MATA
KULIAH DOSEN
PEMBIMBING
STRA.PEMBEL
AKIDAH AKHLAK
SATRI HANDAYANI.MPDI
KLASIFIKASI STRATEGI PEMBELAJARAN
DAN KOMPONEN STRATEGI PEMBELAJARAN
Disusun Oleh:
Ririn Pratiwi
Nimko:
1216.15.1373
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DINIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
PEKANBARU
2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
klasifikasi strategi pembelajaran
B. Komponen
Strategi Pembelajaran
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum wr.wb
Alhamdulillah
puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat kasih sayangnya saya dapat
menyelesaikan makalah strategi pembelajaran akidah akhlak yang bertemakan klasifikasi strategi pembelajaran dan
komponen strategi pembelajaran ini tepat pada waktunya. Makalah ini
dimaksudkan untuk mengetahui apa saja klasifikasi dan komponen strategi
pembelajaran.
Saya
ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu saya untuk
menyelesaikan makalah ini, akan tetapi saya menyadari bahwa makalah ini tentu
tidak sempurna. Untuk itu saya senang hati menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun para pembaca. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat
untuk kita semua.
Wassalamuallaikum wr.wb
Pekanbaru,
23 Oktober 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Pada mulanya istilah strategi
digunakan dalam dunia militer dan diartikan sebagai cara pengguanaan seluruh
kekuatan militer untuk memenangkan suatu perperangan.
Istilah strategi sebagaimana banyak
istilah lainya, dipakai dalam banyak konteks dengan makna yang tidak selalu
sama. Didalam konteks belajar mengajar, strategi berarti pola umum perbuatan
guru dan peserta didik didalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Sifat umum
pola tersebut berarti bahwa macam dan urutan perbuatan yang dimaksud tampak
dipergunakan atau dipercayakan guru dan peserta didik didalam macam-macam
peristiwa belajar. Dengan demikian maka konsep strategi dalam hal ini merujuk
pada karakteristik abstrak rentetan perbuatan guru dan peserta didik didalam
peristiwa belajar mengajar. Implisit dibalik karakteristik abstrak itu adalah
rasional yang membedakan strategi yang satu dari strategi yang lain secara
fundamental. Istilah lain yang juga dipergunakan untuk maksud ini adalah
model-model mengajar. Sendangkan rentetan perbuatan guru dan peserta didik
dalam suatau pristiwa belajar mengajar aktual tertentu, dinamakan prosedur
instruksional.
B.
Rumusan masalah
1. Apa
itu klasifikasi strategi pembelajaran?
2. Apa
saja komponen strategi pembelajaran?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa klasifikasi strategi pembelajaran.
2. Untuk
mengetahui apa saja komponen strategi pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian klasifikasi strategi pembelajaran
Klasifikasi strategi pembelajaran
adalah pengelompokkan strategi pembelajaran berdasarkan segi-segi yang sejenis
yang terdapat dalam setiap strategi pembelajaran.
Strategi dapat diklasifikasikan menjadi
lima yaitu:
1. Strategi
pembelajaran langsung
Strategi pembelajaran langsung merupakan pembelajaran
yang banyak diarahkan oleh guru. Strategi ini efektif untuk menentukan
informasi atau membangun keterampilan tahap demi tahap. Pembelajaran langsung
biasanya bersifat deduktif.
Kelebihan strategi ini adalah mudah untuk direncanakan
dan digunakan, sedangkan kelemahan utamanya dalam mengembangkan
kemampuan-kemampuan, proses-proses dan sikap yang diperlukan untuk pemikiran
kritis dan hubungan interpersonal serta belajar kelompok.
Agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan
pemikiran kritis, strategi pembelajaran langsung perlu dikombinasikan dengan
strategi pembelajaran yang lain.
2. Strategi
pembelajaran tak langsung
Strategi pembelajaran tak langsung sering disebut
inkuiri, induktif, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan penemuan.
Berlawanan dengan strategi pembelajaran langsung, pembelajaran tak langsung
umumnya berpusat pada peserta didik, meskipun dua strategi tersebut dapat
saling melengkapi. Peranan guru bergeser dari seorang penceramah menjadi
fasilitator. Guru mengelola lingkungan belajar dan memberikan kesempatan
peserta didik untuk terlibat.
Kelebihan dari strategi ini antara lain:
a. Mendorong
ketertarikan dan keingintahuan peserta didik.
b. Menciptakan
alternatif dan menyelesaikan masalah.
c. Mendorong
kreatifitas dan pengembangan keterampilan interpersonal dan kemampuan yang
lain.
d. Pemahaman
yang lebih baik.
e. Mengekspresikan
pemahaman.
Sedangkan kekurangan dari pembelajaran ini adalah
memerlukan waktu panjang, outcome sulit diprediksi. Strategi pembelajaran ini
juga tidak cocok apabila peserta didik perlu mengingat materi dengan cepat.
3. Strategi
pembelajarn interaktif
Pembelajaran interaktif menekankan pada diskusi dan
sharing diantara peserta didik. Diskusi dan sharing memberi kesempatan peserta
didik untuk bereaksi terhadap gagasan, pengalaman, pendekatan dan pengetahuan
guru atau temannya dan untuk membangun cara alternatif untuk berfikir dan
merasakan.
Kelebihan strategi ini antara lain:
a. Peserta
didik dapat belajar dari temannya dan guru untuk membangun keterampilan sosial
dan kemampuan-kemampuan.
b. Mengorganisasikan
pemikiran dan membangun argumen yang
rsional.
Strategi pembelajaran interaktif memungkinkan untuk
menjangkau kelompok-kelompok dan metode-metode interaktif.
Kekurangan dari
strategi ini sangat bergantung pada kecakapan guru dalam menyusun dan
mengembangkan dinamika kelompok.
4. Strategi
pembelajaran empirik (experiential)
Pembelajaran empirik berorientasi pada kegiatan induktif,
berpusat pada peserta didik, dan berbasis aktivitas. Refleksi pribadi tentang
pengalaman dan formulasi perencanaan menuju penerapan pada konteks yang lain
merupakan faktor kritis dalam pembelajaran empirik yang efektif.
Kelebihan dari strategi ini antara lain:
a. Meningkatkan
pastisipasi peserta didik.
b. Meningkatkan
sifat kritis perserta didik.
c. Meningkatkan
analisis peserta didik, dapat menerapkan pembelajaran pada situasi yang lain.
Sedangkan
kekurangan dari strategi ini adalah penekanan hanyabpada proses bukan pada
hasil, keamanan siswa, biaya yang mahal, dan memerlukan waktu yang panjang.
5. Strategi
pembelajarn mandiri
Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang
bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan
diri. Fokusnya adalah pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik
dengan bantuan guru. Belajar mandiri juga bisa dilakukan dengan teman atau
sebagai bagian kelompok kecil.
Kelebihan
dari pembelajaran ini adalah membentuk peserta didik yang mandiri dan
bertanggung jawab. Sedangkan kekurangannya adalah peserta MI belum dewasa,
sehingga sulit menggunakan pembelajaran mandiri.[1]
B.
Komponen Strategi Pembelajaran
Proses pembelajaran terdiri dari
beberapa komponen yang satu sam lain saling berinteraksi. Komponen-komponen tersebut
antara lain:
1. Tujuan
Tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam
sistem pembelajaran. Mau dibawa kemana siswa, apa yang harus dimiliki oleh
siswa, semuanya tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Jika diibaratkan,
tujuan sama dengan komponen jantung pada sistem tubuh manusia. Oleh karenanya,
tujuan merupakan komponen yang pertama dan utama.
Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran adalah suatu
cita-cita yang bernilai normatif. Dengan perkataan lain, dalam tujuan terdapat
sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik. Nilai-nilai itu
nantinya akan mewarnai cara anak didik bersikap dan berbuat dalam lingkungan
sosilnya, baik disekolah maupun diluar sekolah.
Menurut Ny.Dr.Rroestiyah, N.K (1989:44) mengatakan bahwa
suatu tujuan pengajaran adalah deskripsi tentang penampilan murid-murid yang
kita harapkan setelah mereka mempelajarai bahan pelajaran yang kita ajarkan.
Suatu tujuan pengajaran mengatakan suatu hasil yang kita harapkan dari
pengajaran itu dan bukan sekedar suatu proses dari pengajaran itu sendiri.
2. Bahan
Pelajaran
Bahan pelajaran adalah komponen kedua dalam sistem
pembelajaran. Dalam konteks tertentu, bahan pelajaran merupakan inti dalam
proses pembelajaran. Artinya, sering terjadi proses pembelajaran diartikan
sebagai proses penyampaian materi.
Ada dua persoalan dalam penguasaan bahan pelajaran, yakni
penguasaan bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap. Penguasan bahan
pelajaran pokok adalah bahan pelajaran yang menyangkut bidang studi yang
dipegang oleh guru sesuai dengan profesinya. Sedangkan bahan pelajaran
pelengkap adalah bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan seorang guru agar
dalam mengajar dapat menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok. Pemakaian
bahan pelajaran pelengkap ini harus disesuaikan dengan bahan pelajaran pokok
yang dipegang agar dapat memberikan motivasi kepada sebagian besar atau semua
anak didik.
Menurut (kemp, 1977) bahan pelajaran umumnya merupakan
gabungan antara jenis materi yang berbentuk pengetahuan, keterampilan, dan
sikap. Dalam isi pelajaran ini terlihat masing-masing jenis pelajaran sudah
memrlukan strategi penyampaian yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam
menentukan strategi pembelajaran, guru harus terlebih dahulu memahami jenis
bahan pelajaran yang akan disampaikan agar diperoleh strategi pembelajaran yang
sesuai.
3. Kegiatan
Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam
pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam
proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua
komponen pengajaran, kegiatan belajar mengajar akan menentukan sejauh mana
tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik
terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam
interaksi itu anak didiklah yang lebih aktif, bukan guru. Guru hanya berperan
sebagai motivator dan fasilitator. Inilah sistem pengajaran yang dikehendaki
dalam pengajaran dengan pendekatan CBSA (cara belajar siswa aktif) dalam
pendidikan modern. Kegiatan belajar mengajar pendekatan CBSA menghendaki
aktivitas anak didik seoptimal mungkin. Keaktifan anak didik menyangkut kegiatan
fisik dan mental. Aktivitas anak didik bukan hanya secara individual, tetapi
juga dalam kelompok sosial. Aktivitas anak didik dalam kelompok sosial akan
membuahkan interaksi dalam kelompok. Interaksi dikatakan maksimal apabila
interaksi itu terjadi antara guru dengan semua anak didik, antara anak dengan
guru, dan antara anak didik dengan anak didik dalam rangka bersama-sama
mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Dalam kegiatan belajarvmengajar, guru sebaiknya
memperhatikan perbedaan individual anak didik, yaitu pada aspek biologis,
intelektual dan psikologis. Kerangka berpikir demikian dimaksudkan agar guru
mudah dalam melakukan pendekatan kepada setiap anak didik secara individual.
Pemahaman terhadap ketiga aspek tersebut akan merapatkan hubungan guru dengan
anak didik, sehingga memudahkan melakukan pendekatan dalam mengajar.
4. Metode
Metode adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam
menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran dan komponen yang juga mempunyai fungsi yang sangat menentukan.
Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh
komponen ini.bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponin lain, tanpa dapat di
implementasikan melalaui metode yang tepat, maka komponen-komponen tersebut
tidak akan memeliki makna dalam proses pencapaian tentujuan. Oleh karna itu
setiap guru perlu memahami secara baik peran dan fungsi metode dan strategi
dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru
tidak harus terpaku dengan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan
metode yang berfariasi agar jalalnnya pengajaran tidak membosankan, tetapi
menarik perhatian anak didik. Tetapi juga penggunaan metode yang berfariasi
tidak akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila pengginaannya tidak
tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya dan kondisi pisikologis anak
didik. Oleh karna itu, disinilah kompetensi guru diperlukan dalam memilih
metode yang tepat.
5. Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam
rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan
dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi yaitu alat sebagai
perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan, dan alat
sebagai tujuan.
Alat dapat dibagi menjadi dua macam, yatu alat dan alat
pembantu pengajaran. Yang dimaksud dengan alat adalah berupa suruhan, perintah,
larangan, dll sedangkan alat bantu pengajaran adalah berupa globe, papan tulis,
batu tulis, batu
kapur, gambar, diagram,
slide, video dan sebagainya. Alat bantu pengajaran dapat juga dikatakan sebagai
media. Hal-hal yang harus di pertimbangkan dalam memilih media adalah:
a. Ketepatan
dengan tujuan pembelajaran.
b. Dukungan
terhadap isi pelajaran.
c. Kemudahan
memperolah media.
d. Keterampilan
guru dalam menggunakannya
e. Ketersediaan
waktu menggunakannya
f. Sesuai
dengan taraf berfikir siswa.
6. Sumber
pelajaran
Belajar mengajar telah diketahui bukanlah berproses dalam
kehampaan, tetapi berproses dalam kemaknaan, didalamnya ada sejumlah nilai yang
disampaikan kepada anak didik. Nilai-nilai tidak datang dengan sendirinya
tetapi terambil dari berbagai sumber guna dipakai dalam proses belajar
mengajar. Jadi menurut ( Drs.Udin sari winataputra,M.A dan Drs.Rustana
adiwinata, 1991:165 ) yang dimaksud dengan sumber bahan belajar adalah segala
sesuatu yang dapat di pergunakan sebagai tempat di mana bahan pengajaran
terdapat atau asal untuk belajar seseorang. Denga demikian, sumber belajar itu
merupakan bahan/materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal
baru bagi sipelajar. Sebab pada hakikatnya belajar adalah untuk mendapatkan
hal-hal baru ( perubahan ). Dalam mengemukakan sumber belajar ini para ahli
sepakat bahawa segala sesuatu dapat di pergunakan sebagai sumber belajar sesuai
dengan kepentingan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Macam-macam
sumber sumber belajar sebagai berikut:
a. Manusia
( dalam keluarga,sekolah,dan masyarakat ).
b. Buku,perpustakaan,bahan
materi
c. Media
masa
d. Alam
lingkungan
e. Alat
pengajaran atau perlengkapan
f. Museum
g. Aktifitas
yang meliputi: pengajaran berprogram,simulasi,karya wisata,sistem pengajaran
modul.
7. Evaluasi
Evaluasi merupakan komponen terahir dalam sistem proses
pembelajaran. Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa
dalam proses pembelajaran, tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru
atas kenerjanya dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui evaluasi kita dapat
melihat kekurangan dalam pemanfaatn berbagai kompone sistem pembelajara.
Pengertian dari evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan
data seluas luasnya, sedalalm dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas
siswa guna mengetahi sebab akibat dan
hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar. Dari
pengertian itu, tujuan evaluasi dapat dilihat dari 2 segi yaitu:
a. Tujuan
umum
1) Mengumpulkan
data data yang membuktikan taraf kemajuan murid dalam mencapai tujuan yang
diharapkan.
2) Memungkinkan
pendidik/guru menilai aktivitas /pengalaman yang didapat.
3) Menilai
metode mengajar yang dipergunakan
b. Tujuan
khusus
1) Merangsang
kegiatan siswa
2) Menemukan
sebab-sebab kemajuan atau kegagalan
3) Memberikan
bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan dan bakat siswa yang
bersangkutan
4) Memperoleh
bahan laporan tentang perkembangan siswa yang diperlukan orang tua dan lembaga
pendidikan
5) Untuk
memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metode mengajar
Evaluasi
dapat memberikan manfaat bagi guru dan siswa, maka evaluasi mempunyai fungsi
sebagai berikut:
a. Untuk
memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses
belajar mengajar, serta mengadakan perbaikan program bagi murid
b. Untuk
memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil belajar dari setiap
murid
c. Untuk
menentukan murid didalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat
kemampuan yang dimiliki oleh murid
d. Untuk
mengenal latar belakang murid yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar yang
timbul
Evaluasi
sebagai alat untuk melihat keberhasilan pencapaian tujuan dapat dikelompokkan
kedalam dua jenis yaitu:
a. Tes
1) Digunakan
untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek
kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran
2) Tes
harus memiliki dua kriteria yaitu kriteria validitas dan kriteria reliabilitas
3) Tes
hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes kelompok dan tes individual
b. Non
tes
1) Alat
evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai aspek tingkah laku termasuk
sikap, minat dan motivasi
2) Jenis-jenis
non tes: observasi, wawancara, studi kasus, skala sikap.[2]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Klasifikasi strategi pembelajaran
adalah pengelompokkan strategi pembelajaran berdasarkan segi-segi yang sejenis
yang terdapat dalam setiap strategi pembelajaran.
Strategi dapat dilasifikasikan
menjadi 5 yaitu:
1. Strategi
pembelajaran langsung
2. Strategi
pembelajaran tak langsung
3. Strategi
pembelajaran interaktif
4. Strategi
pembelajaran empirik
5. Strategi
pembelajaran mandiri
Macam-macam komponen strategi
pembelajaran antara lain:
1. Tujuan
2. Bahan
pelajaran
3. Kegiatan
belajar mengajar
4. Metode
5. Alat
6. Sumber
pelajaran
7. Evaluasi
B.
Saran
Akhirnya selesai makalah saya yang
membahas tenntang klasifikasi strategi pembelajaran dan komponen strategi
pembelajaran. Sunggu, masih banyak kekurangan yang harus saya perbaiki dalam
penyusunan makalah ini. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan saya mohon
maaf, kritik dan saran dari pembaca akan saya terima, terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
https://sites.google.com/site/pendidikansekitar
kita/komponen-strategi-pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar