MATA
KULIAH DOSEN
PEMBIMBING
TELAAH
KURIKULUM PAI SD/SMP/SMA BAKHTIAR
NASUTION, M.Pd.I
MAKALAH
Disusun
oleh:
WIRDATUL
FITRI
NIM
: 1216.16.200.1634
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DINIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
PEKANBARU
1439 H/ 2017 M
1439 H/ 2017 M
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar dan
tepat pada waktunya. Selanjutnya sholawat dan salam saya kirimkan
kepada nabi besar Muhammad SAW sebagaimana beliau telah mengangkat derajat
manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.
Ucapan terima kasih saya berikan kepada bapak dosen Bakhtiar Nasution, MPd.I. Selaku dosen pengampu
mata kuliah Telaah
Kurikulum PAI SD/SMP/SMA yang telah memberikan ilmu serta arahan pada tugas makalah ini.
Selanjutnya ucapan terima kasih saya berikan kepada teman-teman yang telah
mau bekerja sama dan memberikan bantuannya terhadap tugas ini, tanpa mereka
makalah ini juga tidak akan terselesaikan tepat pada waktunya. Harapan saya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya serta dapat menambah
pengetahuan dan pemahaman pada pembahasan makalah ini. Aamiin.
Tentunya masih banyak kesalahan pada tugas makalah ini yang mungkin saya
tidak sadari, oleh karena itu kritik dan saran bagi pembaca sangat saya
harapkan guna perbaikan tugas makalah-makalah selanjutnya.
Pekanbaru,
12 Oktober2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian kerangka kerja pengembangan
kurikulum
B. Karakteristik pengembangan kurikulum
C. Kerangka kerja pengembangan kurikulum
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan
kurikulum sebenarnya merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia. Ia sebagai instrument yang membantu praktisi
pendidikan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan kebutuhan masyarakat.
Pengembangan kurikulum merupakan alat untuk membantu guru melakukan tugasnya
mengajar dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Pengembangan kurikulum tidak pernah
berhenti, ia merupakan proses yang berkelanjutan dan terus menerus sejalan
dengan perkembangan dan tuntutan zaman dan perubahan yang terjadi didalam
masyarakat.
Tidak dipungkiri dengan silih bergantinya
kurikulum yang diterapkan dalam pendidikan di Indonesia membuat anak menjadi
bingung dan terbebani tanpa ada arah pengembangan yang betul-betul
diimplementasikan sesuai dengan perubahan yang diinginkan pada kurikulum
tersebut. Tidak bisa dipungkiri perubahan kurikulum selalu mengarah kepada
usaha perbaikan sistem yang ada.
Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis akan
menyusun bagaimana kerangka kerja perkembangan kurikulum tersebut sebenarnya.
Semoga yang penulis sajikan ini dapat bermanfaat untuk para pembaca.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan kerangka kerja pengembangan
kurikulum?
2.
Bagaimana karakteristik pengembangan kurikulum?
3.
Bagaimana kerangka kerja pengembangan
kurikulum?
C. Tujuan
1.
Mengetahui pengertian kerangka kerja pengembangan
kurikulum.
2.
Mengetahui karakteristik pengembangan
kurikulum.
3.
Mengetahui kerangka kerja pengembangan
kurikulum.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kerangka Kerja Pengembangan Kurikulum
Kerangka kerja
merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan
yang akan digarap, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara
sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.[1]
Sedangkan kerangka kerjakurikulum adalah rencana, standar atau hasil
pembelajaran yang menetapkan isi untuk dipelajari.[2]
Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar
menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik.[3]
Proses ini berhubungan dengan seleksi dan organisasian berbagai komponen
situasi belajar mengajar, antara lain penetapan jadwal pengorganisasian
kurikulum dan spesifikasi tujuan yang disarankan, mata pelajaran, kegiatan,
sumber dan alat pengukur pengembangan kurikulum yang mengacu pada kreasi
sumber-sumber unit, dan garis pelajaran kurikulum ganda lainnya, untuk
memudahkan prosess belajar mengajar.
Jadi, penulis menyimpulkan bahwasannya kerangka kerja pengembangan
kurikulum ialah proses perencanaan kurikulum yang disusun secara sistematis,
logis, jelas, dan terstruktur sehingga menghasilkan rencana kurikulum yang luas
dan spesifik.
B.
Karakteristik
Pengembangan Kurikulum
Berikut ini
adalah beberapa karakteristik dalam pengembangan kurikulum:
1.
Rencana
kurikulum harus dikembangkan dengan tujuan yang jelas. Salah satu maksud utama
rencana kurikulum adalah mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuan.
2.
Suatu
program atau kegiatan yang dilaksanakan di sekolah merupakan bagian dari
kurikulum yang dirancang selaras dengan prosedur pengembangan kurikulum.
3.
Rencana
kurikulm yang baik dapat menghasilkan terjadinya prose belajar yang baik,
karena berdasarkan kebutuhan dan minat siswa.
4.
Rencana
kurikulum harus mengenalkan dan mendorong diversitas diantara para pelajar.
Proses belajar akan menyenangkan jika rencana kurikulum menyediakan berbagai
kesempatan yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi pribadi, melakukan
berbagai kegiatan, dan memanfaatkan berbagai sumber di sekolah.
5.
Rencana
kurikulum harus menyiapkan semua aspek situasi belajar-mengajar, seperti
tujuan, konten, aktivitas, sumber, alat pengukur, penjadwalan, dan fasilitass
yang menunjang.
6.
Rencana
kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan karekteristik siswa pengguna. Oleh
karena itu, pengembangan kurikulum harus mengandung gagasan yang jelas tentang
tahapan kognitif, kebutuhan perkembangan, gaya belajar, prestasi awal, konsep
diri sebagai pelajar, dan lain-lain.
7.
The
subject arm approach
adalah pendekatan kurikulum yang banyak digunakan di sekolah. Pengguna
pendekatan lain pada semua program juga diperlukan, untuk menjaga keseimbangan
dan memenuhi tujuan pendidikan yang luas serta diversitas kebutuhan di kalangan
siswa.
8.
Rencana
kurikulum harus memberikan fleksibilitas untuk memungkinkan terjadinya
perencanaan guru-siswa. Perencanaan guru-siswa memberi kesempatan bagi siswa
untuk mempelajari keterampilan perencanaan.
9.
Rencana
kurikulum harus memberikan fleksibilitas yang memungkinkan masuknya ide-ide
spontan selama terjadinya interaksi antara guru dan siswa dalam situasi belajar
yang khusus.
10.
Rencana
kurikulum sebaiknya merefleksikan keseimbangan antara kognitif, afektif dan
psikomotorik.[4]
Beauchamp mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan teori
kurikulum, yaitu (Ibrahim,2006):
1.
Setiap
teori kurikulum harus dimulaidengan perumusan (defenisi) tentang rangkaian
kejadian yang dicakupnya.
2.
Setiap
teori kurikulum harus mempunyai kejelasan tentang nilai-nilai dan sumber-sumber
yang menjadi titik tolaknya.
3.
Setiap
teori kurikulum perlu menjelaskan karakteristik desain kurikulumnya.
4.
Setiap
teori kurikulum harus menggambarkan proses-proses penentuan kurikulum serta interaksi
di antara proses tersebut.
5.
Setiap
teori kurikulum hendaknya mempersiapkan ruang untuk dilakukannya proses
penyempurnaan.
C.
Kerangka
Kerja Pengembangan Kurikulum
1.
Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam pengembangan kurikulum menekankan
kepada keharusan pengembangan kurikulum yang telah terkonsep dan
diinterpretasikan dengan cermat, sehingga upaya-upaya yang terbatas dalam
reformasi pendidikan, kurikulum yang tidak berimbang, dan inovasi jangka pendek
dapat dihindarkan.
Dalam konteks ini, kurikulum didefenisikan sebagai suatu rencana
untuk mencapai hasil-hasil yang diharapkan, atau dengan kata lain suatu rencana
mengenai tujuan, hal yang dipelajari, dan hasil pembelajaran. Pembelajaran
merupakan proses mengajar, yaitu
menyiapkan lingkungan mengajar agar siswa dapat berinteraksi dengan orang,
benda, tempat, dan ide melalui penyampaian kurikulum. Berkaitan dengan hal
tersebut, pengembangan kurikulum merupakan suatu proses perencanaan yang
kompleks, mulai dari penilaian kebutuhan, identifikasi hasil-hasil belajar yang
diharapkan, serta persiapan pembelajaran untuk mencapai tujuan dan pemenuhan
kebutuhan budaya, sosial, dan personal.
2.
Tujuan
pengembangan kurikulum
Istilah yang digunakan untuk menyatakan tujuan pengembangan
kurikulum adalah goals dan objectives. Tujuan sebagai goals
dinyatakan dalam rumusan yang lebih abstrak dan bersifat umum, dan
pencapaiannya relative dalam jangka panjang. Adapun tujuan sebagai objectives
lebih bersifat khusus, operasional, dan pencapaiannya dalam jangka pendek.
Tujuan merupakan aspek yang sangat penting dalam pengembangan
kurikulu. Tujuan berfungsi untuk menentukan arah seluruh upaya kependidikan
sekolah atau unit organisasi lainnya, sekaligus menstimulasi kualitas yang
diharapkan. Berbagai kegiatan lain dalam pengembangan kurikulum, seperti
penentuan ruang lingkup, sekuensi dan kriteria seleksi konten, tidak akan
efektif jika tidak berdasarkan tujuan yang signifikan. Tujuan pendidikan pada
umumnya berdasarkan pada filsafat yang dianut atau yang mendasari pendidikan
tersebut.
3.
Penilaian
kebutuhan
Kebutuhan merupakan suatu hal yang pokok dalam perencanaan(Unruh
dan Unruh, 1984). Dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran, kebutuhan
didefenisikan sebagai perbedaan antara keadaan actual dan keadaan ideal yang
dicita-citakan.
Penilaian kebutuhan adalah prosedur, baik secara terstruktur maupun
informal, untuk mengidentifikasi kesenjangan antara situasi “di sini dan
sekarang” dan tujuan yang diharapkan. Penilaian kebutuhan dapat mendahului
maupun mengikuti penentuan tujuan. Kebutuhan juga dapat dimanfaatkan oleh
pengembang kurikulum untuk melakuakn revisi dan modifikasi kurikulum.
4.
Konten
kurikulum
Pada umumnya, konten kurikulum dipandang sebagai informasi yang
terkandung dalam bahan-bahan yang dicetak, rekaman audio dan visual, computer
dan alat-alat elektronik lainny, atau yang ditransmisikan secara lisan. Konten
kurikulum yang seperti ini sebenarnya sangat potensial bagi siswa. Informasi
menjadi konten bagi siswa jika dapat memberi pengertian terhadap aktivitas yang
berguna. Karean itu, seleksi konten untuk kurikulum dan pembelajaran hanya
merupakan salah satu bagian dari tugas-tugas pengembangan kurikulum yang berhbungan
dengan konten tersebut.
5.
Sumber
materi kurikulum
Materi kurikulum yang diperlukan oleh para pengembang kurikulum
dapat diperoleh di buku-buku teks dan petunjuk bagi guru. materi tersebut juga
dapat diperoleh di beberapa tempat seperti perpustakaan kurikulum di berbagai
universitas, khususnya pada bagian pendidikan. Selain itu pusat-pusat sistem
sekolah umum, pusat pendidikan guru, kantor konsultan kurikulum, departemen
pendidikan dan agen-agen pelayanan pendidikan regional lainnya, juga merupakan
tempat untuk memperolehmateri kurikulum.
Deskripsi dan analisi suatu pandangan komprehensif tentang lapangan
kurikulum tidak mungkin tersaji hanya dalam satu literature. Oleh karena itu, diperlukan
sumber-sumber yang mendukung dalam memperoleh informasi dan ide-ide lebih jauh
tentang lapangan kurikulum yang dikaji. Sumber-sumber yang dimaksud meliputi
karya-karya yang diterbitkan oleh asosiasi professional, penerbit berkala, dan
buku-buku teks yang relevan.
6.
Implementasi
kurikulum
Sebuah kuriulum yang telah dikembangkan tidak akan berarti (menjadi
kenyataan) jika tidak diimplementasikan, dalam artian digunakan secara actual
di sekolah dan di kelas. Dalam implementasi ini, tentu saja harus diupayakan
penanganan terhadap pengaruh,factor-faktor tertentu, misalnya kesiapan sumber
daya, factor budaya masyarakat, dan lain-lain.
Berbagai dimensi implementasi kurikulum yang penting untuk
dicermati adalah materi kurikulum, struktur organisasi kurikulum, peranan atau
perilaku, pengetahuan, dan internalisasi nilai. Keberhasilan
implementasiditentukan oleh aspek perencanaan dan strategi implementasinya.
Pada perinsipnya, implementasi ini mengintegrasikan aspek-aspek filosofis,
tujuan, subject matter, strategi mengajar dan kegiatan belajar, serta evaluaasi
dan feedback.
7.
Evaluasi
kurikulum
Evaluasi adalah proses interaksi, deskripsi, dan pertimbangan untuk
menemukan hakikat dan nilai dari suatu hal yang dievaluasi, dalam hal ini
kurikulum. Evaluasi kurikulum sebenarnya untuk memperbaiki substansi kurikulum,
prosedur implementasi, metode instruksional, serta pengaruhnya pada belajar dan
perilaku siswa.
Pertimbangan lainnya bagi evaluator kurikulum adalah evaluasi
formatif (untuk perbaikan program) dan evaluasi sumatif, untuk memutuskan
melanjutkan program yang dievaluasi atau menghentikannya dengan program lain.
Model-model yang dapat dipilih dan diaplikasikan adalah model pencapaian
tujuan, model pertimbangan, model pengambilan keputusan, dan model deskriptif.
8.
Keadaan
di masa mendatang
Karena mansia memiliki visi terhadap masa yang akan datang, maka
manusia selalu menghadapi tantangan yang semakin berat. Dalam pengembangan
kurikulum dan pembelajaran, pandangan dan kecendrungan pada kehidupan masa
datang sudah menjadi kepentingan pokok.
Prediksi keadaan penduduk, persediaan makanan, polusi,
sumber-sumber yang tidak dapat diperbaharui, ancaman nuklir, serta gejolak
politik dan ekonomi, harus direspon sejak sekarang, tidak terkecuali respon
dari pengembangan pendidikan. Dengan kata lain, setiap rencana pengembangan
kurikulum harus memasukkan pertimbangan kehidupan di masa depan, serta
implikasinya pada perencanaan kurikulum.[5]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kerangka kerja pengembangan kurikulum ialah proses perencanaan
kurikulum yang disusun secara sistematis, logis, jelas, dan terstruktur
sehingga menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik.
Beberapa karakteristik dalam pengembangan kurikulum:
1.
Rencana
kurikulum harus dikembangkan dengan tujuan yang jelas.
2.
Suatu
program atau kegiatan yang dilaksanakan di sekolah merupakan bagian dari
kurikulum yang dirancang selaras dengan prosedur pengembangan kurikulum.
3.
Rencana
kurikulum yang baik dapat menghasilkan terjadinya proses belajar yang baik.
4.
Rencana
kurikulum harus mengenalkan dan mendorong diversitas diantara para pelajar.
5.
Rencana
kurikulum harus menyiapkan semua aspek situasi belajar-mengajar.
6.
Rencana
kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan karekteristik siswa pengguna.
7.
The
subject arm approach adalah
pendekatan kurikulum yang banyak digunakan di sekolah
8.
Memberikan
fleksibilitas untuk memungkinkan terjadinya perencanaan guru-siswa.
9.
Memberikan
fleksibilitas yang memungkinkan masuknya ide-ide spontan.
10.
Merefleksikan keseimbangan antara kognitif,
afektif dan psikomotorik.
Diantara kerangka kerja perkembangan kurikulum adalah:
1.
Asumsi
2.
Tujuan
pengembangan kurikulum
3.
Penilaian
kebutuhan
4.
Konten
kurikulum
5.
Sumber
materi kurikulum
6.
Implementasi
kurikulum
7.
Evaluasi
kurikulum
8.
Keadaan
di masa mendatang
B.
Saran
Penulis menyadari jika dalam tulisan ini masih banyak kekurangan.
Karena itu penulis berharap masukan dan saran yang membangun agar sempurnanya
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. H. Oemar Hamalik,2007, Dasar-Dasar Pengembangan
Kurikulum, Bandung:PT Remaja Rosdakarya
http://edytono.blogspot.co.id/2010/04/kerangka-kerja-outline.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kerangka_kerja
[1]http://edytono.blogspot.co.id/2010/04/kerangka-kerja-outline.html
[2]https://id.wikipedia.org/wiki/Kerangka_kerja
[3]Prof. Dr. H. Oemar Hamalik,2007, Dasar-Dasar Pengembangan
Kurikulum, Bandung:PT Remaja Rosdakarya,hlm 183
[4] Ibid, hlm.184-185
[5] Ibid, hlm.185-191
Tidak ada komentar:
Posting Komentar