MAKALAH KURIKULUM PAI
HAKEKAT KURIKULUM
HAKEKAT KURIKULUM

DOSEN PEMBIMBING
BAKTIAR NASUTION,M.Pd.I
BAKTIAR NASUTION,M.Pd.I
DISUSUN OLEH :
HAYATUN SAKINAH
NIRM: 1216.15.1369
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DINIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PEKANBARU
2016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PEKANBARU
2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
B. Fungsi Kurikulum
C. Peranan Kurikulum
D. Kurikulum Ideal ,Aktual dan Tersembunyi
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
Kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang mana dengan Taufiq dan
Hidayah serta Inayah-Nya,saya dapat
menyelesaikan makalah sederhana ini.
Semoga
shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw
dan seluruh keluarganya, para sahabat,tabi’in,dan tabi’it-tabi’in, serta para
pengikut setia Beliau hingga akhir zaman.
Makalah
ini membahas tentang “Hakekat Kurikulum”yang dirangkum dari beberapa
sumber, dengan maksud agar memudahkan Mahasiswa dalam mempelajari materi perkuliahan.
Semoga
dengan tersusunnya makalah ini, bisa dijadikan sebagai pelajaran dan bermanfaat
untuk kita semua, amin.
Pekanbaru, 20 September 2016
Hayatun Sakinah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak yang harus
ditempuh oleh seorang pelari. Suatu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk
mencapai titik akhir dari suatu perjalanan. Dalam perspektif kebijakan
pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa: “Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
Isi kurikulum
hakikatnya terdiri atas bahan-bahan pengajaran dan berbagai pengalaman yang
diperlukan dalam tercapainya tujuan pendidikan. Dengan adanya tuntutan untuk
memenuhi hal tersebut, para perencana kurikulum sering kali mengalami berbagai
kesulitan dalam menyusun dan merencanakan isi kurikulum yang relevan dengan
tujuan yang hendak dicapai. Kesulitan tersebut adalah terjadinya
perubahan-perubahan dalam segala bidang, yang semakin berkembang setiap waktunya,
yaitu perubahan dalam bidang sosial, ekonomi,
budaya, politik, dan yang lainnya yang terus berkembang dari tahun ke tahun dan
tidak dapat diimbangi dengan arif dan bijaksana. Oleh karena itu lembaga
sekolah dituntut untuk selalu mengembangkan segala bidang yang ada, tidak lain
kurikulum itu sendiri. Pembentukan kurikulum yang ideal
dan aktual sangat dibutuhkan para siswa dalam menghadapi tantangan yang telah
disebutkan di atas, tidak lain agar mereka semua bisa mengimbangi kemajuan
zaman dengan kemajuan intelektual.
Dalam makalah ini penulis mencoba menjelaskan tentang hakekat kurikulum yang berisi
pengertian,peran dan fungsi kurikulum, kurikulum ideal, aktual dan
tersembunyi .
B. Rumusan masalah
1.
Apa pengertian dari
kurikulum?
2.
Apa fungsi kurikulum?
3.
Apa peranan kurikulum ?
4.
Apa
itu kurikulum ideal, kurikulum aktual dan
kurikulum tersembunyi?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari kurikulum
2.
Untuk mengetahuifungsi kurikulum
3.
Untuk mengetahuiperanan kurikulum
4.
Untuk mengetahui yang
dimaksud dari kurikulum
ideal, kurikulum aktual dan kurikulum tersembunyi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum bukan
berasal dari bahasa Indonesia ,tetapi berasal dari bahasa Latin yang kata
dasarnya adalah currere, secara harfiah berarti lapangan perlombaan
lari. Lapangan tersebut ada batas start dan batas finish. Dalam
lapangan pendidikan pengertian tersebut dijabarkan bahwa bahan belajar sudah
ditentukan secara pasti dari mana mulai diajarkannya dan kapan diakhiri,dan
bagaimana cara untuk menguasai bahan agar dapat mencapai gelar.[1]
Definisi kurikulum menurut UU Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tertuang dalam pasal 1 butir 19 sebagai
berikut:
“Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”
Dulu kurikulum
pernah diartikan sebagai Rencana Pelajaran, yang terbagi menjadi rencana
pelajaran minimum dan rencana pelajaran terurai. Dalam kenyataannya di sekolah
rencana pelajaran tersebut tidak semata-mata hanya membicarakan proses
pengajaran saja, bahkan yang dibahas lebih luas lagi yaitu, mengenai masalah
pendidikan.
Akibat dari
berbagai perkembangan, terutama perkembangan masyarakat dan kemajuan teknologi,
konsep kurikulum selanjutnya juga menerobos pada dimensi waktu dan tempat.
Artinya mengambil bahan ajar dan berbagai pengalaman belajartidak hanya
terbatas pada waktu sekarang saja, tetapi juga memperhatikan bahan ajar dan
berbagai pengalaman belajar pada waktu lampau dan yang akan datang.
Dengan demikian
kurikulum itu merupakan program pendidikan bukan program pengajaran, yaitu
program yang direncanakan diprogramkan dan dirancangkan yang berisi berbagai
bahan ajar dan pengalaman belajar baik yang berasal dari waktu yang lalu,
sekarang maupun yang akan datang. Berbagai bahan ajar tersebut direncanakan
secara sistematik, artinya direncanakan dengan memperhatikan keterlibatan
berbagai faktor pendidikan secara harmonis. Berbagai bahan ajar yang dirancang
tersebut harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku sekarang, diantaranya
harus sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, GBHN, UU SISDIKNAS, PP No. 27 dan 30,
adat istiadat dan sebagainya. Program tersebut akan dijadikan pedoman bagi
tenaga pendidik maupun peserta didik dalam pelaksanaan proses pembelajaran agar
dapat mencapai cita-cita yang diharapkan sesuai dengan yang tertera pada tujuan
pendidikan.
Jadi
kurikulum ialah suatu program pendidikan
yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan,
direncanakan dan dirancangkan secara sistematik atas norma-norma yang berlaku
yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan
peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
B. Fungsi
Kurikulum
Pada
dasarnya kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum
berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi kepala
sekolah dan pengawas, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan
supervise atau pengawasan. Bagi orang tua, kurikulum berfungsi sebagai pedoman
dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum berfungsi
sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses
pendidikan di sekolah. Sedangkan bagi siswa, kurikulum berfungsi sebagai suatu
pedoman belajar.
Berkaitan
dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat enam fungsi
kurikulum, yaitu:
1.
Fungsi
Penyesuaian,mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifat well adjusted yaitu mampu
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan
sosial. Lingkungan itu sendiri senantiasa mengalami perubahan dan bersifat
dinamis. Oleh karena itu, siswa pun harus memiliki kemampuan untuk menyesuaikan
diri dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya.
2.
Fungsi
Integrasi, mengandung makna bahwa kurikulum sebagi alat pendidikan harus mampu
menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh. Siswa pada dasarnya merupakan anggota
dan bagian integral dari masyarakat. Oleh karena itu, siswa harus memiliki
kepribadian yang dibutuhkan untuk dapat hidup dan berintegrasi dengan
masyarakatnya.
3.
Fungsi
Diferensiasi, mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa. Setiap siswa
memiliki perbedaan, baik dari aspek fisik maupun psikis yang harus dihargai dan
dilayani dengan baik.
4.
Fungsi
Persiapan, mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu
mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya.
Selain itu, kurikulum juga diharapkan dapat mempersiapkan siswa untuk dapat
hidup dalam masyarakat seandainya karena sesuatu hal, tidak dapat melanjutkan
pendidikannya.
5.
Fungsi
Pemilihan, mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih program-program belajar yang
sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
6.
Fungsi
Diagnostik, mengandung makna bahwa kurikulum sebagi alat pendidikan harus mampu
membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima kekuatan
(potensi) dan kelemahan yang dimilikinya. [2]
C. Peranan
Kurikulum
Kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah atau madrasah memiliki
peranan yang sangat strategis dan menentukan pencapaian tujuan pendidikan.
Apabila di rinci secara lebih mendetail terdapat tiga peranan yang dinilai
sangat penting, yaitu peranan konservatif, peranan kreatif dan peranan kritis
atau evaluatif.[3]
1.
Peranan
Konservatif. Peranan Konservatif menekankan bahwa kurikulum dapat dijadikan
sebagai sarana untuk mentransmisikan nilai-nilai warisan budaya masa lalu yang
dianggap masih relevan dengan masa kini kepada generasi muda, dalam hal ini
para siswa. Peranan konservatif ini pada hakikatnya menempatkan kurikulum yang
berorientasi ke masa lampau. peranan ini sifatnya menjadi sangat mendasar,
disesuaikan dengan kenyataan bahwa pendidikan pada hakikatnya merupakan proses
sosial. Salah satu tugas pendidikan yaitu memengaruhi dan membina siswa sesuai
dengan nilai-nilai sosial yang hidup di lingkungan masyarakatnya.
2.
Peranan
Kreatif. Pengembangan ilmu pengetahuan dan aspek-aspek lainnya senantiasa
terjadi seriap saat. peranan kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu
mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan
kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan masa mendatang. Kurikulum
harus mengandung hal-hal yang dapat membantu setiap siswa mengembangkan semua potesi
yang ada pada dirinya untuk memperoleh pengetahuan-pengetahuan baru,
kmampuan-kemampuan baru, serta cara berpikir baru yang dibutuhkan dalam
kehidupannya.
3.
Peranan
Kritis dan Evaluatif. Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa
nilai-nilai dan budaya yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami
perubahan, sehingga pewarisan nilai-nilai dan budaya masa lalu kepada siswa
perlu disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada masa sekarang. Selain itu,
perkembangan yang terjadi pada masa sekarang dan masa mendatang belum tentu
sesuai dengan apa yang dibutuhkan . Oleh karena itu, peranan kurikulum tidak
hanya mewariskan nilai dan budaya yang ada atau menerapkan hasil perkembangan
baru yang terjadi, melainkan juga memiliki peranan untuk menilai dan memilih
nilai dan budaya serta pengetahuan baru yang akan diwariskan tersebut. Dalam
hal ini, kurikulum harus turut aktif berpartisipasi dalam control atau filter
sosial. Nilai-nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan dan tuntutan
masa kini dihilangkan dan diadakan modifikasi atau penyempurnaan-penyempurnaan.
D. Kurikulum
Ideal ,Aktual dan Tersembunyi
Kurikulum ideal, yaitu
kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal, sesuatu yang dicita-citakan
sebagaimana yang tertuang di dalam dokumen kurikulum.
Kurikulum aktual,
yaitu kurikulum yang dilaksanakan dalam proses pengajaran dan pembelajaran.
Kenyataan pada umumnya memang jauh berbeda dengan harapan. Namun demikian,
kurikulum aktual seharusnya mendekati dengan kurikulum ideal. Kurikulum dan
pengajaran merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan. Kurikulum merujuk
kepada bahan ajar yang telah direncanakan yang akan dilaksanakan dalam jangka
panjang. Sedang pengajaran merujuk kepada pelaksanaan kurikulum tersebut secara
bertahap dalam belajar mengajar.
Jadi, Kurikulum ideal
adalah kurikulum yang diharapkan dapat dilaksanakan dan berfungsi sebagai acuan
atau program guru dalam proses belajar mengajar. Karena kurikulum ini menjadi
pedoman bagi guru maka kurikulum ini juga disebut kurikulum formal atau
kurikulum tertulis (written curriculum).
Namun dalam prakteknya pelaksanaan kurikulum ideal mengalami beberapa hambatan
dalam pelaksanaanya. Diantaranya adalah sarana dan prasarana, kemampuan guru
serta kebijaksanaan sekolah/kepala sekolah. Karena hal tersebut maka guru hanya
bisa melakukan kurikulum sesuai dengan keadaan yang ada. Inilah yang disebut
kurikulum Aktual. Semakin jauh jarak antara kurikulum ideal dengan aktual maka
dapat diperkirakan makin buruklah kualitas pendidikan di sekolah tersebut
demikian juga sebaliknya.
Kurikulum tersembunyi adalah kejadian yang tak di duga yang terjadi pada saat pelaksanaan
kurikulum ideal ke dalam kurikulum aktual. Kejadian yang tak terduga ini bisa
berasal dari pengaruh guru, kepala sekolah, tenaga administrasi, atau bahkan
dari peserta didik itu sendiri. Misalkan pada pelajaran biologi, siswa diberi
referensi buku biologi lain yang berbahasa Inggris. Dengan begitu siswa secara
tidak langsung juga mengasah kemampuan Bahasa Inggrisnya selain kemampuan Biologi.
Implemnetasi kurikulum
adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan
dalam tahap sebelumnya, kemudian diuji coba dengan pelaksanaan dan pengelolaan,
dengan senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik
peserta didik, baik perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya.
Adapun tahapan
implementasi kurikulum mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu:
1.
Pengembangan program, mencakup program tahunan,
semester, bulanan, mingguan, dan harian. Selain itu ada juga program bimbingan
dan konseling atau program remedial.
2.
Pelaksanaan pembelajaran, pada hakikatnya
pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya,
sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Tugas guru yang
paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya
perubahan perilaku bagi peserta didik tersebut.
3.
Evaluasi, proses yang dilaksanakan sepanjang proses
pelaksanaan kurikulum semester serta penilaian akhir formatif dan sumatif mencakup
penilaian keseluruhan secara utuh untuk keperluan evaluasi pelaksaaan
kurikulum.
Dengan tahap-tahap tersebut akan tercapai
tujuan-tujuan kegiatan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Hal itu secara
otomatis akan meningkatkan pemanfaatan dan penerapan kurikulum baik yang ideal
maupun aktual.
Istilah
teknis
1.
Kurikulum
ideal adalah kurikulum yang di harapkan dapat di capai dan dilaksanakan oleh
guru da siswa, dinamakan juga sebagai kurikulum potensial.
2.
Kurikulum
aktual adalah kurikulum yang hanya dapat dilaksanakan oleh guru dan siswa
sesuai dengan kenyataan yang ada, dinamakan juga sebagai kurikulum yang nyata.
3.
Kurikulum
tersembunyi, adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi proses dan hasil
pendidikan dinamakan juga hidden curriculum
Uraian
1. Kurikulum ideal yaitu kurikulum yang diharapkan dapat dilaksanakan
dan berfungsi sebagai acuan atau pedoman guru dalam proses belajar dan
mengajar. oleh karena itu kurikulum ideal merupakan pedoman bagi guru, maka
maka kurikulum ini juga dinamakan kurikulum formal atau kurikulum tertulis
(written curriculum). contoh dari kurikulum ini adalah kurikulum sebagai suatu
dokumen seperti kurikulum SMU 1989,kurikulum SD 1975 yang berlaku pada tahun
itu dan lain sebagainya.
2.
Kurikulum
aktual yaitu kurikulum yang secara real dapat dilaksanakan oleh guru sesuai
dengan keadaan dan kondisi yang ada.. kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi
pelaksanaan kurikulum aktual diantaranya adalah sarana yang tersedia disekolah,
kemampuan sumberdaya manusia khususnya guru dan kebijakan-kebijakan sekolah.
3.
Kurikulum
tersembunyi yaitu segala sesuatu yang tidak direncanakan atau tidak
diprogramkan yang dapat mempengaruhi perubahan prilaku siswa. segala segala
sesuatu yang dapat mempengaruhi itu bisa adat istiadat,kebudayaan,kebiasaan dan
sebagainya termasuk prilaku guru dan organisasi kelas.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kurikulum ialah suatu program pendidikan yang berisikan
berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan
dirancangkan secara sistematik atas norma-norma yang berlaku yang dijadikan
pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik
untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum ideal yaitu kurikulum yang diharapkan dapat dilaksanakan
dan berfungsi sebagai acuan atau pedoman guru dalam proses belajar dan
mengajar. oleh karena itu kurikulum ideal merupakan pedoman bagi guru, maka
maka kurikulum ini juga dinamakan kurikulum formal atau kurikulum tertulis
(written curriculum). contoh dari kurikulum ini adalah kurikulum sebagai suatu
dokumen seperti kurikulum SMU 1989,kurikulum SD 1975 yang berlaku pada tahun
itu dan lain sebagainya.
Kurikulum aktual yaitu kurikulum yang secara real dapat
dilaksanakan oleh guru sesuai dengan keadaan dan kondisi yang ada.. kondisi-kondisi
yang dapat mempengaruhi pelaksanaan kurikulum aktual diantaranya adalah sarana
yang tersedia disekolah, kemampuan sumberdaya manusia khususnya guru dan
kebijakan-kebijakan sekolah.
Kurikulum tersembunyi yaitu segala sesuatu yang tidak direncanakan
atau tidak diprogramkan yang dapat mempengaruhi perubahan prilaku siswa. segala
segala sesuatu yang dapat mempengaruhi itu bisa adat
istiadat,kebudayaan,kebiasaan dan sebagainya termasuk prilaku guru dan
organisasi kelas.
B. Saran
Akhirnya
selesailah makalah saya yang membahas tentang Hakekat Kurikulum. Sungguh, masih
banyak kekurangan yang harus saya perbaiki dalam penyusunan makalah ini.
Apabila terdapat kesalahan penulisan saya mohon maaf, kritik dan saran dari
pembaca akan saya tunggu. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Dakir.2010. Perencanaan
& Pengembangan Kurikulum. Jakarta. PT Rineka Cipta.
Tim
pengembangan MKDP.2011. Kurikulum & pembelajaran . Jakarta .Rajawali
pers.
Andra saputra.
2014.KurikulumIdeal, Aktual dan Tersembunyi.
http://andraputraa.blogspot.co.id/2014/03/kurikulum-ideal-aktual-dan-tersembunyi.html.
http://andraputraa.blogspot.co.id/2014/03/kurikulum-ideal-aktual-dan-tersembunyi.html.
Blogger.2009.http://chabiq.blogspot.co.id/2009/12/kurikulum-ideal-aktual-dan-tersembunyi.html.
[1]Dakir.2010.Perencanaan
& Pengembangan Kurikulum. Jakarta. PT Rineka Cipta. Hlm 2
[2]Tim
pengembangan MKDP.2011. Kurikulum & pembelajaran . Jakarta .Rajawali
pers. Hlm 9-10
[3]Ibid.
Hlm 10-12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar