Oleh : Hayatun Sakinah (2013)
Umur
2 tahun kematian hampir menjemputnya, tapi Allah masih mengizinkan ia untuk
merasakan bagaimana kehidupan.
Ada
seorang gadis yang berkelahiran tahun 1990 .Dia memiliki impian yang sangat
mulia, dia ingin menjadi dokter, dokter yang ramah yang slalu menolong orang
yang lemah darinya, yang slalu bersedekah untuk anak-anak yatim piatu dan
orang-orang miskin. Impiannya untuk
menjadi dokter bukan karna ingin memiliki gaji yang tinggi, impiannya untuk menjadi dokter hanya ingin membantu orang semasa hidupnya . Dia ingin pekerjaannya itu bermanfaat untuk
orang lain terutama keluarganya.
Di perjalanan kehidupannya dalam meraih
impian itu , banyak sekali tantangan , cobaan dan goodaan yang harus
dilewatinya. Dia orang yang sangat cerdas, bahkan bisa dibilang jenius. Allah
memberikannya IQ yang tinggi,sangat luar biasa . semasa ia berusia 12 tahun,
orang-orang banyak yang menyayanginya . Guru-guru di sekolahnya juga banyak yang membanggakan dirinya,karna
selain dia orang yang jenius di ilmu pengetahuan, dia juga orang yang sangat ramah, jujur,penurut,
dan sering menyenangkan hati semua orang. Di usia itu, dia pindah sekolah . di
sekolah barunya,ia sangat cepat dikenal oleh guru-gurunya karna kepintarannya,
sehingga itu semua membuat teman-teman di sekolah barunya iri terhadapnya dan tidak mau
mendekatinya. Teman-teman di sekolah barunya itu slalu menghina dan
mengejeknya. Ada sebagian dari temannya yang slalu memberi dia semangat untuk bersikap
sabar menghadapi itu semua. Setelah setengah tahun di sekolah barunya, akhirnya
kesabaran yang ditanamkannya terhadap teman-teman yang iri padanya menghasilkan
hal yang lebih baik . teman-teman banyak yang menyukainya , bahkan dia dijuluki
sebagai sahabat yang baik untuk semua.
Ia pandai menyimpan rahasia, banyak teman yang mempercayainya sebagai
tempat mengungkapkan segala masalah , di
saat teman-temannya tidak memiliki jajan di sekolah, dia slalu memberinya
walaupun uang yang dimilikinya itu hanya sedikit. Disaat temannya memiliki
masalah dirumah,orangtua broken home, dia slalu memberi support yang positif
untuk temannya,sehingga teman-temannya
sering datang kerumahnya disaat pulang sekolah. Selama 2 tahun ia di sekolah itu, prestasinya terus meningkat.
Ia slalu mendapat rangking pertama di kelasnya , bahkan juara umum di
sekolahnya. Dia sangat bersyukur atas
anugrah yang diberikan itu, hal itu membuatnya lebih dekat dengan Allah SWT.
Beberapa tahun telah dilewatinya,
semasa ia masih sekolah , dia sering merasa pusing ,bahkan matanya serasa kedap-kedip,terkadang
matanya serasa gelap . disaat jam-jam blajarnya jam 08.00-10.00 pagi gejala
pusing itu kambuh,ketika ia tidak kuat menahan rasa pusing itu, matanya terasa
gelap, saat itu juga dia tertidur dikelas secara tidak sadar. Dia menyangka
kalau gejala yang dirasakannya selama ini mengalami gangguan pada matanya. Dia slalu menanyakan hal-hal tentang penyakit kepada guru IPA nya,
di dalam pertanyaan itu ,ia menyelipkan beberapa pertanyaan tentang gejala penyakit yang dirasakannya .ia
ingin periksa mata, tapi ia takut mengatakan kepada orangtuanya. Akhirnya, perkataan
hatinya memutuskan ia akan menabung dulu , sampai tabungannya itu cukup untuk
periksa mata. Beberapa bulan, tabungannya terisi penuh, sebentar lagi saatnya
ia akan periksa mata. Teman-teman dan guru-guru di sekolahnya banyak yang heran
dengannya ,kenapa akhir-akhir ini ia
sering tertidur dikelas. Ketika ditanya oleh guru,ia hanya menjawab “ maaf pak
guru, saya sendiri tidak tau kenapa saya bisa tertidur dikelas, saya sendiri
tidak pernah menginginkan hal itu, rasanya saat itu saya tertidur dengan tidak
sadar, maafkan saya pak guru, saya mengganggu konsentrasi belajar teman-teman.”
Hari-hari
terlewati, teman-temannya semakin heran, apa yang terjadi dengannya.hari ke
hari badannya terlihat lemah, dia sendiri tidak tau apa yang terjadi pada
dirinya, dia hanya menyangka mungkin kondisi badannya seperti itu karna kurang
istirahat saja.
Sekarang
saat nya ia periksa mata, tapi sayangnya gejala yang ia rasakan malah semakin
parah, badannya terasa lemah, bahkan ia
terasa tak sanggup berdiri. Apa yang terjadi dengannya, tak ada satupun yang
tau termasuk kedua orangtuanya. Banyak yang mencemasinya, ia dikenal dengan
orang yang sangat peduli dan sangat baik. Semua orang kuatir terhadap
keadaannya,
Perkataan
hatinya saat ia sakit “Ya Allah, kenapa seperti ini, tubuhku terasa kaku dan
tak berdaya.impian ku belum terpenuhi ya Alllah, jangan ambil nyawaku sebelum
aku mewujudkan impian itu, aku belum bisa menolong orang yang lemah dariku, ya
Allah ... jangan ambil nyawaku sekarang. Aku ingin mewujudkan impianku dulu ya Allah,
aku ingin menolong mereka.....!”
Orangtuanya sangat mencemasinya, akhirnya ia
dibawa kerumah sakit,sampai dirumah sakit . dokter memfonis ada batu didalam
kerangka punggungnya, ia harus di operasi. Orangtuanya bingung, batu apa yang
ada didalam tubuh anaknya. Akhirnya, tanpa basa-basi lagi ia segera di operasi,
setelah operasi , yang terjadi malah sebaliknya. Badannya malah membengkak dan
tak berdaya. Ia hanya bisa menangis akan semua itu, “ ya Allah, apa yang
terjadi pada ku, jika ini memang sudah takdir untukku,izinkan aku untuk menerimanya
dengan ikhlas, ya Allah, sebelum ajal menjemputku,izinkan aku untuk berbuat
baik terhadap anak-anak yatim dan fakir miskin, meski impianku menjadi dokter untuk
mereka belum bisa terwujudkan. Akhirnya,
ia menuliskan sebuah surat untuk ibu dan ayahnya.
Setelah
beberapa hari di rumah sakit dalam keadaan tubuh yang membengkak. Saat itu,
barulah ada kepastian dari dokter.Ternyata setelah diteliti kembali, dokter
salah memfonis. Penyakit yang diderita gadis itu bukanlah disebabkan karna ada
batu di kerangka punggungnya melainkan karna ada darah yang membeku di sekujur
rangka itu, darah yang membeku itu tidak mengalir, bekunya darah-darah itu dipunggung menyyebabkan
badan semakin lemas dan tertidur bahkan sesak nafas, ada penyakit lain yang
dideritanya yaitu leukimia atau kekurangan darah, sel-sel darah putih yang
berlebihan akan memakan sel-sel darah merah, sehingga sel-sel darah merah yang
dibutuhkan oleh tubuh tidak mengalir dengan sempurna. Hal itu lah yang membuat
gadis itu tertidur di kelas dengan tidak sadar dan badannya lemah tak berdaya.
Mendengar penjelasan itu, orangtuanya sangat sedih dan sangat marah dengan
dokter yang salah memfonis penyakit anaknya itu. Tapi, walaupun sudah eperti
itu, orangtua gadis itu sadar bahwa itu memang sudah takdir Allah.mereka hanya
bisa berdo’a, karna Allahlah yang maha menyembuhkan. Beberapa menit mendengar
penjelasan itu, akhirnya gadis yang baik hati itu menghembuskan nafas yang
terakhir dengan lafaz syahadat. Betapa sedihnya orang disekelilingnya. Seketika
itu, ayahnya melihat sebuah kertas dan pena yang masih berada disela-sela jari
gadis itu. Ayahnyapun segera mengambil surat itu dengan lembut. Dan membacanya
,
“ya
Allah, aku ingin sekali menjadi dokter untuk keluargaku dan mereka......aku
ingin menolong orang-orang.............tapi,jika ini memang takdir yang terbaik
untukku , jangan biarkan air mata orang disekelilingku menetes karna
kepergianku,terutama ayah dan ibuku. Ya Allah, ridhoi aku untuk mewasiatkan apa
yang masih ku punya saat ini,”
“Ayah,
ibu,maafkan aku telah menyusahkan mu,
maafkan aku, aku belum bisa menggapai impian itu, Alllah berkehendak
lain. ma’afkan aku ayah,ma’afkan aku ibu. Ayah , ibu izinkan aku untuk
mewasiatkan barang-barang dan tabunganku yang tak begitu banyak untuk anak-anak
yatim piatu , berikanlah semua itu untuk
mereka. Dan untuk ibu, ambillah sebagian dari jilbab ku yang panjang untuk ibu pakai,karna aku tak ingin
ibu memakai jilbab yang pendek-pendek lagi. Ibu pasti kelihatan cantik memakai
jilbab yang panjang seperti bidadari”
Itulah
pesan dan wasiat terakhir yang di berikannya, walaupun impiaanya yang mulia itu
belum bisa terwujudkan karna kematian
yang menjemputnya. Ia masih tetap berusaha melakukan hal yang baik dan
memberikan apa yang ia miliki untuk orang-orang sepeninggalnya .
Hal
itu membuahkan cerita disekolahnya dan menjadi motivasi untuk teman-temannya ,
jangan pernah berhenti berbuat kebaikan.
Sekian dan terimakasih telah membaca....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar