MAKALAH SEJARAH PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM
MUHAMMAD ABDUH DAN PEMIKIRANNYA TENTANG PENDIDIKAN ISLAM
MUHAMMAD ABDUH DAN PEMIKIRANNYA TENTANG PENDIDIKAN ISLAM

DOSEN PEMBIMBING
TAUFIK HELMI, MA
TAUFIK HELMI, MA
HAYATUN SAKINAH
NIMKO : 1216.15.1369
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DINIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PEKANBARU
2016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PEKANBARU
2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Riwayat Hidup Muhammad Abduh
B. Perjalanan
Intelektual Muhammad Abduh
C. Pemikiran Muhammad Abduh
Tentang Pendidikan Islam
D. Karya-Karya Muhammad Abduh
Tentang Pendidikan Islam
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
Kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang mana dengan Taufiq dan
Hidayah serta Inayah-Nya,saya dapat
menyelesaikan makalah sederhana ini.
Semoga
shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw
dan seluruh keluarganya, para sahabat,tabi’in,dan tabi’it-tabi’in, serta para
pengikut setia Beliau hingga akhir zaman.
Makalah
ini membahas tentang “Muhammad Abduh dan Pemikirannya Tentang Pendidikan Islam”yang
dirangkum dari beberapa sumber, dengan maksud agar memudahkan Mahasiswa dalam
mempelajari materi perkuliahan.
Semoga
dengan tersusunnya makalah ini, bisa dijadikan sebagai pelajaran dan bermanfaat
untuk kita semua, amin.
Pekanbaru, 26 September 2016
Hayatun Sakinah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Muhammad Abduh termasuk
salah satu pembaharu agama dan sosial di Mesir pada abad ke 20 yang pengaruhnya
sangat besar di dunia Islam .Dialah penganjur yang sukses dalam membuka pintu
ijtihad untuk menyesuaikan Islam dengan tuntutan zaman modern.
Di dunia Islam Ia terkenal dengan pembaharuannya di bidang keagamaan.Disamping
Ia dikenal sebagai pembaharu dibidang keagamaan
dan pergerakan (politik) ,Ia juga sebagai pembaharu dibidsang pendidikan
Isalam,dimana Ia pernah menjabat Syekh atau rektor Universitas AlAzhar di Cairo
Mesir.Pada masa menjabat rektor inilah Ia mengadakan pembaharuan-pembaharuan di
Universitas tersebut ,yang pengaruhnya sangat luas di dunia Islam.Dan usaha
–usaha pembaharuan inilah yang akan dibahas dalam makalah ini.
Dalam makalah ini saya akan mengutarakan tentang riwayat hidup dari
Muhammad Abduh, perjalanan intelektualnya,pemikirannya tentang
pendidikan islam serta karya Muhammad Abduh tentang pendidikan islam.
B. Rumusan masalah
1.
Bagaimana riwayat hidup Muhammad Abduh?
2.
Bagaimanaperjalanan intelektual Muhammad Abduh?
3.
Bagaimana pemikiran tentang pendidikan islam menutut Muhammad
Abduh?
4.
Apa-apa saja karya Muhammad Abduh tentang pendidikan islam?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui riwayat hidup Muhammad Abduh?
2.
Untuk mengetahui perjalanan intelektual Muhammad Abduh?
3.
Untuk mengetahui pemikiran tentang pendidikan islam menutut
Muhammad Abduh?
4.
Untuk mengetahui karya Muhammad Abduh tentang pendidikan islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Riwayat Hidup
Muhammad Abduh
Nama lengkapnya adalah
Muhammad ‘Abduh Hasan Khairullah. Tokoh ini akrab dipanggil dengan sebutan
muhammad abduh. Ia dilahirkan di sebuah kampung bernama Mahallat Nasr, Syubra
Khit, provinsi Al-Bahirah, Mesir pada tahun 1266 H (1849). Ayahnya berasal dari
Turki yang telah lama tinggal di Mesir, sedangkan ibunya adalah orang Arab,
yang menurut riwayat, silsilah ibunya sampai pada Umar bin Khattab ra.[1]
Muhammad Abduh
meninggal pada 11 Juli 1905. Keluarganya terkenal berpegang teguh pada ilmu dan
agama. Sejak berusia 12 tahun, ia sudah hafal al-Qur’an . Muhammad Abduh adalah
seorang sarjana, mufti ,’alim, teolog, dan pembaru.[2]
B. Perjalanan
Intelektual Muhammad Abduh
Pendidikan Muhammad
‘Abduh di mulai dengan belajar menulis dan membaca di rumah.Setelah beliau hafal kitab suci Al-qur’an pada tahun 1863 ayahnya mengirimnya ke
Thamta untuk meluruskan bacaan dan tajwid di masjid
al-Ahmadi. Namun karena
metode pelajaran tidak sesuai yang diberikan gurunya seperti membiasakan
menghapal istilah nahwu atau fiqh akhirnya Muhammad ‘Abduh kembali ke Mahallat Nasr dengan tekad tidak
akan kembali lagi belajar.Tentang pengalamannya ini ‘Abduh menceritakan: “Satu
setengah tahun saya belajar di mesjid Syeikh Ahmad dengan tak mengerti suatu
apapun. Ini adalah karena metodenya yang salah. Guru-guru mulai mengajak
kita untuk menghapal istilah-istilah tentang nahwu dan fiqh yang tak kita
ketahui artinya, guru tak merasa penting apa kita meengetahui atau tidak
mengerti istilah-istilah itu.” Inilah salah satu yang melatarbelakangi
‘Abduh ingin mengadakan pembaruan dalam bidang pendidikan.
Sayyid Qutub
mengambarkan situasi dan kondisi masyarakat tempat Muhammad ‘Abduh hidup
sebagai masyarakat yang kaku, beku, menutup rapat-rapat pintu ijtihad serta
mengabaikan peranan akal dalam memahami syari'at. Sementara, di Eropa khususnya, kehidupan
masyarakat sangat mendewakan akal, terlebih setelah
penemuan-penemuan ilmiah yang sangat mengagumkan ketika itu.
Tahun 1866 ‘Abduh
meninggalkan isteri dan keluarganya menuju Kairo untuk belajar di Al-Azhar.
Tiga tahun kemudian, ketika Jamaluddin al-Afghani datang ke Mesir tahun 1871 M, Muhammad ‘Abduh giat
belajar dan mendengar segala ide pembaharuan darinya. ‘Abduh
mulai memperluas studinya sampai meliputi ilmu filsafat dan ilmu
sosial serta politik. Afghani adalah seseorang yang aktif memberikan dorongan kepada murid-murid untuk menghadapi intervensi
Eropa di negeri mereka dan pentingnya melihat umat Islam sebagai umat yang
satu. ‘Abduh memutar jalur hidupnya dari tasawuf yang bersifat pantang dunia ,
lalu memasuki dunia aktivisme sosio-politik.
Abduh menyelesaikan
studinya pada tahun 1877, dan mengajar pertama kali di Al-Azhar. Puncak karir
Muhammad ‘Abduh dalam pembaharuannya, terutama di bidang pendidikan adalah
ketika ia ditugaskan menjadi seorang mufti pertama Mesir. Posisi ini
diperolehnya pada 03 Juni 1899 M.
Beliau meninggal pada tanggal 11 Juli 1905. Banyaknya orang yang memberikan
hormat di Kairo dan Alexandria, membuktikan betapa besar penghormatan orang kepada dirinya.
Meskipun ‘Abduh mendapat serangan sengit karena pandangan dan tindakannya yang
reformatif, namun Mesir dan Islam merasa kehilangan atas meninggalnya seorang pemimpin yang
terkenal lemah lembut dan mendalam spiritualnya.
C. Pemikiran
Muhammad Abduh Tentang Pendidikan Islam
Pemikirannya
dalam bidang pendidikan lebih banyak difokuskan pada masalah menghilangkan
dikotomi pendidikan, mengembangkan kelembaagaan pendidikan , pengembangan
kurikulum dan metode pengajaran. Beberapa gagasan dan pemikirannya ini dapat
dikemukakan secara singkat sebagai berikut :
1. Menghilangkan dikotomi pendidikan
Menurut Muhammad Abduh , bahwa diantara faktor yang
membawa kemunduran dunia islam adalah karena adanya pandangan dikotomis yang
dianut oleh umat islam, yakni dikotomi atau mempertentangkan antara ilmu agama dan ilmu umum. Berbagai lembaga
pendidikan islam didunia pada umumnya hanya mementingkan ilmu agama, dan kurang
mementingkan ilmu umum. Menurut Muhammad Abduh , corak pendidikan yang demikian
itu lebih banyak berdampak negatif dalam dunia pendidikan. sistem madrasah lama
akan menghasilkan ahli ilmu agama,
sedangkan sekolah pemerintah mengeluarkan tenaga ahli yang tidak mempunyai visi
dan wawasan keagamaan . Keadaan ini mirip dengan yang terjadi di Indonesia
tahun 70-an. Yakni pada waktu itu madrasah yang bernaung dibawah Departemen (
sekarang Kementrian ) Agama hanya mengajarkan ilmu agama, sedangkan sekolah
yang berada di bawah Kementrian Pendidikan Nasional kurang mementingkan agama.
Untuk
mengatasi masalah dikotomi yang demikian itu, Muhammad Abduh mengusulkan agar
dilakukan lintas disiplin ilmu antar kurikulum madrasah dan sekolah, sehingga
jurang pemisah antara kaum ulama dan ilmuan modern akan hilang. Gagasannya ia terapkan di Universitas
Al-Azhar yaitu dengan melakukan penataan kembali struktur pendidikan di
Al-Azhar , yang kemudian dilanjutkan pada sejumlah lembaga pendidikan yang
berada di Thanta,Dassus,Dimyat, Iskandariyah dan lain-lain. Dengan usahanya
ini, Muhammad Abduh berharap berbagai lembaga pendidikan di berbagai negara
lainnya akan mengikutinya, karena Universitas Al-Azhar pada saat itu adalah
lambang dan panutan pendidikan Islam di Mesir khususnya, dan di dunia Islam
pada umumnya.
2. Pengembangan
Kelembagaan Pendidikan.
Dalam
upaya mengembangkan kelembagaan pendidikan, Muhammad Abduh mendirikan sekolah
menengah pemerintah untuk menghasilkan tenaga ahli dalam berbagai bidang yang
dibutuhkan yaitu bidang administrasi,militer,kesehatan,perindustrian dan
sebagainya. Melalui berbagai lembaga pendidikan ini, Muhammad Abduh berupaya
memasukkan pelajaran agama, sejarah dan kebudayaan islam.
Selain
itu , pada madrasah-madrasah yang berada di bawah naungan al-Azhar Muhammad
Abduh mengajarkan Ilmu Manthiq , Falsafah dan Tauhid. Hal inimerupakan gagasan
baru, karena sebelumnya al-Azhar memandang ilmu manthiq dan falsafah itu
sebagai barang haram. Selain itu, dirumahnya Muhammad Abduh juga mengajarkan
kitab Tahzib al-Akhlaq karangan Ibn Miskawaih , serta kitab sejarah peradaban
Eropa yang telah diterjemahkan kedalam bahasa arab., karangan seorang Perancis
dengan judul al-Tuhfat al adaabiyah fi Tarikh Tamaddun al-Mamalik al-Awribiyah.
3. Pengembangan Kurikulum
Muhammad
Abduh melakukan pengembangan kurikulum Sekolah Dasar,Sekolah Menengah dan
Kejuruan, serta Universitas al-Azhar. Pengembangan tersebut secara singkat
dapat dikemukakan sebagai berikut.
a. Pengembangan Kurikulum Sekolah Dasar
Menurut
Muhammad Abduh bahwa dasar pembentukan jiwa agama hendaknya dilakukan sejak
masa kanak-kanak. Oleh karena itu, mata pelajaran agama agar dijadikan
pelajaran wajib pada semua mata pelajaran. Pandangan ini mengacu pada anggapan bahwa ajaran islam merupakan dasar pembentukan
jiwa dan pribadi muslim. Dengan
memiliki jiwa dan pribadi muslim, maka rakyat Mesir akan memiliki jiwa kebersamaan dan
nasionalisme yang selanjutnya dapat
menjadi dasar bagi pengembangan sikap
hidup yang lebih baik dan sekaligus
dapat meraih kemajuan.
b. Pengembangan Kurikulum Sekolah Menengah dan Sekolah Kejuruan
Pengembangan kurikulum Sekolah Menengah dan Sekolah
Kejuruan dilakukan dengan memasukkan mata pelajaran Manthiq dan Falsafah yang sebelumnya tidak boleh diajarkan. Selain
itu, dimasukkan pula pelajaran tentang
sejarah dan peradaban islam dengan tujuan agar umat islam mengetahui berbagai kemajuan dan keunggulan yang pernah dicapai dunia islam dimasa silam, sebagai pemicu bagi
lahirnya kebanggaan terhadap islam serta semangat untuk membangun kembali
kejayaan umat islam .
c. Pengembangan Kurikulum Universitas Al-Azhar
Pengembangan
kurikulum Universitas Al-Azhar dilakukan dengan cara menyesuaikan kebutuhan
masyarakat pada waktu itu dengan para lulusan pendidikan , yakni orang-orang
yang dapat berpikir kritis, komprehensif,progresif, dan seimbang tentang ajaran
islam , yaitu para ulama yang intelek, dengan kata lain menjadi ulama yang
modern. Berkaitan dengan ini, maka Muhammad
Abduh mengusulkan untuk dimasukkannya
mata kuliah filsafat, logika, dan ilmu pengetahuan modern kedalam kurikulum
Universitas Al-Azhar.
4. Pengembangan Metode Pengajaran
Menurut
Muhammad Abduh bahwa metode pengajaran
yang selama ini hanya mengandalkan hafalan perlu dilengkapi dengan metode yang
rasional dan pemahaman. Dengan demikian, disamping para siswa menghafal suatu bahan pelajaran, juga dapat memahaminya
dengan kritis , objektif dan komprehensif . Berkenaan dengan ini, Muhammad
Abduh mengusulkan agar menghidupkan
kembali metode munadzarah (diskusi) dalam
memahami pengetahuan dan menjauhkan diri
dari metode taklid buta terhadap para ulama . selain itu ia juga mengembangkan kebebasan ilmiah
dikalangan mahasiswa Al-Azhar . Ia juga menjadikan bahasa arab yang selama ini
hanya merupakan ilmu yang tidak
berkembang menjadi ilmu yang
berkembang yang dapat dipergunakan untuk
menerjemahkan teks-teks pengetahuan
modern ke dalam bahasa arab .
Disamping
itu, Muhammad Abduh juga membuat sebuah
metode yang sistematis dalam menafsirkan
Al-Qur’an dengan berpedoman pada lima
prinsip sebagai berikut . Pertama,
menyesuaikan berbagai peristiwa yang ada
dalam masyarakat dengan nash-nash al-qur’an; kedua, menjadikan
al-qur’an sebagai sebuah kesatuan ;
ketiga, menjadikan surat sebagai
dasar untuk memahami ayat ;
keempat, menyederhanakan bahasa penafsiran al-qur’an dan kelima,
tidak mengabaikan berbagai peristiwa sejarah yang menyertai turunnya ayat-ayat al-qur’an .[3]
D. Karya-Karya Muhammad Abduh Tentang Pendidikan
Islam
Muhammad Abduh
adalah seorang pemikir muslim dari Mesir, dan salah
satu penggagas gerakan modernisme Islam.Ia belajar tentang filsafat dan logika
di Universitas
Al-Azhar, Kairo, dan juga
murid dari Jamaluddin
al-Afghani, seorang
filsuf dan pembaru yang mengusung gerakan Pan Islamisme untuk menentang penjajahan Eropa di
negara-negara Asia dan Afrika.
Muhammad Abduh
diasingkan dari Mesir selama enam tahun sejak 1882, karena
keterlibatannya dalam Pemberontakan Urabi. Di Lebanon, Abduh sempat
giat dalam mengembangkan sistem pendidikan Islam. Pada tahun 1884, ia pindah ke
Paris, dan bersalam
al-Afghani menerbitkan jurnal Islam The Firmest Bond.
Salah satu
karya Abduh yang terkenal adalah buku berjudul Risalah at-Tawhid yang
diterbitkan pada tahun 1897.
Pemikirannya
banyak terinspirasi dari Ibnu Taimiyah, dan pemikirannya banyak menginspirasi
organisasi Islam, salah satunya Muhammadiyah, karena ia berpendapat, Islam akan maju bila
umatnya mau belajar, tidak hanya ilmu agama, tapi juga ilmu sains.
Di antara
karya tulisnya yang terkenal adalah:
1. Tafsir Juz Amma
2. Tafsir Al-Qur an Hakim, yang
diteruskan oleh muridnya, Muhammad
Rasyid Ridha
3. Risalah At Tauhid
4. Banyak memberi tambahan dalam
kitab-kitab, salah satunya Limaza taakhkhara Islam wa taqaddama ghairuhum,
karya Syakib Arsalan.[4]
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Nama lengkapnya adalah Muhammad ‘Abduh
Hasan Khairullah. Tokoh ini akrab dipanggil dengan sebutan muhammad
abduh. Keluarganya
terkenal berpegang teguh pada ilmu dan agama. Sejak berusia 12 tahun, ia sudah
hafal al-Qur’an . Muhammad Abduh adalah seorang sarjana, mufti ,’alim, teolog,
dan pembaru.
Beberapa gagasan dan pemikiran Muhammad Abduh ini dapat dikemukakan secara singkat sebagai
berikut :
1. Menghilangkan dikotomi pendidikan
2. Pengembangan Kelembagaan Pendidikan.
3.
Pengembangan Kurikulum
4.
Pengembangan Metode Pengajaran
B. Saran
Akhirnya selesailah
makalah saya yang membahas tentang
“Muhammad Abduh dan Pemikirannya Tentang Pendidikan Islam “. Sungguh, masih
banyak kekurangan yang harus saya perbaiki dalam penyusunan makalah ini.
Apabila terdapat kesalahan penulisan saya mohon maaf, kritik dan saran dari
pembaca akan saya tunggu. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata.
2013. Pemikiran Pendidikan Islam & Barat . Jakarta : Rajawali Pers.
Suwito dan
Fauzan.2005.Sejarah Sosial Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana.
Toto Suharto.2014.Filsafat Pendidikan
Islam .Yogyakarta : Ar-ruzz Media.
Wikipedia.
2016. Muhammad Abduh. https://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Abduh.
[1]Toto Suharto.2014.Filsafat Pendidikan Islam .Yogyakarta.Ar-ruzz
Media. Hlm 215
[2]Suwito
dan Fauzan.2005.Sejarah Sosial Pendidikan Islam. Jakarta. Kencana. Hlm
87-88
[3]Abuddin
Nata. 2013. Pemikiran Pendidikan Islam & Barat . Jakarta . Rajawali
Pers. Hlm 308-312.
[4]Wikipedia.
2016. Muhammad Abduh. https://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Abduh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar