Assalamu'alaikum ikhwah fillah, semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT dan wabah covid19 ini segera berakhir.
Inilah #CeritakuDariRumah.
Sejak #covid19 masuk ke Indonesia, semua aktivitas pelajar dinonaktifkan di Sekolah. Tentu ini juga berefek bagi kami yang berprofesi sebagai guru. Saya sendiri adalah guru di Sekolah Nonformal bernama Madrasah Diniyah Takmiliyah Awwaliyah yang khusus mempelajari Pendidikan Agama Islam saja. Sejak adanya himbauan dari pemerintah agar masyarakat tetap #dirumahaja, saya memilih untuk mengisinya dengan berkarya santuy melalui tulisan.
Selama #Ramadhan, ummat Islam tentu meningkatkan kualitas ibadahnya, berlomba-lomba dalam #kebaikan sebab pahala kebaikan dibulan ini jelas akan dilipatgandakan oleh Allah SWT. Saya sendiripun sangat ingin bersedekah setiap hari karena hal itu. Namun jujur, sebagai guru yang gajinya tak seberapa, saya kesulitan untuk bersedekah dengan harta. Itulah yang menjadi motivasi saya untuk menulis. Saya mencoba menjadikan Ramadhan ditengah pandemi ini sebagai waktu untuk saya berproduktif dalam tulisan. Semoga ini menjadi amalan sedekah jariyah nantinya, Aamiin. Allah Maha baik dan sangat memudahkan hamba-hambaNya untuk berbuat baik, sampai-sampai tersenyum kepada oranglainpun juga merupakan sedekah.
Banyak sekali memang lomba-lomba yang saya ikuti sejak dari awal Ramadhan, mulai dari puisi, quotes, cerita mini, publik speaking online, nasyid online, hingga lomba menulis blog inipun saya ikuti. Saya berharap semoga karya saya bisa bermanfaat untuk ummat. Alhamdulillah, sesuai dengan tema hari ini "Hal yang dilakukan setelah pandemi", saya kembali mengajar seperti biasa dan InsyaAllah berusaha akan tetap menulis.
Nah ikhwah, ini adalah salah satu hasil tulisan saya. Silahkan dibaca, semoga bermanfaat ya.
"Cita-cita Bervisi Surga"
Cita-cita adalah impian atau harapan yang tentu memiliki tujuan, apapun bentuknya. Bisa berbentuk profesi ataupun pencapaian yang diinginkan di masa sekarang hingga masa mendatang. Namun tentu, sebagai Muslim mustinya kita harus menempatkan cita-cita tersebut atas dasar Iman dan keilmuan Islam. Sebab cita-cita tanpa arah tujuan seperti jalan buntu yang tak ada pangkal, tak ada ujung. Lalu apakah tujuan akhir dari cita-cita yang seharusnya kita jadikan landasan? Mari, kita kembalikan kepada Al-Qur’an :
“Dan tidak aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku”. ( Q.S Adz-Dzariyaat: 56)
Telah jelas bahwa tujuan penciptaan kita di muka bumi adalah untuk beribadah yang tentu saja visinya adalah Surga. Diperlukan misi yang tepat untuk mencapai visi Surga yang diharapkan. Diperlukan cita-cita dan tekad yang kuat agar kita bisa benar-benar sampai kepada tujuan yang telah Allah sampaikan. Maka apapun harapan atau impian yang ingin kita capai, niatkanlah itu sebagai amal Ibadah untuk mendapatkan Ridho dari Allah.
Dalam perjalan kehidupan, kita akan menemui berbagai bentuk tantangan, godaan, cobaan yang akan menguji ketangguhan Iman dihati. Mulai dari harta, jiwa hingga agama yang dipertaruhkan. Ujian tak hanya berbentuk cacian, namun bisa jadi dalam bentuk pujian. Tak melulu soal duka, namun bisa jadi suka ataupun bahagia. Tak hanya soal perasaan kecewa, tapi bisa jadi perasaan cinta. Bukan hanya kemiskinan, namun juga kekayaan. Itulah ujian, ia tidak hanya berbentuk kesulitan namun bisa berupa kenikmatan. Maka, ingatlah akan tujuan dan berhati-hatilah menghadapinya, sebutlah nama Allah serta carilah hikmah dari semua kejadian.
Sekian, tulisan ini diikutsertakan dalam blog competition "Ceritaku Dari Rumah" yang diselenggarakan oleh Ramadan Virtual Festival dari Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar