MEWUJUDKAN
PENDIDIKAN YANG MENYENANGKAN
RESUME
DISUSUN
OLEH:
HAYATUN SAKINAH : NIMKO 1216.15.1369
HUSNA FADILAH :
NIMKO 1216.15.1368
KHAIRUL UMAM
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DINIYAH
PEKANBARU
1439
H/2018 M
DAFTAR ISI
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
A. RUMUSAN MASALAH
B. MANFAAT PENULISAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN
B. HAKIKAT PENDIDIKAN DALAM PANDANGAN ISLAM
C. MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG MENYENANGKAN
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG MENYENANGKAN
ABSTRAK
Mewujudkan pendidikan yang menyenangkan tentu harus
melihat dari tujuan pendidikan, terkhusus tujuan dari pendidikan Islam yakni
menjadi hamba Allah yang taat.
Diantara beberapa faktor yang mempengaruhi
terbentuknya pendidikan yang menyenangkaan adalah adanya emosi positif antara guru dengan siswa, adanya manajemen
kelas yang baik , media-media pembelajaran yang mendukung dan yang terpenting
adalah untuk mewujudkan pendidikan yang menyenangkan yang berlandaskan Islam,
guru harus mampu memberi keteladanan dan contoh yang baik terhadap siswa
dimanapun tempatnya.
Dalam hal ini penulis menguraikan faktor terpenting
dalam pendidikan yakni guru, lingkungan intern dan ekstern serta motivasi dari
diri siswa itu sendiri. Resume yang ditulis berikut berisi tentang bagaimana
cara mewujudkan pendidikan yang menyenangkan, diantaranya adalah dengan memperhatikan, melengkapi, mengevaluasi serta memperbaiki
faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas belajar. Menciptakan strategi belajar dengan humor . Dan
cara guru ataupun calon guru dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam pristiwa hidup sehari-hari,
banyak hal terasa jenaka dan menyenangkan, tetapi kita melewatkannya dan bahkan
kurang peduli. Termasuk juga di dalam dunia pendidikan, pendidikan yang
semestinya harus menyenangkan menjadi beban bagi pendidik dan anak didik. Di
mana pendidik merasa rutinitas mengajar / menjadi pendidik adalah suatu yang
sulit, dan memuakkan. Dan bagi anak didik belajar hanya dilakukan untuk
memenuhi rutinitas hidup saja, tidak berdampak pada dirinya.
Pendidikan merupakan fenomena
manusia yang fundamental, yang juga mempunyai sifat konstuktif dalam hidup
manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu mengadakan refleksi ilmiah
tentang pendidikan tersebut, sebagai pertanggungjawaban terhadap perbuatan yang
dilakukan, yaitu mendidik dan dididik.[1]
Dengan kata lain, pendidikan itu
harus dibangun atas dasar yang tidak memaksa, tidak membosankan dan tidak
menjadi beban. Dimana prosesnya penuh dengan keceriaan, baik dari pendidik
maupun peserta didiknya.
Dalam pandangan Islam, segala aktifitas di bumi
ini, jika dilakukan karena Allah, maka aktifitas itu akan menjadi ibadah yang
tercatat pahalanya.
Lalu, bagaimana cara mewujudkan
pendidikan yang menyenangkan tersebut, yang dilakukan dengan prinsip Islam,
yaitu pendidikan yang meningkatkan iman kepada Allah Subhana wata’ala. Yang
dilakukan dengan menyenangkan dengan prinsip tidak hanya senang namun bermakna.
A.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah
pengertian pendidikan?
2.
Apakah
hakikat pendidikan dalam Islam?
3.
Bagaimana
cara mewujudkan pendidikan yang menyenangkan!
B.
MANFAAT PENULISAN
1.
Mengetahui
pengertian pendidikan.
2.
Mengetahui
hakikat pendidikan dalam Islam.
3.
Mengetahui
cara mewujudkan pendidikan yang menyenangkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN PENDIDIKAN
Dalam arti sederhana pendidikan
sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai
dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya,
istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan
yang diberikan dengan sengaja oelh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.
Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang
atau kelompok orang lain agar agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup
atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.[2]
Para ahli mengemukakan pengertian
pendidikan, diantaranya sebagai berikut:
a.
Ahmad.
D Marimba, menyatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara
sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasamani dan rohani si terdidik
menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
b.
Ki
Hajar Dewantara, menyatakan bahwa pendidikan itu adalah tutunan di dalam hidup
tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dalpatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya.
c.
Menurut
UU No 20 th 2003
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
Itulah pendapat para ahli tentang pendidikan, yang ternyata
berbeda-beda bahasa, namun secara esensialnya (isinya) terdapat kesatuan unsur-unsur
atau faktor-faktor yang terdapat di dalamnya, yaitu “bahwa pengertian
pendidikan tersebut menunjukkan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan
yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan
dan sebagainya.
Ada beberapa pengertian dasar yang perlu dipahami dalam
pengertian pendidikan yaitu, sebagai
berikut:
1.
Pendidikan
merupakan suatu proses terhadap anak didik berlangsung terus sampai anak didik
mencapai pribadi dewasa susila. Proses ini berlangsung dalam jangka waktu
tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pribadi dewasa susila, maka ia
sepenuhnya mampu bertindak sendiri bagi kesejahteraan hidupnya dan
masyarakatnya.
2.
Pendidikan
merupakan perbuatan manusiawi. Pendidikan lahiar dari pergaulan antar orang
dewasa dan orang yang belum dewasa dalam satu kesatuan hidup. Kedawasaan diri
merupakan tujuan pendidikan yang hendak dicapai melaui perbuatan atau tindakan
pendidikan.
3.
Pendidikan
merupakan hubungan antarpribadi pendidik dan anak didik. Dalam pergaulan
terjadi kontak atau komunikas antara masing-masing pribadi. Pendidik bertindak
demi kepentingan dan keselamatan anakn didik, dan anak didik mengakui
kewibawaan pendidik dan bergantung padanya.
4.
Tindakan
atau perbuatan mendidik menuntun akan didik mencapai tujuan-tujuan tertentu,
dan hal ini tanpa pada perubahan-perubahan dalam diri anak didik. Perubahan
sebagai hasil pendidikan merupakan gejala kedewasaan yang secara terus- menerus
mengalami peningkatan sampai penentuan diri atas tanggungjawab sendiri oleh
anak didik atau terbentuknya pribadi dewasa
susila.[3]
Jadi, penulis
dapat dipahami bahwa pendidikan adalah usaha
yang dilakukan secara sadar dan terencana
untuk membangun dan mengembangkan potensi diri seseorang sebagai bekal hidupnya
di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
B.
HAKIKAT PENDIDIKAN DALAM
PANDANGAN ISLAM
Agama Islam adalah agama yang
universal. Yang mengajarkan kepada umat manusia mengenai berbagai aspek
kehidupa, baik duniawi maupun ukhrawi.[4]
Salah satu diantara ajaran Islam
tersebut adalah mewajibkan kepada umat Islam untuk melaksanakan pendidikan,
karena menurut agama Islam, pendidikan adalaha juga merupakan kebutuhan hidup
manusia yang mutlak harus dipenuhi, demi untuk mencapai kesejahteraan dan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Apabila kita memperhatikan ayat yang pertama kali diturunkan Alllah
kepada Muhammad, yaitu Surah Al-Alaq ayat 1-5 .
ٱقۡرَØ£ۡ بِٱسۡÙ…ِ رَبِّÙƒَ ٱلَّذِÙŠ Ø®َÙ„َÙ‚َ Ù¡ Ø®َÙ„َÙ‚َ ٱلۡØ¥ِنسَٰÙ†َ Ù…ِÙ†ۡ عَÙ„َÙ‚ٍ Ù¢ ٱقۡرَØ£ۡ ÙˆَرَبُّÙƒَ ٱلۡØ£َÙƒۡرَÙ…ُ Ù£ ٱلَّذِÙŠ عَÙ„َّÙ…َ بِٱلۡÙ‚َÙ„َÙ…ِ Ù¤ عَÙ„َّÙ…َ ٱلۡØ¥ِنسَٰÙ†َ
Ù…َا Ù„َÙ…ۡ ÙŠَعۡÙ„َÙ…ۡ Ù¥
1. Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu Yang menciptakan
2. Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Maha Pemurah
4. Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam
5. Dia mengajar kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya
Dari ayat-ayat tersebut, jelaslah
bahwa agama Islam mendorong umatnya agar menjadi umat yang pandai, dimulai
dengan belajar baca tulis dan diteruskan dengan belajar berbahagia macam ilmu
pengetahuan.
Islam
mengedepankan umatnya untuk belajar juga menyuruh umatnya untuk mengajarkan
ilmunya kepada orang lain. Jadi, Islam mewajibkan umatnya untuk belajar dan
mengajar. Melakukan proses belajar dan mengajar adalah bersifat manusiawi,
yakni sesuai dengan harkat kemanusiaannya, sebagai makhluk Homo educandus,
dalam arti manusia itu sebagai makhluk yang dapat dididik kan dapat mendidik.[5]
Kesimpulannya
pandangan Islam tentang pendidikan, yakni sebagai berikut:
a.
Agama
Islam memerintahkan kepada umatnya untuk belajar berbagai macam ilmu
pengetahuan, baik ilmu duniawi (umum) ataupun ilmu ukhrawi (agama).
b.
Bahwa
Islam telah mewajibkan menuntut ilmu pengetahuan kepada seluruh kaum muslimin,
baik pria maupun wanita sepanjang hidupnya, sejak lahir sampai meninggal dunia.
Hal ini membuktikan bahwa Islam sejak awal sudah melatakkan dasar adanya
pendidikan seumur hidup (Life long education).
c.
Di
samping memerintahkan umatnya untuk belajar, juga memerintahkan umatnya untuk
mengajarkan ilmunya kepada orang lain, dengan menggunakan metode pendidikan
yang tepat guna sehingga dapat berhasil guna.
d.
Allah
mendorong umatnya untuk belajar dan mengajar serta sangat menghargai orang yang
berilmu pengetahuan, bahkan akan mengangkat martabat/derajat mereka ke tempat
yang terpuji.[6]
C.
MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG
MENYENANGKAN
Memperhatikan, melengkapi, mengevaluasi serta memperbaiki
faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas belajar.
Diantara beberapa faktor yang
mempengaruhi terbentuknya pendidikan yang menyenangkaan adalah adanya emosi
positif antara guru dengan siswa, adanya
manajemen kelas yang baik , media-media pembelajaran yang mendukung dan yang
terpenting adalah untuk mewujudkan pendidikan yang menyenangkan yang
berlandaskan Islam, guru harus mampu memberi keteladanan dan contoh yang baik
terhadap siswa dimanapun tempatnya.
Emosi sangat memegang peranan penting dalam
kehidupan individu, sehingga akan memberi warna pada kepribadian, aktivitas
serta penampilan dan juga akan mempengaruhi kesejahteraan dan
kesehatan mental seseorang. Emosi akan membangkitkan kegairahan
atau memotivasi seseorang dalam
bertingkah laku. [7] Artinya, terbentuknya emosi yang baik akan mempengaruhi motivasi
seseorang dalam belajar. Apabila hal demikian telah terbentuk, maka dengan
sendirinya pendidikan akan menjadi menyenangkan bagi siswa, dan pendididkan
itupun mampu mengarahkan siswa pada tujuan pendidikan yang sebenarnya,
khususnya pada tujuan pendidikan Islam.
Menurut Zakiah Daradjat Tujuan ialah suatu
yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai. [8] Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang
berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari
kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya, yaitu
kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi "insan kamil" dengan
pola taqwa. Insan kamil artinya manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup
berkembang secara wajar dan normal karena taqwanya kepada Allah SWT.
Terciptanya pendidikan yang menyenangkan dipengaruhi
oleh aktivitas belajar yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
proses belajar yaitu :
1. Faktor
Lingkungan
Meliputi
lingkungan tempat tinggal anak didik, lingkungan sekolah dan lingkungan sosial
budaya.
2. Faktor
Instrumental
a. Kurikulum
Kurikulum
adalah a plan for learning yang merupakan unsur subtansial dalam
pendidikan. Setiap guru memiliki kurikulum untuk mata pelajaran yang dipegang
dan diajarkan kepada anak didik. Setiap guru harus mempelajari dan menjabarkan
isi kurikulum ke dalam program yang lebih rinci dan jelas sasarannya. Sehingga
dapat diketahui dan diukur dengan pasti tingkat keberhasilan belajar mengajar
yang telah dilaksanakan. Jadi, kurikulum dapat mempengaruhi proses dan hasil
belajar anak didik di sekolah. [9]
b. Program
Setiap sekolah mempunyai program pendidikan. Program pendidikan disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan di sekolah tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Program pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia, baik tenaga, finansial, dan sarana prasarana. [10]
Setiap sekolah mempunyai program pendidikan. Program pendidikan disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan di sekolah tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Program pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia, baik tenaga, finansial, dan sarana prasarana. [10]
c. Sarana
dan Fasilitas
Sarana
mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung sekolah misalnya sebagai tempat
yang strategis bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah
satu persyaratan membuat suatu sekolah adalah pemilikan gedung sekolah yang di
dalamnya ada ruang kelas, ruang kepala kelas, ruang dewan guru, ruang
perpustakaan, ruang BP, ruang tata usaha, auditorium, dan halaman sekolah yang
memadai. Semua bertujuan untuk memberikan kemudahan pelayanan anak didik.
Fasilitas mengajar merupakan kelengkapan mengajar guru yang harus dimiliki oleh setiap sekolah. Ini kebutuhan guru yang tidak bisa dianggap ringan. Guru harus memiliki buku pegangan dan buku penunjang agar wawasan guru tidak sempit. Buku kependidikan/keguruan perlu dibaca atau dimiliki oleh guru dalam rangka peningkatan kompetensi guru. Alat peraga yang guru perlukan harus tersedia di sekolah agar guru sewaktu-waktu dapat menggunakannya sesuai dengan metode mengajar yang akan dipakai dalam penyampaian bahan pelajaran di kelas. Lengkap tidaknya fasilitas sekolah membuka peluang bagi guru untuk lebih kreatif mengajar. [11]
Fasilitas mengajar merupakan kelengkapan mengajar guru yang harus dimiliki oleh setiap sekolah. Ini kebutuhan guru yang tidak bisa dianggap ringan. Guru harus memiliki buku pegangan dan buku penunjang agar wawasan guru tidak sempit. Buku kependidikan/keguruan perlu dibaca atau dimiliki oleh guru dalam rangka peningkatan kompetensi guru. Alat peraga yang guru perlukan harus tersedia di sekolah agar guru sewaktu-waktu dapat menggunakannya sesuai dengan metode mengajar yang akan dipakai dalam penyampaian bahan pelajaran di kelas. Lengkap tidaknya fasilitas sekolah membuka peluang bagi guru untuk lebih kreatif mengajar. [11]
d. Guru
Guru
merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Kehadiran guru mutlak diperlukan di
dalamnya. Guru yang profesional lebihg mengedepankan kualitas
pengajaran daripada materil orientid. Kualitas kerja lebih diutamakan daripada
mengambil mata pelajaran yang bukan bidang keahliannya.
3. Kondisi
Fisiologis
Kondisi
fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan
belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan
belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak
yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya di bawah
anak-anak yang tidak kekurangan gizi; mereka lekas lelah, mudah mengantuk, dan
sukar menerima pelajaran.
4. Kondisi
Psikologis
Meliputi
minat, kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan kognitif.
Adapun
6 faktor dasar keberhasilan dalam mencapai mutu dunia pendidikan, yakni media
pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum, guru, infrastruktur, dan
manajerial kepala sekolah. [12]
Oleh karenanya, untuk dapat mewujudkan pendidikan yang menyenangkan, kita
harus memperhatikan, melengkapi, mengevaluasi serta memperbaiki faktor-faktor
yang mempengaruhi aktifitas belajar tadi.
Dalam tulisan resensi buku “Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan
Humor”oleh Darmansyah, S.T M.Pd menyebutkan belajar akan efektif jika peserta didik dalam keadaan
gembira. Kegembiraan dalam belajar telah terbukti memberikan efek yang luar
biasa terhadap capaian hasil belajar peserta didik. Keefektifan belajar erat
kaitanya dengan tiga jenis otak manusia yang memproses informasi secara berbeda
sesuai dengan stimulus yang diberikan dari lingkungannya. Kegembiraan dan
kesenangan dalam belajar dapat diciptakan melalui berbagai cara seperti lingkungan
yang yang bersih dan kondusif untuk belajar, belajar sambil rekreasi, permainan
peran, iringan musik dan sebagainya. Interaksi antara guru dengan siswa
dianggap faktor paling besar kontribusinya dalam membantu menciptakan suasana
belajar menyenangkan. Interaksi dan komunikasi menyenangkan dapat dilakukan
dengan berbagai cara salah satunya adalah menyisipkan humor di dalam
pembelajaran. Sisipan humor yang menciptakan kesenangan belajar penuh tawa akan
meningkatkan keingintahuan siswa dan mendorong mereka lebih kreatif. [13]
Salah satu cara
yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas interaksi antara guru dan
siswa adalah dengan menggunakna humor dalam pembelajaran. Humor telah terbukti
secara empiris melalui berbagai penelitian dapat memberikan efek positif
terhadap peningkatan kualitas interaksi antara guru dan siswa. Penggunaan humor
dalam memperbaiki kualitas interkasi dan komunikasi juga didukung oleh teori
yang memadai. [14]
Dikutip
dari tulisan Defy Apriani dalam makalah “Menciptakan
Suasana Belajar yang menyenangkan Guna Meningkatkan Minat Belajar Siswa” menyebutkan
beberapa cara yang dapat menjadi panduan guru ataupun calon guru dalam
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, diantaranya[15] :
1. Jalinlah
kedekatan dengan siswa
Pendidik
harus mampu menumbuhkan kedekatan dengan anak. Kedekatan yang terjalin erat
diantara keduanya menunjukkan adanya ikatan batin yang kuat. Dengan begitu,
akan muncul rasa sayang, rasa untuk memperlakukan anak dengan sepenuh hati.
Dan, sesuatu yang dilakukan dengan sepenuh hati akan menghasilkan sesuatu
secara maksimal. Jangan lupa untuk selalu bersikap konsisten, kontinu, dan
konsekuen dengan sikap yang sudah kita pilih.Eratnya hubungan antara pendidik
dengan anak akan memudahkan setiap kegiatan belajar karena diantaranya sudah
terjalin kedekatan dan rasa saling memiliki.
2. Hargai
setiap karya siswa
Seorang
pendidik harus menghargai setiap hasil atau prestasi yang dicapai oleh anak.
Prestasi tidak selalu diartikan dengan juara. Prestasi anak adalah hasil
peningkatan belajar yang dicapai setiap anak, misalnya dari tidak mengerti
menjadi mengerti. Memberi hadiah kepada anak merupakan salah satu cara untuk
menghargai karya anak. Hadiah tidak harus berupa barang, tetapi dapat diberikan
dalam bentuk apapun seperti pujian, senyum serta pelukan. Hadiah diberikan
untuk memberikan kesan positif yang pada akhirnya akan meningkatkan motivasi
anak dalam belajar.
3. Pilihlah
metode yang tepat dalam mengajar
Mengajar
adalah kegiatan yang dinamis sepanjang zaman. Metode atau model pembelajaran
harus mengikuti perkembangan zaman, seorang pendidik harus mau bersikap terbuka
terhadap perubahan. Teruslah berupaya mengembangkan diri melalui berbagai cara
agar kita tidak tertinggal oleh laju perkembangan zaman. Ketertinggalan seperti
ini akan membuat kita tidak dapat memenuhi kebutuhan pembelajaran anak secara
tepat.
4. Menciptakan
Lingkungan Kelas Yang Menarik
Lingkungan
kelas adalah salah satu faktor penentu minat siswa dalam belajar. Seorang guru
harus dapat mendesain lingkungan kelas agar dapat menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan. Kenyamanan dan kebersihan ruangan atau lingkungan merupakan
kontributor tercapainya suasana belajar yang menyenangkan. Anak juga memerlukan
lingkungan untuk dapat membantu mengembangkan imajinasinya.
Demikanlah beberapa cara untuk mewujudkan pendidikan
yang menyenangkan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ada 6 faktor dasar keberhasilan
dalam mencapai mutu dunia pendidikan, yakni media pembelajaran, sarana dan prasarana,
kurikulum, guru, infrastruktur, dan manajerial kepala sekolah. Oleh karenanya, untuk dapat mewujudkan pendidikan yang menyenangkan, kita
harus memperhatikan, melengkapi, mengevaluasi serta memperbaiki faktor-faktor
yang mempengaruhi aktifitas belajar .
Dalam tulisan resensi buku “Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan
Humor” oleh Darmansyah, S.T M.Pd
menyebutkan belajar
akan efektif jika peserta didik dalam keadaan gembira. Kegembiraan dalam
belajar telah terbukti memberikan efek yang luar biasa terhadap capaian hasil
belajar peserta didik. Kegembiraan dapat terwujud dengan adanya interaksi yang
baik. Interaksi dan komunikasi menyenangkan dapat dilakukan dengan berbagai
cara salah satunya adalah menyisipkan humor di dalam pembelajaran. Sisipan
humor yang menciptakan kesenangan belajar penuh tawa akan meningkatkan
keingintahuan siswa dan mendorong mereka lebih kreatif.
Adapun yang harus
diperhatikan guru kettika mengajar yakni: Jalinlah kedekatan
dengan siswa, hargai setiap karya siswa, pilihlah metode yang tepat dalam
mengajar, menciptakan lingkungan kelas yang menarik
B. SARAN
Akhirnya selesailah resume yang berjudul tentang “Mewujudkan
Pendidikan yang Menyenangkan”. Penulis menyadari jika dalam tulisan ini masih banyak
kekurangan. Karena itu penulis berharap, jikapun kekurangan itu tidak sesuai
dengan pembaca, harap di maafkan. Dan
jika memberikan manfaat, penulis hanya
memohon do’a agar penulis tetap berada dalam kebaikan dan keistiqamahan.
DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah.2008. Dasar-Dasar Ilmu
Pendidikan.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada
Rohmalina
wahab. 2015. Psikologi Belajar.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Syaiful
Bahri Djamarah.2011. Psikologi
Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Zakiyah
Daradjat, dkk. 1992. Ilmu Pendidikan
Islam. Jakarta:Bumi Aksaradan Departemen Agama RI.
Zuhairini,dkk.2008.Falsafat Pendidikan Islam.Jakarta:Bumi
Aksara
Belajar
Humor. http://renarohinda.blogs.uny.ac.id/2017/09/14/resensi-buku-strategi-pembelajaran-menyenangkan-dengan-humor/. Diakses
tanggal 21 Mei 2018 pukul 06.22.
Defy
Apriani. http://defyapriani.blogspot.co.id/2014/06/makalah-menciptakan-suasana-belajar.html. Diakses
tanggal 21 Mei 2018 pukul 06.25.
SR28 Jambinews.com. https://www.sr28jambinews.com/?/baca/15850/6-Faktor-Dasar-Keberhasilan-Dunia-Pendidikan#.WwCzgC2FN0v.
Diakses tanggal 21 Mei 2018 pukul 06.20.
[1]
Hasbullah.2008.
Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada. Hlm.6.
[2]
Hasbullah.2008. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada. Hlm.1.
[3]
Hasbullah.2008.
Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada. Hlm.5-6.
[4]
Zuhairini,dkk.2008.Falsafat Pendidikan Islam.Jakarta:Bumi Aksara.. Hlm.95-97.
[5] Zuhairini,dkk.2008.Falsafat
Pendidikan Islam.Jakarta:Bumi
Aksara. Hlm:99.
[6] Zuhairini,dkk.2008.Falsafat
Pendidikan Islam.Jakarta:Bumi
Aksara. Hlm.102-103.
[7] Rohmalina wahab. 2015. Psikologi Belajar. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada . Hlm 165.
[8] Zakiyah Daradjat, dkk. 1992. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:Bumi Aksaradan Departemen Agama
RI. Hlm. 29.
[9] Syaiful Bahri Djamarah.2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta. Hlm.
180-181.
[10] Ibid. Hlm.181.
[11] Ibid. Hlm.184.
[12] SR28
Jambinews.com. https://www.sr28jambinews.com/?/baca/15850/6-Faktor-Dasar-Keberhasilan-Dunia-Pendidikan#.WwCzgC2FN0v.
Diakses
tanggal 21 Mei 2018 pukul 06.20.
[13] Belajar Humor. http://renarohinda.blogs.uny.ac.id/2017/09/14/resensi-buku-strategi-pembelajaran-menyenangkan-dengan-humor/. Diakses
tanggal 21 Mei 2018 pukul 06.22.
[14] Ibid.
[15] Defy Apriani. http://defyapriani.blogspot.co.id/2014/06/makalah-menciptakan-suasana-belajar.html. Diakses tanggal 21 Mei 2018 pukul 06.25.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar