Jumat, 22 Maret 2019

Strategi Pembelajaran Al-qur’an Hadis


Nama   : Hayatun Sakinah
Nimko : 1216.15.1369
Makul  : Strategi Pembelajaran Al-qur’an Hadis

RANGKUMAN METODE PEMBELAJARAN
1.    Model Pembelajaran Kooperatif
Model Pembelajaran Kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Diantara manfaat dari penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif adalah :
a.    Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.
b.    Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.
c.    Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai – nilai sosial dan komitmen.
d.   Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau  egois.
e.    Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif.
f.     Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas
2.    Model Pembelajaran Konstektual
Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa berkerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Salah satu metode yang bisa digunakan dalam model pembelajaran konstektual ini adalah metode demonstrasi/peragaan.
3.    Model Pembelajaran Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, namun dapat pula dari siswa kepada guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Sadirman (1987: 120) yang mengartikan bahwa metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada murid, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.
Lebih lanjut dijelaskan pula oleh Sudirman (1987: 119) menyatakan bahwa metode tanya jawab ini dapat dijadikan sebagai pendorong dan membuka jalan pikiran bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut (dalam rangka belajar) kepada berbagai sumber belajar sepert buku, majalah, surat kabar, kamus, ensiklopedia, laboratorium, alam, masyarakat, video dan lain sebagainya.
4.    Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demonstrasi adalah metode yang efektif, karena membantu siswa dalam mencari tahu jawaban melalui usaha sendiri berdasarkan data dan fakta yang ada. Model pembelajaran dengan demonstrasi merupakan penyajian pelajaran lewat peragaan dan menunjukkan kepada siswa mengenai suatu hal, proses, atau benda tertentu, baik benda yang sebenarnya maupun hanya sekadar benda tiruan.
Walaupun demikian, dalam metode penyajiannya guru juga memberikan penjelasan lewat lisan. Meski siswa hanya memperhatikan ketika proses demonstrasi, namun demonstrasi bisa juga menyajikan materi pelajaran lebih konkret. Metode demonstrasi bisa dipakai dalam mendukung keberhasilan metode pembelajaran lainnya seperti inkuiri dan ekspositori.
5.    Metode Mengajar Beregu
Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut.
Sistem regu banyak macamnya, sebab untuk satu regu tidak senantiasa guru secara formal saja, tetapi dapat melibatkan orang luar yang dianggap perlu sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan.
Beberapa hal yang penting menjadi perhatian pada pelaksanaan metode sistem regu (Team Teaching), yaitu.
a.    Program pembelajaran harus disusun oleh tim tersebut, hal ini dimaksudkan agar tujuan yang hendak dicapai benar-benar terarah dan jelas berdasarkan tugas masing-masing guru pada team tersebut.
b.    Topik pembahasan dibagi oleh setiap guru dalam penyampaiannya, hal ini dimaksudkan agar penyampaian materi pelajaran yang disampaikan lebih terarah.
c.    Hindari terjadinya jam bebas (kosong) karena ketidak hadiran salah seorang anggota team.
6.    Model Pembelajaran Pemecahan Masalah
Model Pembelajaran Berbasis Masalah diartikan sebagai pembelajaran yang menggunakan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari yang bersifat terbuka untuk diselesaikan oleh peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar mandiri, dan membangun atau memperoleh pengetahuan baru. . Pemilihan masalah nyata tersebut dilakukan atas pertimbangan kesesuaiannya dengan pencapaian kompetensi dasar.
Adapun  langkah-langkah metode pembelajaran masalah (problem solving) sebagai berikut:
a. Adanya masalah yang dipandang penting;
b. Merumuskan masalah;
c.  Analisa hipotesa;
d. Mengumpulkan data;
e. Analisa data;
f.  Mengambil kesimpulan
g. Aplikasi (penerapan) dari kesimpulan yang diperoleh; dan
h. Menilai kembali seluruh proses pemecahan masalah
7.    Metode Imlak/Dikte
Metode imla’ disebut juga metode dikte atau metode menulis. Dimana guru membacakan pelajaran, dengan menyuruh siswa untuk mendikte/menulis di buku tulis.. Dan imla’ dapat juga berlaku ,dimana guru menuliskan materi pelajaran imla’ dipapan tulis , dan setelah selesai diperlihatkan kepada siswa . Maka materi imla’ tersebut  kemudian dihapus , dan menyuruh siswa untuk menuliskannya kembali dibuku tulisnya.
Adapun macam-macam metode imla’ yaitu,
a.    Al-imla’ al- manqul: peserta didik menulis bagian dari buku atau apa yang tertulis dipapan tulis setelah dibaca,dipahami,serta dieja kalimat-kalimatnya.
b.    Al-imla’ al-mandzur : pemaparan beberapa kalimat kepada peserta didik dengan cara membaca dan memahaminya kemudian ditutup dan diejakan.  Dalam imla’ ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ,antara lain : bertahap dalam memberikan tema dari segi uslub,panjang pendeknya serta ma’nanya ; memberikan evaluasi terhadap peserta didik setiap saat dengan tema-tema yang terdiri dari berbagai kalimat yang tercetak dalam pemikiran mereka., mengulang-ulang latihan untuk kesempurnaan evaluasi.
c.    Al-imla’ al-istima’i yaitu peserta didik mendengarkan potongan kata setelah pembahasan kalimat.
d.   Al-imla’ al-ikhtibari (latihan) yaitu dengan tujuan sebagai neraca timbangan seberapa besar kemampuan peserta didik.
8.    Metode Simulasi
Sebagai metode pembelajaran, simulasi bisa diartikan sebagai cara menyajikan pengalaman belajar melalui penggunaan suasana dalam bentuk tiruan atau bukan sungguhan dengan tujuan memberi pemahaman mengenai teori, prinsip, atau keahlian tertentu. Simulasi bisa dipakai sebagai metode dalam mengajar namun dengan asumsi bahwa tidak semua proses pembelajaran bisa dilaksanakan secara langsung di objek yang sungguhan. Gladi resik adalah salah satu contoh bentuk simulasi.
Metode simulasi memiliki tujuan, di antaranya yaitu; melatih suatu keterampilan baik yang sifatnya profesional maupun untuk kegiatan sehari-hari, mendapatkan pemahaman mengenai sebuah teori maupun prinsip, melatih mencari solusi, belajar aktif lebih ditingkatkan, siswa diberi motivasi untuk belajar, siswa dilatih menghadapi suatu masalah secara bersama-sama dalam suatu kelompok, kreatif siswa ditumbuhkan, dan untuk menanamkan sikap toleransi terhadap sesama teman.


Tidak ada komentar: