tahun. Konon, dikalangan tertentu pria dan wanita yang sudah menginjak usia 40 tahun keatas sering dijuluki sebagai orang yang sedang mengalami masa pubertas kedua. Julukan ini timbul karena mereka senang lagi bersolek suka bersikap dan berbuat emosional atau mudah marah dan bahkan jatuh cinta lagi.
            Di kalangan kaum wanita biasanya  tanpa gejala depresi ( murung), cepat tersinggung, cemas dan khawatir kehilangan kasih sayang anak-anak yang sudah bereanjak dewasa. Selain  itu, wanita setengah baya juga acap kali merasa cemas akan kehilangan suami kerena monopouse (berhenti menstruasi) yang pada umumnya diiringi dengan timbulnya tanda-tanda atau garis-garis ketuaan dibagian tertentu pada tubuhnya.
            Adapun tugas-tugas perkembangan setengah baya tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Mencapai tanggung jawab sosial dan kewarganegaraan secara lebih dewasa.
2.    Membantu anak-anak yang berusia belasan tahun (khususnya anak kandungnya sendiri) agar berkembang menjadi orang-orang dewasa yang bahagia dan bertanggung jawab.
3.    Mengembangkan aktivitas dan memanfaatkan waktu luang sebaik-baiknya bersama orang-orang dewasa lainnya.
4.    Menghubungkan diri sedemikian rupa dengan perubahan-perubahan psikologis yang lazim terjadi pada masa setengah baya.
5.    Menghubungkan diri sedemikian rupa dengan pasangannya sebagai seorang pribadi yang utuh.
6.    Mencapai dan melaksanakan penampilan yang memuaskan dalam karir.
7.    Menyesuaikan diri dengan perikehidupan (khususnya dalam hal cara bersikap dan bertindak) orang-orang yang berusia lanjut.[15]
f. Tugas Perkembangan Fase Usia Tua
            Masa tua adalah fase terakhir kehidupan manusia. Masa ini berlangsung antara usia 60 sampai berhembusnya nafas terakhir ( akhir hayat). Mereka yang sudah menginjak umur 60 tahun keatas yang dalam istilah psikologi disebut “senescence” (masa tua). Biasanya ditandai oleh perubahan-perubahan kemampuan motorik yang semakin merosot.[16]
Diantara perubahan-perubahan tersebut adalah menurunnya kekuatan otot-otot tangan dan otot-otot yang menyangkut seluruh tubuh. Oleh karena itu, pada umumnya orang tau lebih cepat merasa lelah, dan untuk mengembalikan kesegaran tubuhnya dari kelelahanan itu, ia memerlukan waktu yang lebih lama dari pada ketika ia masih berusia muda.
            Tugas-tugas perkembangan pada masa tua sesuai dengan berkurangnya kekuatan dan kesehatan jasmaniah itu adalah sebagai berikut:
1.    Menyesuaikan diri dengan menurunya kekuatan dan kesehatan jasmaniahnya.
2.    Menyesuaikan diri dengan keadaan pensiun dan berkurang nya income (penghasilan).
3.    Menyesuaikan diri dengan kematian pasangannya.
4.    Membina hubungan yang tegas dengan para anggota kelompok seusianya.
5.    Membina pengaturan jasmani sedemikian rupa agar memuaskan dan sesuai dengan kebutuhannya.
6.    Menyesuaikan diri terhadap peranan-peranan sosial dengan cara yang lugas.[17]



E. TEORI- TEORI PERKEMBANGAN

1.    Aliran Asosiasi
Teori yang tertua adalah yang diajukan oleh seorang psikolog Jerman yang bernama Johan Freederische Herbart. Teorinya disebut teori assosiasi. Disebut demikian karena Herbart berpendapat bahwa seluruh proses perkembangan itu diatur dan dikuasai oleh kekuasaan hukum assosiasi. Herbart berpendapat bahwa terjadinya perkembangan adalah kerena adanya unsur-unsur yang berassosiasi. Sehingga sesuatu yang semula bersifat simpel makinlama makin banyak dn kompleks.[18]
Herbart berpendapat demikian kerena teorinya, bahwa anak baru lahir keadaan jiwanya masih bersih. Sejak alat indranya dapat menangkap sesuatu yang datang dari luar maka alat indra itu mengirimkan gambar atau tanggapan kedalam jiwanya. Makin banyak tangkapan makin banyak pula tanggapan. Di dalam jiwa,  tanggapan-tanggapan ini berassosiasi dengan sesamanya, dengan kekuatan yang dapat diukur. Tanggapan yang sejenis, dengan kekuatan yang diukur. Tanggapan yang sejenis berassosiasi dan yang tidak sejenis tolak menolak secara mekanis dan makin lama makin banyak dan inilah perkembangan itu.
2.    Tipologi Gestalt (Wilhelm Wundt)
Kira-kira setengah abad setelah Herbart dengan teori assosiasi nya menguasai dunia psikologi, muncul di Jerman para ahli yang menamakan dirinya para psikolog Modern (dengan laboratorium psikologinya) mengajukan reaksi terhadap terori Herbart.
Mereka berpendapat bahwa proses perkembangan bukan berlangsung dari sesuatu yang simpel, ke sesuatu yang kompleks melainkan berlangsung dari sesuatu yang bersifat global ( menyeluruh tetapi samar-samar) menuju semakin lama semakin jelas keadaannya. Tampak bagian-bagian dalam keseluruhan itu. Jadi dari keadaan Gestalt ke struktur. Bagian-bagian itu bukan merupakan pecahan-pecahan dari Gestalt, melainkan merupakan kesatuan-kesatuan tertentu yang baru berpaedah bila ia berada di dalam Gestalt tersebut. Ia berada ditempatnya yang spesifik dan akan merusak Gestalt bila ia dipisahkan. Seperti halnya sepeda (yang dapat dinaiki) adalah sesuatu Gestalt dari bagian-bagian yang masing-masing merupakan kesatuan: setir, roda, rantai, gir dan sebagainya. Bila salah satu bagian kesatuan itu (roda misalnya) dipisahkan maka rusaklah Gestalt sepeda itu ( tidak dapat dinaiki lagi).[19]
Jadi dengan tegas mereka berpendapat bahwa perkembangan bukan proses-proses assosiasi melainkan proses diferensiasi.
Neo-Gestalt, (Kurt Lewin) menambahkan adanya proses stratifikasi dalam proses deferensiasi. Tegasnya disamping adanyadiferensiasi yang berlangsung terus-menerus,kelanjutan diferensiasi itupun berkembang setahap demi setahap, strata demi strata.
Pada bayi, ia mengalami proses diferensiasi kemudian naik ke tahap (strata) masa kanak-kanak. Dalam masa kanak-kanak ini proses diferensiasi berjalan terus, kemudian naik ke strata masa anak . demikian seterusnya.
3. Teori  Sosialisasi (James Mark Ba Circuldwin)
Teori ini berpendapat bahwa proses perkembangan itu adalah proses sosialisasi dari sifat individualis. Dalam hal ini Baldwin terkenal dengan teori : Circulair reaction. Ia berpendapat bahwa perkembangan sebagai proses sosialisasi,adalah dalam bentuk imitasi yang berlangsung dengan adaptasi dan seleksi.
Adaptasi dan seleksi berlangsung atas dasar hukum efek (Law Of Effect).Tingkah laku pribadi seseorang adalah hasil peniruan (imitasi).
Kebiasaan,adalah imitasi terhadap diri sendiri sedang adaptasi adalah peniruan terhadap orang lain . oleh efeknya sendiri tingkah laku itu dipertahankan. Selanjutnya oleh efeknya sendiri tingkah laku itu dapat ditingkatkan faedah dan prestasinya. Dalam hal yang demikian inilah terkandung daya kreasi,sehingga manusia mampu menggunakan hasil peniruan itu sesuai dengan kebutuhannya sendiri. Teori ini mendapat dukungan dari Wstern :Bechterev dan Koffka.[20]

F.HUKUM PERKEMBANGAN

                Suatu konsepsi yang biasa bersifat deduktif, dan menunjukkan adanya hubungan ajeg (continue) serta dapat diramalkan sebelumnya antara variabel-variabel yang empirik, hal itu lazimnya disebut sebagai hukum perkembangan.[21]
       Pengertian yang utuh tentang makna dari hukum perkembangan, yaitu aturan-aturan yang bersifat mengikat yang biasanya terjadi di dalam proses tumbuh kembang manusia yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif dari mulai dari masa konsepsi sampai usia dewasa dan meninggal yang terjadi secara terus menerus.
Para pakar sepintas terlihat berbeda berbeda dalam membagi jenis-jenis hokum perkembanagan. Akan tetapi kalau kita cermati dengan seksama, sebenarnya keberagaman tersebut saling melengkapi sehingga terbentuklah teori tentang hukum-hukum perkembangan yang lebih kompleks. Dari beberapa pakar psikologi, kami simpulkan bahwa hukum-hukum perkembangan dibagi menjadi :
a. Hukum Tempo Perkembangan.
            Hukum ini mengatakan bahwa perkembangan jiwa tiap anak itu berlainan menurut temponya masing-masing. Setiap anak mempunyai tempo sendiri-sendiri, ada yang cepat (tempo singkat) ada pula yang lambat. Anak yang satu lebih cepat berjalan dibandingkan anak lainnya, anak yang lainnya lebih lambat berbicara dibandingkan lainnya. Ini menunjukkan bahwa setiap perkembangan yang dialami individu berlangsung menurut tempo (kecepatan) masing-masing.
Misalkan, bayi A mengalami pertumbuhan yang lebih dominan pada sisi verbal, misal berbicara, sementara bayi B perkembanangan berbicaranya relativ lebih lambat.
b. Hukum Irama (ritme) Perkembangan.
Perkembangan berlangsung sesuai dengan iramanya. Hukum irama berlaku untuk perkembangan setiapa orang, baik perkembangan jasmani maupun rohani, tidak selalu dialami perlahan-lahan dengan urutan-urutan melainkan merupakan gelombang-gelombang besar dan kecil yang silih berganti. Perkembangan berlangsung sesuai dengan iramanya. Irama perkembangan mengemukakan pola perkembangan yang dialami individu.



Anak yang sedang giat-giatnya belajar berjalan, kegiatan belajar berbicaranya mereda untuk sementara. Bila ia sudah dapat berjalan, kegiatan berjalan itu mereda pula untuk sementara, kemudian seluruh perhatiannya dialihkan untuk kegiatan berbicara.[22]
c. Hukum Konvergensi Perkembangan.
Pandangan pendidikan di masa lalu berpendapat bahwa hasil pendidikan yang dicapai anak selalu dihubung-hubungkan dengan status pendidikan orang tuanya. Menurut kenyataan yang ada sekarang ternyata bahwa pendapat lama itu dikuasai oleh aliran nativisme yang dipelopori oleh Schopenhauer, yang berpendapat bahwa manusia adalah hasil bentukan dari pembawaannya. Aliran ini lebih dikenal dengan istilah aliran pesimis.
Paham nativisme tidak berthan lama, karena pada abad ke-19 munculah paham baru yang dikenal denghan faham empirisme yang dipelopori oleh Jhon Locke. Ia memperkenalkan teori tabbularasa. Aliran ini sekrang lebih dikenal dengan istilah aliran optimis.
William Stern mencoba menggabungkan dua pendapat di atas kedalam hukum konvergensi yang mengatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak adalah pengaruh dari unsur lingkungan dan unsur bawaan. Proporsi dari ke dua unsur itu bervariasi. Pengaruh unsur bawaan dan lingkungan bisa sama kuatnya, atau salah satu dari unsur itu lebih kuat pengaruhnya terhadap perkembangan dibandingkan unsur yang lainnya.
d. Hukum Kesatuan Organ.
Tiap-tiap anak terdiri dari organ-organ atau anggota yang merupakan satu kesatuan, di antara organ-organ tersebut antara fungsi dan bentuknya tidak dapat dipisahkan berdiri integral, seperti halnya perkembangan kaki yang semakin besar dan panjang, harus diiringi oleh perkembangan otak, kepala, tangan dan lain-lain.
e. Hukum Hirarki Perkembangan.
Bahwa perkembangan anak tidak mungkin akan mencapai suatu fase dengan cara spontan atau sekaligus, akan tetapi melalui tahapan-tahapan atau tingkatan-tingkatan tertentu yang telah tersusun sedemikian rupa. Semisal: perkembangan pikiran atau intelek anak mesti didahului dengan perkembangan perkenalan dan pengamatan.
f. Hukum Masa Peka.
Masa peka adalah suatau masa dimana sesuatu berfungsi sedemikian baik perkembanganya. Masa peka merupakan suatu masa yang paling tepat untuk berkembang, suatu fungsi kejiwaan atau fisik seorang anak. Sebab perkembangan suatu fungsi tidak berjalan secara serempak atau bersamaan antara yang satu dengan yang lainnya, seperti halnya: masa peka untuk berjalan bagi seorang anak itu pada awal tahun kedua dan untuk berbicara sekitar akhir tahun pertama. Hal ini kalau kita cermati hamper mirip dengan hokum ritme perkembangan.
g. Hukum Memperkembangkan Diri.
Dalam perkembangan jasmani dan rohani terlihat hasrat dasar untuk mengembangkan pembawaan. Untuk anak-anak dorongan untuk mengembangkan diri dari berbentuk hasrat mengenal lingkungan, usaha belajar berjalan, kegiatan bermain dan lain-lain.
Dikalangan dewasa timbul rasa persaingan dan perasaan belum puas terhadap apa yang tercapai. Hal ini dapat dianggap sebagai dorongan mengembangkan diri.
h. Hukum Rekapitulasi.
Hukum ini mencoba menguraikan dan menjelasakan bahwa psikis anak adalah pengulangan dari sejarah singkat perkembangan manusia. Seluruh umat manusia mengalami pengulangan sejarah dalam beberapa tahun saja dan terjadi secara singkat dalam perkembangan anak.
Mengutip pendapat Zulkifli yang merumuskan pendapat Heckel (seorang ahli biologi) bahwa asal mula hukum rekapitulasi ini diperkenalkan olehnya, dan Heckel juga mengenalkan hukumbiogenetis sebagaimana dalam kutipan pendapatnya Zulkifli “Ontogenesa dalah rekapitulasi dari  Phylogenese adalah kehidupan nenek moyang suatu bangsa.[23]
Hukum rekapitulasi ini menerangkan bahwa perilaku anak merupakan pengulangan sejarah secara singkat yang dilakukan oleh kehidupan suatu bangsa yang berlangsung dengan lambat dan berabad-abad.
Jika rekapitulasi di alihkan dalam ilmu psikologi perkembangan, dapat dikatakan bahwa perkembnagan jiwa anak mengalami pengulangan sejarah kehidupan manusia secara singkat mulai dari bangsa-bangsa primitif sampai pada masa dewasa ini.
Hukum ini kelanjutan dari teori rekapitulasi yakni, perkembangan jiwa anak adalah ulangan kembali secara singkat dari perkembangan manusia di dunia dari masa dulu sampai sekarang.
Stanley Hall mengungkapkan bahwa perkembangan yang dialami seorang anak merupakan ulangan (secara cepat) sejarah kehidupan suatu bangsa yang berlangsung dengan lambat selama berabad-abad. Seperti masa memburu dan menyamun, masa ini dialami ketika anak berusia 8 tahun, yaitu anak senang menangkap binatang, senang bermain kejar-kejaran, perang-perangan. Masa menggembala, masa ini dialami anak berusia sekitar 10 tahun, misalnya anak senang memelihara binatang. Masa bercocok tanam, masa ini dialami anak berusia sekitar 12 tahun, misalnya senang berkebun, menyiram tanaman. Masa berdagang, masa ini dialami anak ketika berusia sekitar 14 tahun, misalnya senang bertukar perangko, berkirim foto.[24]
Para psikolog membagi kehidupan anak dalam hukum rekapituasi sebagai berikut:
1. Masa memburu dan menyamun
Masa-masa ini biasanya dilakukan oleh anak yang masih berusia 8 tahun, tanda-tandanya : anak sering menangkap-nangkap permainanya, panah-panahan dan menembaki binatang, bermain kejar-kejaran dan perang-perangan.
2. Masa mengembala.
Masa ini dialami ketika anak berusia 10 tahun, tanda-tandanya : anak sering memelihara binatang seperti ayam, kambing, kelinci, merpati, itik, angsa dan lain-lain
3. Masa bercocok tanam
Masa ini dialami anak saat berusia 12 tahun, tandanya : senang berkebun, menyiram bunga, menoleksi tanaman hias
4. Masa berdagang
Masa ini dialami anak ketika ia berusia 14 tahun, tandanya : anak senang tukar menukar perangko kirim foto kesahabat dan lain-lain.[25]


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan dan pemaparan pada pembahasan maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1.    Definisi perkembangan menurut konsepsi aliran asosiasi adalah pada hakikatnya perkembangan itu adalah proses asosiasi. Bagi para ahli yang mengikuti aliran ini yang primer adalah bagian-bagian, bagian-bagian ada lebih dahulu, sedangkan keseluruhan ada lebih kemudian. Bagian-bagian terikat satu sama lain menjadi suatu keseluruhan oleh asosiasi.
2.    Definisi perkembangan menurut konsepsi aliran psikologi Gestalt adalah perkembangan itu adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi itu yang primer adalah keseluruhan, sedangkan bagian-bagian adalah sekunder; bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari pada keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain, keseluruhan ada terlebih dahulu baru disusul oleh bagian-bagiannya.
3.    Definisi perkembangan menurut konsepsi aliran Sosiologis adalah suatu proses perubahan yang terjadi dalam diri individu baik fisik maupun psikis dalam rentang kehidupan individu. Dalam proses perubahan tersebut akan terjadi interaksi antara berbagai bentuk kegiatan psikis individu dengan lingkungan luar melalui sensori.

B.SARAN

Mahasiswa calon guru hendaknya menguasai konsepsi-konsepsi definisi perkembangan     menurut beberapa aliran agar dapat memahami secara teoritik dan menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip perkembangan peserta didik dalam melakukan proses perencanaan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.


DAFTAR PUSTAKA


Agus Suyasa.2014. Fisika Fun. http://agussuyasa.blogspot.co.id/2014/02/definisi-perkembangan-peserta-didik.html
Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh.2005.Psikologi Perkembangan.Jakarta:PT. Rineka Cipta
Hasan Ali.2013.Hukum-hukum Perkembangan. http://pekalonganbatiktv.blogspot.co.id/2013/04/hukum-hukum-perkembangan-dalam-psikologi.html
Sholeh Munawar, Abu Ahmadi.2005. Psikologi Perkembangan, Jakarta : PT Rineka Cipta.
Sri Purnami S. Psi.2008. Psiklogi perkembangan. Teras. Yogyakarta.
Muhibbun Syah.2010.Psikologi Pendidikan.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya
Zulkifli L.2006.Psikologi Perkembangan.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya
            2008 Psikologi Perkembangan.Bandung : Rosda Karya.






[1] Muhibbun Syah.2010.Psikologi Pendidikan.Bandung.PT.Remaja Rosdakarya.hlm:41
[2] Ibid.hlm:42
[3] Zulkifli L.2006.Psikologi Perkembangan.Bandung.PT.Remaja Rosdakarya.hlm:4
[4] Ibid.hlm:4
[5] Op.cit.hlm:47
[6] Op.cit:48
[7] Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh.2005.Psikologi Perkembangan.Jakarta.PT.Rineka Cipta.hlm:16-17
[8] Op.cit:49
[9] Op.cit:49
[10] Op.cit:50
[11] Op.cit:50
[12] Op.cit:50
[13] Op.cit:51
[14] Op.cit:52
[15] Op.cit:53
[16] Op.cit:53
[17] Op.cit:53
[18] Op.cit:17
[19] Op.cit:18
[20] Op.cit:19
[21]Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh.2005.Psikologi Perkembangan.Jakarta.PT.Rineka Cipta.hlm:23

[22] Hasan ali.2013 hukum-hukum perkembangan. (.http://pekalonganbatiktv.blogspot.co.id/2013/04/hukum-hukum-perkembangan-dalam-psikologi.html)

[23]  Zulkifli.2008 Psikologi Perkembangan.Bandung : Rosda Karya.
[24] Sholeh Munawar, Abu Ahmadi.2005.Psikologi Perkembangan.Jakarta: PT Rineka Cipta. hlm 27
[25] Sri Purnami S. Psi.2008. Psikologi perkembangan. Teras.Yogyakarta

Tidak ada komentar: