Jumat, 22 Maret 2019

MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG MENYENANGKAN


MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG MENYENANGKAN

RESUME



DISUSUN OLEH:
HAYATUN SAKINAH                   : NIMKO 1216.15.1369
HUSNA FADILAH                : NIMKO 1216.15.1368
KHAIRUL UMAM        

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DINIYAH
PEKANBARU
1439 H/2018 M

DAFTAR ISI
ABSTRAK.. 3
BAB I. 4
PENDAHULUAN.. 4
A.   LATAR BELAKANG.. 4
A.   RUMUSAN MASALAH.. 5
B.    MANFAAT PENULISAN.. 5
BAB II. 6
PEMBAHASAN.. 6
A.   PENGERTIAN PENDIDIKAN.. 6
B.    HAKIKAT PENDIDIKAN DALAM PANDANGAN ISLAM... 8
C.    MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG MENYENANGKAN.. 10
BAB III. 16
PENUTUP. 16
A.   KESIMPULAN.. 16
B.    SARAN.. 16
DAFTAR PUSTAKA.. 17




MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG MENYENANGKAN

ABSTRAK


Mewujudkan pendidikan yang menyenangkan tentu harus melihat dari tujuan pendidikan, terkhusus tujuan dari pendidikan Islam yakni menjadi hamba Allah yang taat.
Diantara beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya pendidikan yang menyenangkaan adalah adanya emosi positif  antara guru dengan siswa, adanya manajemen kelas yang baik , media-media pembelajaran yang mendukung dan yang terpenting adalah untuk mewujudkan pendidikan yang menyenangkan yang berlandaskan Islam, guru harus mampu memberi keteladanan dan contoh yang baik terhadap siswa dimanapun tempatnya.
Dalam hal ini penulis menguraikan faktor terpenting dalam pendidikan yakni guru, lingkungan intern dan ekstern serta motivasi dari diri siswa itu sendiri. Resume yang ditulis berikut berisi tentang bagaimana cara mewujudkan pendidikan yang menyenangkan, diantaranya adalah dengan  memperhatikan, melengkapi, mengevaluasi serta memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas belajar. Menciptakan strategi belajar dengan humor . Dan cara guru ataupun calon guru dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.


BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Dalam pristiwa hidup sehari-hari, banyak hal terasa jenaka dan menyenangkan, tetapi kita melewatkannya dan bahkan kurang peduli. Termasuk juga di dalam dunia pendidikan, pendidikan yang semestinya harus menyenangkan menjadi beban bagi pendidik dan anak didik. Di mana pendidik merasa rutinitas mengajar / menjadi pendidik adalah suatu yang sulit, dan memuakkan. Dan bagi anak didik belajar hanya dilakukan untuk memenuhi rutinitas hidup saja, tidak berdampak pada dirinya.
Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga mempunyai sifat konstuktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu mengadakan refleksi ilmiah tentang pendidikan tersebut, sebagai pertanggungjawaban terhadap perbuatan yang dilakukan, yaitu mendidik dan dididik.[1]
Dengan kata lain, pendidikan itu harus dibangun atas dasar yang tidak memaksa, tidak membosankan dan tidak menjadi beban. Dimana prosesnya penuh dengan keceriaan, baik dari pendidik maupun peserta didiknya.
Dalam  pandangan Islam, segala aktifitas di bumi ini, jika dilakukan karena Allah, maka aktifitas itu akan menjadi ibadah yang tercatat pahalanya.
Lalu, bagaimana cara mewujudkan pendidikan yang menyenangkan tersebut, yang dilakukan dengan prinsip Islam, yaitu pendidikan yang meningkatkan iman kepada Allah Subhana wata’ala. Yang dilakukan dengan menyenangkan dengan prinsip tidak hanya senang namun bermakna.

A.    RUMUSAN MASALAH

1.      Apakah pengertian pendidikan?
2.      Apakah hakikat pendidikan dalam Islam?
3.      Bagaimana cara mewujudkan pendidikan yang menyenangkan!

B.     MANFAAT PENULISAN

1.      Mengetahui pengertian pendidikan.
2.      Mengetahui hakikat pendidikan dalam Islam.
3.      Mengetahui cara mewujudkan pendidikan yang menyenangkan.



BAB II

PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN PENDIDIKAN

Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oelh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.[2]
Para ahli mengemukakan pengertian pendidikan, diantaranya sebagai berikut:
a.       Ahmad. D Marimba, menyatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasamani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
b.      Ki Hajar Dewantara, menyatakan bahwa pendidikan itu adalah tutunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dalpatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
c.       Menurut UU No 20 th 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Itulah pendapat para ahli tentang pendidikan, yang ternyata berbeda-beda bahasa, namun secara esensialnya (isinya) terdapat kesatuan unsur-unsur atau faktor-faktor yang terdapat di dalamnya, yaitu “bahwa pengertian pendidikan tersebut menunjukkan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan sebagainya.
Ada beberapa pengertian dasar yang perlu dipahami dalam pengertian  pendidikan yaitu, sebagai berikut:
1.      Pendidikan merupakan suatu proses terhadap anak didik berlangsung terus sampai anak didik mencapai pribadi dewasa susila. Proses ini berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pribadi dewasa susila, maka ia sepenuhnya mampu bertindak sendiri bagi kesejahteraan hidupnya dan masyarakatnya.
2.      Pendidikan merupakan perbuatan manusiawi. Pendidikan lahiar dari pergaulan antar orang dewasa dan orang yang belum dewasa dalam satu kesatuan hidup. Kedawasaan diri merupakan tujuan pendidikan yang hendak dicapai melaui perbuatan atau tindakan pendidikan.
3.      Pendidikan merupakan hubungan antarpribadi pendidik dan anak didik. Dalam pergaulan terjadi kontak atau komunikas antara masing-masing pribadi. Pendidik bertindak demi kepentingan dan keselamatan anakn didik, dan anak didik mengakui kewibawaan pendidik dan bergantung padanya.
4.      Tindakan atau perbuatan mendidik menuntun akan didik mencapai tujuan-tujuan tertentu, dan hal ini tanpa pada perubahan-perubahan dalam diri anak didik. Perubahan sebagai hasil pendidikan merupakan gejala kedewasaan yang secara terus- menerus mengalami peningkatan sampai penentuan diri atas tanggungjawab sendiri oleh anak didik atau terbentuknya pribadi dewasa  susila.[3]

Jadi, penulis dapat dipahami bahwa pendidikan adalah  usaha  yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk membangun dan mengembangkan potensi diri seseorang sebagai bekal hidupnya di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

B.     HAKIKAT PENDIDIKAN DALAM PANDANGAN ISLAM

Agama Islam adalah agama yang universal. Yang mengajarkan kepada umat manusia mengenai berbagai aspek kehidupa, baik duniawi maupun ukhrawi.[4]
Salah satu diantara ajaran Islam tersebut adalah mewajibkan kepada umat Islam untuk melaksanakan pendidikan, karena menurut agama Islam, pendidikan adalaha juga merupakan kebutuhan hidup manusia yang mutlak harus dipenuhi, demi untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Apabila kita memperhatikan ayat yang pertama kali diturunkan Alllah kepada Muhammad, yaitu Surah Al-Alaq ayat 1-5 .

ٱقۡرَØ£ۡ بِٱسۡÙ…ِ رَبِّÙƒَ ٱلَّذِÙŠ Ø®َÙ„َÙ‚َ Ù¡  Ø®َÙ„َÙ‚َ ٱلۡØ¥ِنسَٰÙ†َ Ù…ِÙ†ۡ عَÙ„َÙ‚ٍ Ù¢  ٱقۡرَØ£ۡ ÙˆَرَبُّÙƒَ ٱلۡØ£َÙƒۡرَÙ…ُ Ù£  ٱلَّذِÙŠ عَÙ„َّÙ…َ بِٱلۡÙ‚َÙ„َÙ…ِ Ù¤ عَÙ„َّÙ…َ ٱلۡØ¥ِنسَٰÙ†َ Ù…َا Ù„َÙ…ۡ ÙŠَعۡÙ„َÙ…ۡ Ù¥

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya

Dari ayat-ayat tersebut, jelaslah bahwa agama Islam mendorong umatnya agar menjadi umat yang pandai, dimulai dengan belajar baca tulis dan diteruskan dengan belajar berbahagia macam ilmu pengetahuan.
Islam mengedepankan umatnya untuk belajar juga menyuruh umatnya untuk mengajarkan ilmunya kepada orang lain. Jadi, Islam mewajibkan umatnya untuk belajar dan mengajar. Melakukan proses belajar dan mengajar adalah bersifat manusiawi, yakni sesuai dengan harkat kemanusiaannya, sebagai makhluk Homo educandus, dalam arti manusia itu sebagai makhluk yang dapat dididik kan dapat mendidik.[5]
Kesimpulannya pandangan Islam tentang pendidikan, yakni sebagai berikut:
a.       Agama Islam memerintahkan kepada umatnya untuk belajar berbagai macam ilmu pengetahuan, baik ilmu duniawi (umum) ataupun ilmu ukhrawi (agama).
b.      Bahwa Islam telah mewajibkan menuntut ilmu pengetahuan kepada seluruh kaum muslimin, baik pria maupun wanita sepanjang hidupnya, sejak lahir sampai meninggal dunia. Hal ini membuktikan bahwa Islam sejak awal sudah melatakkan dasar adanya pendidikan seumur hidup (Life long education).
c.       Di samping memerintahkan umatnya untuk belajar, juga memerintahkan umatnya untuk mengajarkan ilmunya kepada orang lain, dengan menggunakan metode pendidikan yang tepat guna sehingga dapat berhasil guna.
d.      Allah mendorong umatnya untuk belajar dan mengajar serta sangat menghargai orang yang berilmu pengetahuan, bahkan akan mengangkat martabat/derajat mereka ke tempat yang terpuji.[6]

C.    MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG MENYENANGKAN

Memperhatikan, melengkapi, mengevaluasi serta memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas belajar.
Diantara beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya pendidikan yang menyenangkaan adalah adanya emosi positif  antara guru dengan siswa, adanya manajemen kelas yang baik , media-media pembelajaran yang mendukung dan yang terpenting adalah untuk mewujudkan pendidikan yang menyenangkan yang berlandaskan Islam, guru harus mampu memberi keteladanan dan contoh yang baik terhadap siswa dimanapun tempatnya.
Emosi sangat memegang peranan penting dalam kehidupan individu, sehingga akan memberi warna pada kepribadian, aktivitas serta penampilan dan juga akan mempengaruhi kesejahteraan  dan  kesehatan mental seseorang. Emosi akan membangkitkan kegairahan atau  memotivasi seseorang dalam bertingkah laku. [7] Artinya, terbentuknya  emosi yang baik akan mempengaruhi motivasi seseorang dalam belajar. Apabila hal demikian telah terbentuk, maka dengan sendirinya pendidikan akan menjadi menyenangkan bagi siswa, dan pendididkan itupun mampu mengarahkan siswa pada tujuan pendidikan yang sebenarnya, khususnya pada tujuan pendidikan Islam.
   Menurut Zakiah Daradjat Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai. [8]  Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya, yaitu kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi "insan kamil" dengan pola taqwa. Insan kamil artinya manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup berkembang secara wajar dan normal karena taqwanya kepada Allah SWT.

Terciptanya pendidikan yang menyenangkan dipengaruhi oleh aktivitas belajar yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar yaitu :
1.      Faktor Lingkungan
Meliputi lingkungan tempat tinggal anak didik, lingkungan sekolah dan lingkungan sosial budaya.
2.      Faktor Instrumental
a.       Kurikulum
Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan unsur subtansial dalam pendidikan. Setiap guru memiliki kurikulum untuk mata pelajaran yang dipegang dan diajarkan kepada anak didik. Setiap guru harus mempelajari dan menjabarkan isi kurikulum ke dalam program yang lebih rinci dan jelas sasarannya. Sehingga dapat diketahui dan diukur dengan pasti tingkat keberhasilan belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Jadi, kurikulum dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik di sekolah. [9]
b.      Program
Setiap sekolah mempunyai program pendidikan. Program pendidikan disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan di sekolah tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Program pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia, baik tenaga, finansial, dan sarana prasarana.
[10]
c.       Sarana dan Fasilitas
Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung sekolah misalnya sebagai tempat yang strategis bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah satu persyaratan membuat suatu sekolah adalah pemilikan gedung sekolah yang di dalamnya ada ruang kelas, ruang kepala kelas, ruang dewan guru, ruang perpustakaan, ruang BP, ruang tata usaha, auditorium, dan halaman sekolah yang memadai. Semua bertujuan untuk memberikan kemudahan pelayanan anak didik.
Fasilitas mengajar merupakan kelengkapan mengajar guru yang harus dimiliki oleh setiap sekolah. Ini kebutuhan  guru yang tidak bisa dianggap ringan. Guru harus memiliki buku pegangan dan buku penunjang agar wawasan guru tidak sempit. Buku kependidikan/keguruan perlu dibaca atau dimiliki oleh guru dalam rangka peningkatan kompetensi guru. Alat peraga yang guru perlukan harus tersedia di sekolah agar guru sewaktu-waktu dapat menggunakannya sesuai dengan metode mengajar yang akan dipakai dalam penyampaian bahan pelajaran di kelas. Lengkap tidaknya fasilitas sekolah membuka peluang bagi guru untuk  lebih kreatif mengajar.
[11]
d.       Guru
 Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Kehadiran guru mutlak diperlukan di dalamnya. Guru yang profesional lebihg mengedepankan  kualitas pengajaran daripada materil orientid. Kualitas kerja lebih diutamakan daripada mengambil mata pelajaran yang bukan bidang keahliannya.
3.      Kondisi Fisiologis
Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh  terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang  kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi; mereka lekas lelah, mudah mengantuk, dan sukar menerima pelajaran.
4.      Kondisi Psikologis
Meliputi minat, kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan kognitif.

Adapun 6 faktor dasar keberhasilan dalam mencapai mutu dunia pendidikan, yakni media pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum, guru, infrastruktur, dan manajerial kepala sekolah. [12]
Oleh karenanya, untuk dapat mewujudkan pendidikan yang menyenangkan, kita harus memperhatikan, melengkapi, mengevaluasi serta memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas belajar tadi.
Dalam tulisan resensi buku “Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor”oleh Darmansyah, S.T M.Pd  menyebutkan belajar akan efektif jika peserta didik dalam keadaan gembira. Kegembiraan dalam belajar telah terbukti memberikan efek yang luar biasa terhadap capaian hasil belajar peserta didik. Keefektifan belajar erat kaitanya dengan tiga jenis otak manusia yang memproses informasi secara berbeda sesuai dengan stimulus yang diberikan dari lingkungannya. Kegembiraan dan kesenangan dalam belajar dapat diciptakan melalui berbagai cara seperti lingkungan yang yang bersih dan kondusif untuk belajar, belajar sambil rekreasi, permainan peran, iringan musik dan sebagainya. Interaksi antara guru dengan siswa dianggap faktor paling besar kontribusinya dalam membantu menciptakan suasana belajar menyenangkan. Interaksi dan komunikasi menyenangkan dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah menyisipkan humor di dalam pembelajaran. Sisipan humor yang menciptakan kesenangan belajar penuh tawa akan meningkatkan keingintahuan siswa dan mendorong mereka lebih kreatif. [13]
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas interaksi antara guru dan siswa adalah dengan menggunakna humor dalam pembelajaran. Humor telah terbukti secara empiris melalui berbagai penelitian dapat memberikan efek positif terhadap peningkatan kualitas interaksi antara guru dan siswa. Penggunaan humor dalam memperbaiki kualitas interkasi dan komunikasi juga didukung oleh teori yang memadai. [14]
 Dikutip dari tulisan Defy Apriani dalam makalah “Menciptakan Suasana Belajar yang menyenangkan Guna Meningkatkan Minat Belajar Siswa” menyebutkan beberapa cara yang dapat menjadi panduan guru ataupun calon guru dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, diantaranya[15]  :
1.   Jalinlah kedekatan dengan siswa
Pendidik harus mampu menumbuhkan kedekatan dengan anak. Kedekatan yang terjalin erat diantara keduanya menunjukkan adanya ikatan batin yang kuat. Dengan begitu, akan muncul rasa sayang, rasa untuk memperlakukan anak dengan sepenuh hati. Dan, sesuatu yang dilakukan dengan sepenuh hati akan menghasilkan sesuatu secara maksimal. Jangan lupa untuk selalu bersikap konsisten, kontinu, dan konsekuen dengan sikap yang sudah kita pilih.Eratnya hubungan antara pendidik dengan anak akan memudahkan setiap kegiatan belajar karena diantaranya sudah terjalin kedekatan dan rasa saling memiliki.
2.   Hargai setiap karya siswa
Seorang pendidik harus menghargai setiap hasil atau prestasi yang dicapai oleh anak. Prestasi tidak selalu diartikan dengan juara. Prestasi anak adalah hasil peningkatan belajar yang dicapai setiap anak, misalnya dari tidak mengerti menjadi mengerti. Memberi hadiah kepada anak merupakan salah satu cara untuk menghargai karya anak. Hadiah tidak harus berupa barang, tetapi dapat diberikan dalam bentuk apapun seperti pujian, senyum serta pelukan. Hadiah diberikan untuk memberikan kesan positif yang pada akhirnya akan meningkatkan motivasi anak dalam belajar.


3.  Pilihlah metode yang tepat dalam mengajar
Mengajar adalah kegiatan yang dinamis sepanjang zaman. Metode atau model pembelajaran harus mengikuti perkembangan zaman, seorang pendidik harus mau bersikap terbuka terhadap perubahan. Teruslah berupaya mengembangkan diri melalui berbagai cara agar kita tidak tertinggal oleh laju perkembangan zaman. Ketertinggalan seperti ini akan membuat kita tidak dapat memenuhi kebutuhan pembelajaran anak secara tepat.
4.  Menciptakan Lingkungan Kelas Yang Menarik
Lingkungan kelas adalah salah satu faktor penentu minat siswa dalam belajar. Seorang guru harus dapat mendesain lingkungan kelas agar dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Kenyamanan dan kebersihan ruangan atau lingkungan merupakan kontributor tercapainya suasana belajar yang menyenangkan. Anak juga memerlukan lingkungan untuk dapat membantu mengembangkan imajinasinya.

Demikanlah beberapa cara untuk mewujudkan pendidikan yang menyenangkan.

BAB III

PENUTUP

A.  KESIMPULAN

Ada 6 faktor dasar keberhasilan dalam mencapai mutu dunia pendidikan, yakni media pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum, guru, infrastruktur, dan manajerial kepala sekolah. Oleh karenanya, untuk dapat mewujudkan pendidikan yang menyenangkan, kita harus memperhatikan, melengkapi, mengevaluasi serta memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas belajar .
Dalam tulisan resensi buku “Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor” oleh Darmansyah, S.T M.Pd  menyebutkan belajar akan efektif jika peserta didik dalam keadaan gembira. Kegembiraan dalam belajar telah terbukti memberikan efek yang luar biasa terhadap capaian hasil belajar peserta didik. Kegembiraan dapat terwujud dengan adanya interaksi yang baik. Interaksi dan komunikasi menyenangkan dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah menyisipkan humor di dalam pembelajaran. Sisipan humor yang menciptakan kesenangan belajar penuh tawa akan meningkatkan keingintahuan siswa dan mendorong mereka lebih kreatif.
Adapun yang harus diperhatikan guru kettika mengajar yakni: Jalinlah kedekatan dengan siswa, hargai setiap karya siswa, pilihlah metode yang tepat dalam mengajar, menciptakan lingkungan kelas yang menarik

B.  SARAN

Akhirnya selesailah resume yang berjudul  tentang “Mewujudkan Pendidikan yang Menyenangkan”. Penulis menyadari jika dalam tulisan ini masih banyak kekurangan. Karena itu penulis berharap, jikapun kekurangan itu tidak sesuai dengan pembaca, harap di maafkan. Dan jika memberikan manfaat, penulis hanya  memohon do’a agar penulis tetap berada dalam kebaikan dan keistiqamahan.

DAFTAR PUSTAKA


Hasbullah.2008. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada
Rohmalina wahab. 2015. Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Syaiful Bahri Djamarah.2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Zakiyah Daradjat, dkk. 1992. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:Bumi Aksaradan Departemen Agama RI.
Zuhairini,dkk.2008.Falsafat Pendidikan Islam.Jakarta:Bumi Aksara
Belajar Humor. http://renarohinda.blogs.uny.ac.id/2017/09/14/resensi-buku-strategi-pembelajaran-menyenangkan-dengan-humor/. Diakses tanggal 21 Mei 2018 pukul 06.22.
Defy Apriani. http://defyapriani.blogspot.co.id/2014/06/makalah-menciptakan-suasana-belajar.html. Diakses tanggal 21 Mei 2018 pukul 06.25.
SR28 Jambinews.com. https://www.sr28jambinews.com/?/baca/15850/6-Faktor-Dasar-Keberhasilan-Dunia-Pendidikan#.WwCzgC2FN0v. Diakses tanggal 21 Mei 2018 pukul 06.20.


[1] Hasbullah.2008. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada. Hlm.6.
[2] Hasbullah.2008. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada.         Hlm.1.
[3] Hasbullah.2008. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada. Hlm.5-6.
[4] Zuhairini,dkk.2008.Falsafat Pendidikan Islam.Jakarta:Bumi Aksara.. Hlm.95-97.
[5] Zuhairini,dkk.2008.Falsafat Pendidikan Islam.Jakarta:Bumi Aksara. Hlm:99.
[6] Zuhairini,dkk.2008.Falsafat Pendidikan Islam.Jakarta:Bumi Aksara. Hlm.102-103.

[7] Rohmalina wahab. 2015. Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada . Hlm 165.
[8] Zakiyah Daradjat, dkk. 1992. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:Bumi Aksaradan Departemen Agama RI.  Hlm. 29.
[9] Syaiful Bahri Djamarah.2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hlm. 180-181.
[10] Ibid. Hlm.181.
[11] Ibid. Hlm.184.
[12] SR28 Jambinews.com. https://www.sr28jambinews.com/?/baca/15850/6-Faktor-Dasar-Keberhasilan-Dunia-Pendidikan#.WwCzgC2FN0v. Diakses tanggal 21 Mei 2018 pukul 06.20.
[13] Belajar Humor. http://renarohinda.blogs.uny.ac.id/2017/09/14/resensi-buku-strategi-pembelajaran-menyenangkan-dengan-humor/. Diakses tanggal 21 Mei 2018 pukul 06.22.
[14] Ibid.
[15] Defy Apriani. http://defyapriani.blogspot.co.id/2014/06/makalah-menciptakan-suasana-belajar.html. Diakses tanggal 21 Mei 2018 pukul 06.25.

Tidak ada komentar: