MAKALAH INOVASI KURIKULUM
PROSES DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENDIDIKAN
PROSES DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENDIDIKAN

DOSEN PEMBIMBING
MURSAL M.Pd.I
MURSAL M.Pd.I
Disusun oleh:
HAYATUN SAKINAH
PUTRI DIANA
HAYATUN SAKINAH
PUTRI DIANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DINIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PEKANBARU
2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Proses Keputusan Inovasi
B. Model Proses
Keputusan Inovasi
C. Tipe Keputusan Inovasi
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
Kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang mana dengan Taufiq dan
Hidayah serta Inayah-Nya,saya dapat
menyelesaikan makalah sederhana ini.
Semoga
shalawat dan salam senantiasa
dilimpahkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw dan seluruh keluarganya, para
sahabat,tabi’in,dan tabi’it-tabi’in, serta para pengikut setia Beliau hingga
akhir zaman.
Makalah
ini membahas tentang “Proses dan Pengambilan Keputusan Inovasi Pendidikan”
yang dirangkum dari beberapa sumber, dengan maksud agar memudahkan Mahasiswa dalam
mempelajari materi perkuliahan.
Semoga
dengan tersusunnya makalah ini, bisa dijadikan sebagai pelajaran dan bermanfaat
untuk kita semua, amin.
Pekanbaru, 17
Februari 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi dan informasi yang cepat dalam berbagai
aspek kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan, merupakan suatu upaya untuk
menjembatani masa sekarang dan masa yang akan datang dengan jalan pembaharuan-
pembaharuan yang cenderung mengejar efisiensi dan efektifitas.
Kata inovasi sering diterjemahkan segala hal yang baru atau
pembaharuan dan kadang kadang juga dipakai untuk menyatakan peneluan, karena
hal yang baru itu penemuan. Timbulnya inovasi dalam pendidikan disebabkan oleh
adanya persoalan dan tantangan yang perlu dipecahkan dengan pemikiran baru yang
mendalam dan progresif.
Pada hakikatnya yang menjadi sasaran menerima dan menerapkan
inovasi adalah individu atau pribadi sebagai sistem sosial (warga masyarakat).
Pemahaman tentang proses inovasi yang berorientasi pada individu tetap
merupakan dasar untuk memahami proses dalam organisasi. Salah satu elemen
difusi yang dikemukan rogers adalah “waktu”. Waktu adalah elemen yang penting
dalam proses difusi karena waktu merupakan aspek utama dalam proses komunikasi.
B. Rumusan masalah
1.
Bagaimana
pengertian proses keputusan inovasi ?
2.
Bagaimana
model proses keputusan inovasi ?
3.
Bagaimana
tipe keputusan inovasi ?
C. Tujuan
1.
Memahami
pengertian proses keputusan inovasi.
2.
Mengetahui
model proses keputusan inovasi.
3.
Mengetahui
tipe keputusan inovasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Proses Keputusan Inovasi
Proses keputusan inovasi ialah proses yang dilalui (dialami)
individu (unit pengambil keputusan yang lain), mulai dari pertama tahu adanya
inovasi, kemudian dilanjutkan dengan keputusan setuju terhadap inovasi,
penetapan keputusan menerima atau menolak inovasi, implementasi inovasi, dan
konfirmasi terhadap keputusan inovasi yang telah diambilnya. [1]
Ciri
pokok keputusan inovasi adalah dengan adanya ketidak tentuan tengtang suatu
inovasi, proses pengambilan keputusan mau tidak mau menggunakan sesuatu yang mungkin lebih bersih, lebih
hemat, lebih tahan lama, tetapi juga mungkin berbahaya. Untuk sampai pada
keputusan yang tepat menerima atau menolak suatu inovasi perlu informasi,
dengan kejelasan informasi akan mengurangi ketidak tentuan dan berani mengambil
keputusan.
B. Model Proses Keputusan Inovasi
Menurut
Roger, proses keptusan inovasi terdiri dari 5 tahap, yaitu tahap
pengetahuan, tahapan bujukan, tahapan keputusan, tahap
implementasi dan tahap konfirmasi. [2]
1.
Tahap Pengetahuan ( knowledge)
Proses
keputusan inovasi dimulai dengan tahap pengetahuan yaitu tahap pada saat
seseorang menyadari adanya suatu inovasi dan ingin tahu bagaimana fungsi
inovasi tersebut. Pengertian menyadari dalam hal ini bukan memahami tetapi
membuka diri untuk mengetahui inovasi.
Seseorang
menyadari atau membuka diri terhadap suatu inovasi tentu dilakukan secara aktif
bukan secara pasif. Misalnya seorang anak melihat ada buku baru tentang ilmu
alam yang lengkap kemudian anak tersebut tertarik untuk membelinya, maka anak
tersebut sudah mulai melakukan proses keputusan inovasi pada tahap pengetahuan,
sedangkan anak yang lainnya walau mengetahui ada buku baru tersebut dia tidak
memiliki keingintahuan untuk mempelajarinya, maka pada anak tersebut belum
terjadi proses keputusan inovasi.
Seseorang
menyadari perlunya mengetahui inovasi biasanya tentu berdasarkan pengamatan
tentang inovasi itu sesuai dengan kebutuhan, minat atau mungkin juga
kepercayaannya. Adanya inovasi menumbuhkan kebutuhan seseorang yang merasa
butuh, tetapi juga mungkin terjadi karena seseorang butuh sesuatu maka untuk
memenuhinya diadakan inovasi.
2.
Tahap Bujukan ( Persuation)
Pada tahap
persuasi dalam proses keputusan-inovasi, individu membentuk sikap yang
mendukung atau tidak mendukung terhadap inovasi. Pada tahap persuasi individu
menjadi secara lebih psikologi terlibat dengan inovasi; dia secara aktif
mencari informasi mengenai gagasan baru. Persepsi selektif penting untuk
menentukan prilaku individu pada tahap persuasi, dimana persepsi umum inovasi
pada tahap ini dikembangkan. Sifat-sifat yang ditanggapi dari suatu inovasi
sebagai manfaat relatifnya, kekompakannya, dan kekomplekannya terutama penting
pada tahap ini . Pada tahap persuasi, individu secara khusus termotivasi untuk
mencari informasi inovasi-evaluasi, yang merupakan pengurangan dalam
ketidakpastian mengenai konsekuensi-konsekuensi yang diharapkan dari inovasi.
Hasil dari tahap persuasi yang utama ialah adanya penentuan menyenangi atau
tidak menyenangi inovasi.
Diharapkan
hasil tahap persuasi akan mengarahkan proses keputusan inovasi atau dengan kata
lain ada kecenderungan kesesuaian antara menyenangi inovasi dan menerapkan
inovasi.. Namun perlu dieketahui bahwa sebenarnya antara sikap dan aktivitas
masih ada jarak. Orang menyenangi inovasi belum tentu ia menerapkan inovasi.
Ada jarak atau kesenjangan antara pengetahuan-sikap, dan penerapan.
Misalnya seorang anak tahu cara memakai motor tetapi
ia tidak pernah menggunakan motornya karena beberapa hal : ia takut akan
keramaian jalan, ia takut mengalami kecelakaan lalu lintas. Maka dari itu perlu
adanya bantuan pemecahan masalah.
3.
Tahap Keputusan (Decision)
Tahap keputusan dalam proses keputusan-inovasi
terjadi ketika individu (atau unit pembuatan keputusan lainnya) terlibat dalam
aktifitas-aktifitas yang menuntun pada pilihan untuk mengambil atau menolak
inovasi. Adopsi/pengambilan adalah keputusan untuk menggunakan penuh inovasi
sebagai rangkaian terbaik tindakan. Penolakan adalah keputusan untuk tidak
mengambil inovasi. Penting untuk diingat bahwa proses keputusan-inovasi dapat
secara logis menuntun pada keputusan penolakan seperti juga keputusan untuk
mengambil. Kenyataannya, setiap tahap dalam proses adalah titik penolakan
potensial.
Ada dua macam penolakan inovasi yaitu : ( a)
penolakan aktif artinya penolakan inovasi setelah melalui mempertimbangkan
untuk menerima inovasi atau mungkin sudah mencoba lebih dahulu, tetapi
keputusan terakhir menolak inovasi, dan ( b ) penolakan pasif artinya penolakan
inovasi dengan tanpa pertimbangan sama sekali.
Dalam pelaksanaan difusi inovasi antara :
pengetahuan , persuasi, dan keputusan inovasi sering berjalan bersamaan. Satu
dengan yuang lainnya saling berkaitan. Bahkan untuk jenis inovasi tertentu
dapat terjadi urutan : pengetahuan-keputusan inovasi-baru persuasi.
4.
Tahap Implementasi (Implementasi)
Tahap
implementasi dari proses keputusan inovasi akan terjadi apabila seseorang
menerapkan inovasi itu sendiri. Pada tahap ini berlangsung keaktifan, baik
secara mental maupun perbuatan. Keputusan penerima gagasan atau ide baru
dibuktikan dalam praktik. Pada umumnya implementasi mengikuti hasil keputusan
inovasi, namun bisa juga terjadi karena sesuatu hal sudah memutuskan untuk
menerima inovasi tanpa diikuti implementasi. Hal ini biasanya terjadi karena
fasilitas penerapan yang tidak tersedia.
Tahap
implementasi bisa berlangsung sangat lama, tergantung dari keadaan inovasi itu
sendiri. Pada umumnya suatu tanda bahwa taraf implementasi akan berakhir jika
penerapan inovasi itu sendiri sudah menjadi sesuatu yang bersifat rutin, dengan
kata lain sudah bukan sesuatu yang baru lagi. Hal-hal yang memungkinkan
terjadinya re-invesi antara inovasi yang sangat kompleks dan sukar dimengerti,
penerima inovasi kurang dapat memahami inovasi karena sukar untuk menerima agen
pembaharu, inovasi yang memungkinkan berbagai kemungkinan komunikasi, apabila
inovasi diterapkan untuk memecahkan masalah yang sangat luas, kebanggan akan inovasi
yang dimiliki oleh suatu daerah tertentu juga dapat menimbulkan reinvesi.
5.
Tahap Konfirmasi (Confirmation)
Dalam tahap
konfirmasi ini seseorang mencari penguatan terhadap keputusan yang telah
diambilnya, dan ia dapat menarik kembali keputusannya jika memang diperoleh
informasi yang bertentangan dengan informasi semula.tahap konfirmasi ini
sebenarnya berlangsung secara berkelanjutan sejak terjadi keputusan menerima
atau menolak inovasi yang berlangsung dalam waktu yang tak terbatas. Selama
dalam konfirmasi seseorang berusaha menghindari terjadinya disonasi paling
tidak berusaha menguranginya.
Dalam
hubungannya dengan difusi inovasi, usaha mengurangi disonansi dapat terjadi :
a.
Apabila seseorang menyadari akan ssesuatu
kebutuhan dan berusaha mencari sesuatu untuk memenuhi kebutuhan
misalnya dengan mencari informasi tentang inovasi hal ini pada terjadi tahap
pengetahuan dalam proses keputusan inovasi.
b.
Apabila seseorang tahu tentang inovasi dan
telah bersikap menyenagi inovasi, tersebut tetapi belum menetapkan
keputusan untuk menerima inovasi. Maka ia akan berusaha untuk menerimanya, guna
mengurangi adanya disonansi antara apa yang disenangi dan diyakini dengn apa
yang dilakukan. Hal ini terjadi pada tahap keputusan inovasi, dan tahap
implementasi dalam proses keputusan inovasi.
c.
Setelah seseorang menetapkan menerima dan
menerapkan inovasi, kemudian diajaka unuk menolaknya. Maka disonansi ini dapat
dikurangi dengan cara tidak melanjutkan penerimaan dan penerapan inovasi (
discontinuing ). Ada kemungkinan lagi seseorang telah menetapkan
untuk menolak inovasi, kemudian diajak menerimanya. Maka usaha mengurangi
disonansi dengan cara menerima inovasi ( mengubah keputusan semula ). Perubahan
ini terjadi ( tidak meneruskan inovasi atau mengikuti inovasi terlambat pada
tahap konfirmasi ).
Ketiga cara mengurangi disonansi
tersebut, berkaitan dengan perubahan tingkah laku seseorang sehingga
antara sikap, perasaan, pikiran, perbuatan sangat erat hubungannya bahkan sukar
dipisahkan karena yang satu mempengaruhi yang lain. Sehingga dalam
kenyataannya kadang-kadang sukar orang akan mengubah keputusan yang sudah
terlanjur mapan dan disenangi, walaupun secara rasional diketahui adanya
kelemahannya.
C. Tipe Keputusan Inovasi
Menurut (Ibrahim, 1988), ada beberapa tipe keputusan inovasi[3]
:
1.
Keputusan
inovasi opsional
Yaitu pemilihan menerima atau menolak inovasi, berdasarkan
keputusan yang ditentukan oleh individu atau seseorang secara mandiri tanpa
tergantung atau terpengaruh dorongan anggota system social yang lain. Meskipun
dalam hal ini individu mengambil keputusan itu berdasarkan norma system sosial
atau hasil komunikasi interpersonal dengan anggota system social yang lain.
Jadi hakikat pengertian keputusan inovasi opsional ialah individu yang berperan
sebagai pengambil keputusan untuk menerima atau menolak suatu inovasi.
2.
Keputusan
inovasi kolektif
Yaitu pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi, berdasarkan
keputusan yang dibuat secara bersama-sama berdasarkan kesepakatan antar anggota
sistem sosial. Semua anggota sistem sosial harus mentaati keputusan bersama yang
telah dibuatnya.
3.
Keputusan
inovasi otoritas
Yaitu pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi, berdasarkan
keputusan yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai
kedudukan, status, wewenang atau kemampuan yang lebih tinggi dari pada anggota
yang lain dalam suatu sistem sosial. Para anggota sistem social tersebut tidak
mempunyai pengaruh atau peranan dalam membuat keputusan inovasi, melainkan
hanya melaksanakan apa yang telah diputuskan oleh unit pengambil keputusan.
4.
Keputusan
inovasi kontingensi (contingent)
Yaitu pemilihan menerima atau menolak suatu inovasi, baru dapat
dilakukan hanya setelah ada keputusan inovasi yang mendahuluinya. Ciri pokok
dari keputusan inovasi kontingen ialah digunakannya dua atau lebih keputusan
inovasi secara bergantian untuk menangani suatu difusi inovasi, terserah yang
mana yang akan digunakan dapat keputusan opsional, kolektif atau otoritas.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Proses keputusan inovasi ialah
proses yang dilalui (dialami) individu (unit pengambil keputusan yang lain),
mulai dari pertama tahu adanya inovasi, kemudian dilanjutkan dengan keputusan
setuju terhadap inovasi, penetapan keputusan menerima atau menolak inovasi,
implementasi inovasi, dan konfirmasi terhadap keputusan inovasi yang telah
diambilnya.
Menurut Roger, proses keptusan inovasi terdiri dari 5 tahap, yaitu
tahap pengetahuan, tahapan bujukan, tahapan keputusan, tahap
implementasi dan tahap konfirmasi.
Tipe keputusan inovasi ada empat yaitu : keputusan inovasi opsional,
keputusan inovasi kolektif, keputusan inovasi otoritas, keputusan inovasi
kontingensi (contingent).
B. Saran
Akhirnya selesailah
makalah kami yang membahas tentang proses dan pengambilan keputusan inovasi
pendidikan. Sungguh, masih banyak kekurangan yang harus kami perbaiki dalam
penyusunan makalah ini. Apabila terdapat kesalahan penulisan kami mohon maaf,
kritik dan saran dari pembaca akan kami tunggu. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Udin Syaefudin . 2011 . Inovasi Pendidikan . Bandung :
Alfabeta.
Altus Baruati.
2013. Proses Keputusan Inovasi. https://plus.google.com 10318
1075309030011208/posts/Wkp5HPdUWow.
Jajang Bayu
Kelana. 2013. Proses Keputusan Inovasi. http://bayulikids
.blogspot.co.id/2013/11/proses-keputusan-inovasi.html.
[1]Udin Syaefudin
. 2011 . Inovasi Pendidikan . Bandung : Alfabeta.Hlm.35.
[2]Jajang Bayu
Kelana. 2013. Proses Keputusan Inovasi. http://bayulikids .blogspot.co.id/2013/11/proses-keputusan-inovasi.html.
[3]Altus Baruati.
2013. Proses Keputusan Inovasi. https://plus.google.com 10318 1075309030011208/posts/Wkp5HPdUWow.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar