MATA KULIAH DOSEN PEMBIMBING
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN MUKHYAR
BUCHARI, MA
MAKALAH
PENGERTIAN
PERKEMBANGAN
DISUSUN
OLEH:
KELOMPOK
I
EGA MULIANI
HAYATUN SAKINAH
HUSNA FADILAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM DINIYAH
PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM PEKANBARU
1437
H/ 2016 M
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN
B. PROSES PERKEMBANGAN
C. ASPEK-ASPEK
PERKEMBANGAN
D. FASE DAN TUGAS
PERKEMBANGAN
E. TEORI- TEORI
PERKEMBANGAN
F.HUKUM PERKEMBANGAN
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
B.SARAN
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulilah puji syukur kehadirat Allah
SWT karena berkat kasih dan sayang-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah “Psikologi Perkembangan” yang bertemakan “Pengertian
Perkembangan” ini tepat pada waktunya.
Makalah ini dimaksudkan agar kita dapat mengetahui pengertian
perkembangan manusia.
Adapun penjelasan-penjelasan pada makalah ini
saya ambil dari beberapa sumber buku dan website .
Penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen
dan teman-teman yang telah membantu
penulis untuk menyelesaikan makalah ini, akan tetapi penulis juga menyadari
bahwa terdapat kekurangan didalam makalah ini. Untuk itu dengan senang hati penulis
senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Wassalamualaikum wr.wb.
Pekanbaru, Februari 2016
Penulis
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Setiap organisme, baik manusia
maupun hewan pasti mengalami peristiwa perkembangan pada hidupnya. Perkembangan
ini meliputi seluruh bagian dengan keadaan yang dimiliki oleh organisme tersebut,
baik yang bersifat konkret maupun yang bersifat abstrak. Faktor-faktor ini,
pastinya berdampak positif dan juga berdampak negatif baik bagi perkembangan
berdemensi psikologis maupun yang berdemensi biologis.
Dalam makalah ini,yang akan kita
bahas adalah perkembangan pada manusia. Dalam mempelajari perkembangan manusia
diperlukan adanya perhatian khusus mengenai hal-hal sebagai berikut:
1. Proses
pematangan, khususnya pemantangan fungsi kognitif.
2. Proses
belajar.
3. Proses
pembawaan atau bakat.
Ketiga hal ini, berkaitan erat satu sama lain. Dan
saling berpengaruh dalam perkembangan
kehidupan manusia tak terkecuali para siswa sebagai peserta didik kita. Apabila
fungsi kognitif, bakat dan proses belajar seorang siswa dalam keadaan positif,
hampirdapat dipastikan siswa tersebut akan mengalami proses perkembangan
kehidupan secara mulus. Akan tetapi, asumsi yang menjanjikan seperti ini
sebenarnya belum terwujud, karena banyak faktor yang berpengaruh terhadap
proses perkembangan siswa dalam menuju
cita-cita bahagianya.Proses perkembangan merupakan rentetan perubahan yang
terjadi dalam perkembangan sesuatu. Prosesperkembangan pada peserta didik
adalah tahapan tahapan perubahan yang dialaminya baik bersifat Jasmaniyah
maupun Rohaniah. Untuk mengetahui lebih jelasnya tentang pengertian
perkembangan pada manusia mari kita simak pembahasan makalah ini selanjutnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah
pengertian perkembangan?
2. Apa
yang dimaksud aliran Asosiasi?
3. Apakah
yang dimaksud tipologi Gestalt?
4. Apakah
yang dimaksud Aliran Sosiologis?
C. TUJUAN
1. Untuk
mengetahui pengertian perkembangan secara jelas
2.
Agar mahasiswa
dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Aliran Asosiasi, Tipologi Gestalt dan
Aliran Sosiologis
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1991),”perkembangan adalah perihal berkembang. Selanjutnya, kata
“berkembang” Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ini berarti mekar,terbuka
atau membentang;menjadi besar,luas,dan banyak serta menjadi bertambah sempurna
dalam hal kepribadian pikiran,pengetahuan dan sebagainya.Dengan demikian kata
“berkembang” tidak saja meliputi aspek yang bersi8fat abstrak seperti pikiran
dan pengetahuan, tetapi juga meliputi aspek yang bersifat konkrit.[1]
Dictionary of psychology secara luas merinci pengertian perkembangan manusia sebagai berikut
:
1.
The
progresive and continious change in the organism from birth to death,
Perkembangan itu merupakan perubahan yang progresif dan terus menerus dalam diri organisme sejak lahir hingga mati.
Perkembangan itu merupakan perubahan yang progresif dan terus menerus dalam diri organisme sejak lahir hingga mati.
2.
Growth, Perkembangan itu berarti pertumbuhan
3.
Change
in the shape integration of bodily parts into funcional parts, perkembangan berarti perubahan dalam bentuk dan penyatuan
bagian-bagian yang bersifat jasmaniah kedalam bagian-bagian fungsional.
4.
Maturation
or the appearance of fundamental pattern of unliarned bhvior, perkembangan itu adalah kematangan atau kemunculan pola-pola dasar
tingkah laku yang bukan hasil belajar.[2]
Berdasarkan uraian-uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa perkembangan adalah rentetan perubahan jasmani dan
rohani manusia menuju kearah yang lebih maju dan sempurna.
Perkembangan akan berlanjut hingga
manusia mengakhiri hayatnya. Dengan kata lain, penekanan arti perkembangan itu
terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang disandang oleh organ-organ
fisik.
B. PROSES PERKEMBANGAN
Secara umum proses dapat diartikan
sebagai rentetan perubahan yang terjadi dalam perkembangan sesuatu. Adapun
maksud kata proses dalam perkembangan
ialah tahapan-tahapan perubahan yang dialami seseorang, baik yang
bersifat jasmani maupun yang bersifat rohaniah. Proses dalam hal ini juga
berarti tahapan perubahan tingkahlaku seseorang, baik yang terbuka maupun yang
tertutup.
Menurut Drs. Zulkifli L,
mengatakakan berdasarkan usaha memahami psikologi perkembangan ada baiknya kita
ketahui apa yang dimaksud dengan perkembangan. Mulanya kata perkembangan
berasal dari biologi, kemudian pada abad ke-20 ini kata perkembangan dipergunakan
oleh psikologi. Karena penggunaannya pertama-tama dalam biologi, pada masa
berikutnya ada ahli-ahli yang menyebut pertumbuhan disamping kata perkembangan,
bahkan ada orang yang menyebut kedua istilah itu untuk maksud yang sama. Dalam
perjalanan hidupnya menjadi dewasa, perkembangan rohani itu tidak lepas dari
pengaruh keturunan dan pengaruh dunia lingkungan tempat seseorang hidup dan
dibesarkan.[3]
Lester D.Crow dan Arthur T. Jersild
telah mengemukakan tentang perkembangan rohani yang lebih dini, yaitu perkembangan
sebelum lahir. Mereka menyebut masa itu dengan prenatal atau masa konsepsi.[4]
Proses bisa juga berarti cara
terjadinya perubahan dalam diri seseorang atau respon/reaksi yang ditimbulkan
oleh orang tersebut. Proses perkembangan dengan pengertian seperti ini menurut
Hurlock (1980) merupakan perubahan-perubahan yang berhubungan dengan
perkembangan (developmental changes).[5]
Secara global, seluruh proses
perkembangan individu sampai menjadi diri sendiri berlangsung dalam tiga
tahapan yakni :
1.
Tahapan
proses konsepsi ( pembuahan sel ovum ibu oleh sel sperma ayah)
2.
Tahapan
proses kelahiran ( saat keluarnya bayi dari rahim ibu kealam dunia bebas)
3.
Tahapan
proses perkembangan individu bayi tersebut menjadi seorang pribadi yang khas.[6]
C. ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita
perlu lebih dahulu mengetahui
hakikat manusia
yaitu bahwa padahakikatnya mausia adalah makhluk yang hidup dalam keadaan :
1. Psikofisis
yang berarti manusia adalah makhluk yang hidup dalam dua kesatuan yaitu jasmani
dan rohani
2. Sosio
individual yang berarti manusia adalah makhluk yang hidup dalam dua kesatuan
sosial dan individual
3. Culturilreligius
yang berarti manusia adalah makhluk yang hidup dalam dua kesatuan, dicipta ( oleh Maha Pencipta)
dan mencipta( kebudayaan ).[7]
Bila kita
perhatikan sifat-sifat tersebut tampak bahwa masing-masing selalu
berpasang-pasangan yang kelihatannya bertentangan satu sama lain, tetapi saling
melengkapi. Seperti halnya pria dan wanita.
D. FASE DAN TUGAS PERKEMBANGAN
Fase
atau tahapan perkembangan, kehidupan manusia senantiasa berlangsung seiring dengan
kegiatan belajar. Tugas belajar yang muncul dalam setiap fase perkembangan
merupakan keharusan universal dan idealnya berlaku secara otomatis, seperti
kegiatan belajar , keterampilan, melakukan sesuatu pada fase perkembangan
tertentu yang lazim terjadi pada manusia normal. Hal-hal yangmenimbulkan
tugas-tugas perkembangan tersebut adalah :
1. Karena
adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu.
2. Karena
adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang sedang berkembang itu
sendiri.
3. Karena
adanya tuntutan cultural masyarakat sekitar
Dalam rangka
memfungsikan tahap-tahap perubahan yang menyertai perkembangannya , manusia
harus belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan tertentu umpanya kebiasaan belajar
berjalan dan berbicara pada rentan usia satu sampai lima tahun.
Tugas-tugas
perkembangan tersebut seyogyanya selalu diperhitungkan secara cermat oleh para
orangtua dan guru sebagai sesuatu yang harus terjadi secara alamiah dan tepat
pada waktunya . Perhatian orangtua dan juga guru amat diperlukan mengingat
keberhasilan pelaksanaan tugas perkembangan pada suatu fase akan sangat
menunjang keberhasilan tugas perkembangan pada fase-fase berikutnya.
Adapun fase-fase
perkembangan dan tugas-tugas yang mengiringi fase-fase tersebut adalah
sebagaimana yang dikemukakan oleh Robert Haviguarst (1972) berikut ini.
a. Tugas
perkembangan bayi dan anak-anak
Secara kronogis ( menurut urutan
waktu), masa bayi berlangsung sejalk seorang individu manusia dilahirkan dari
rahim ibunya sampai berusia sekitar satu tahun. Sedangkan masa kanak-kanak
adalah masa perkembangan berikutnya, yakni dari usia setahun hingga usia
sekitar lima atau enam tahun. Perkembangan biologis pada masa-masa ini berjalan
pesat tetapi secara sosiologis ia masih sangat terikat oleh lingkungan
keluarganya. Oleh karena itu, fungsionalisasi lingkungan keluarga pada fase ini
penting sekali untuk mempersiapkan anak terjun kedalam lingkungan yang lebih luas
terutama lingkungan sekolah.[8]
Tugas-tugas
perkembangan pada fase ini meliputi kegiatan belajar sebagai berikut:
1.
Belajar memakan
makanan keras, misalnya mulai dengan bubur susu,bubur beras, nasi, dan
seterusnya.
2.
Belajar berdiri
dan berjalan, misalnya mulai dengan berpegang pada tembok atau sandaran kursi.
3.
Belajar
berbicara, misalnya memulai dengan kata ibu, ayah, dan nama-nama benda
sederhana yang ada disekelilingnya.
4.
Belajar
mengendalikan pengeluaran benda-benda buangan dari tubuhnya, misalnya mulai
dengan meludah, membuang ingus dan seterusnya.
5.
Belajar
membedakan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan, dan bersopan santun
seksual ;.
6.
Mencapai
kematangan untuk belajar membaca dalam arti mulai siap mengenal huruf, suku
kata, dan kata-kata tertulis.
7.
Belajar
mengadakan hubungan emosional selain dengan ibunya,dan dengan ayah, saudara
kandung,dan orang-orang disekelilingnya.
8.
Belajar
membedakan antara hal-hal yang baik dengan yang buruk, juga antara hal-hal yang
benar dan salah, serta mengembangkan atau membentuk kata hati (hati nurani).[9]
b. Tugas Perkembangan Fase Anak-Anak
Fase anak-anak berlangsung pada usia
6-12 tahun. Dengan ciri-ciri utamanya sebagai berikut:
1.
Memiliki
dorongan untuk keluar dari rumah dan
memasukki kelompok sebaya.
2.
Keadaan fisik
yang memungkinkan/mendorong anak memasukki dunia permainanan dan pekerjaan yang
membutuhkan keterampilan jasmani.
3.
Memiliki
dorongan mental untuk memasukki dunia konsep, logika, simbol, dan komunikasi
yang luas.[10]
Adapun tugas-tugas perkembangan pada
masa perkembangan kedua ini meliputi kegiatan belajar dan mengembangkan hal-hal
sebagai berikut:
1.
Belajar
keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain, seperti lompat jauh, lompat
tinggi, mengajar, menghindari kejaran, dan seterusnya.
2.
Membina sikap
yang sehat (positif) terhadap dirinya sendiri sebagai seorang individu yang
sedang berkembang, seperti kesadaran tentang harga diri (self-esteerm) dan
kemampuan diri (self-efficacy).
3.
Belajar bergaul
dengan teman-teman sebaya sesuai dengan etika moral yang berlaku di
masyarakatnya.
4.
Belajar
memainkan sebagai seorang pria (jika dia seorang pria) dan sebagai seorang
wanita (jika dia seorang wanita).
5.
Mengembangkan
dasar-dasar keterampilan membaca, menulis, dan berhitung (matematka atau
aritmatika).
6.
Mengembangkan
konsep-konsep yang diperlukan kehidupan sehari-hari.
7.
Mengembangkan
kata hati, moral dan skala nilai yang selaras dengan keyakinan dan kebudayaan
yang berlaku di masyarakatnya.
8.
Mengembangkan
sikap objektif atau lugas baikpositif maupun negatif terhadap kelompok dan
lembaga kemasyarakatan.
9.
Belajar mencapai
kemerdekaan atau kebebasan pribadi atau kebebasan pribadi sehingga menjadi
dirinya sendiri yang indenpen (mandiri) dan bertanggung jawab.[11]
c. Tugas Perkembangan Fase Remaja
Masa
remaja (adolesence) menurut sebagian ahli psikologi terdiri atas sub-sub masa
perkembangan sebagai berikut:
1.
Sub
perkembangan prepuber selama kurang lebih dua tahun sebelum masa puber.
2.
Sub
perkembangan puber selama dua setengah sampai tiga setengah tahun.
3.
Sub
perkembangan post-puber, yakni saat perkembangan biologis sudah lambat tapi
masih terus berlangsung pada bagian-bagian organ tertentu. Saat ini merupakan
akhir masa puber yang mulai menampakkan
tanda-tanda kedewasaan.[12]
Proses
perkembangan pada masa remaja lazimnya berlangsung selama kurang lebih sebelas
tahun, mulai usia 12-21 pada wanita dan 13-22 tahun pada pria. Masa
perkembangan remaja yang panjang ini dikenal sebagai masa yang penuuh kesukaran
dan persoalan, bukan saja bagi si remaja sendiri melainkan juga bagi para orang
tua, guru, dan masyarakat sekitar bahkan,tak jarang para penegak hukum pun
turut di repotkan oleh ulah dan tindak tanduknya yang dipandang menyimpang.
Mengapa
demikian?
Secara
singkat jawabannya ialah karena individu remaja sedang berada dipersimpangan
jalan antara dunia anak-anak dan dunia dewasa. Sehubungan dengan ini, hampir
dapat dipastikan bahwa segala sesuatu yang sedang mengalami atau dalam keadaan
transisi (peralihan) dari suatu keadaan ke keadaan lainnya selalu menimbulkan
gejola, gonjangan, dan benturan yang kadang-kadang berakibat sangat buruk
bahkan fatal (mematikan).
Adapun
tugas-tugas perkembangan masa remajapada umumnya meliputi pencapaian dan
persiapan segala hal yang berhubungan dengan kehidupan masa dewasa, yakni:
1.
Mancapai
pola hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya yang berbeda jenis
kelamin sesuai dengan keyakinan dan etika moral yang berlaku di masyarakat.
2.
Mencapai
peranan sosial sebagai seorang pria (jiak ia seorang pria) dan peranan sosial
seorang wanita (jika ia seorang wanita) selaras dengan tuntutan sosial,
kultural masyarakatnya.
3.
Menerima
kesatuan organ-organ tubuh sebagai pria (jika ia seorang pria) dan kesatuan
organ-organ sebagai wanita (jika ia seorang wanita) dan menggunakannya secara
efektif sesuai dengan kodratnya masing-masing.
4.
Keinginan
menerima dan mencapai tingkah laku sosial tertentu yang bertanggungjawab di
tengah-tengah masyarakatnya.
5.
Mencapai
kemerdekaan/kebebasan emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya
dan mulai menjadi dirinya sendiri.
6.
Mempersiapkan
diri untuk mencaoai karier tertentu dalam bidang kehidupan ekonomi.
7.
Mempersiapkan
untuk memasukki dunia perkawinan (rumah tangga) dan kehidupan berkeluarga yakni
sebagai suami dan istri.
8.
Memperoleh
seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman bertingkah laku dan
mengembangkan ideologi untuk keperluan kehidupan kewarganegaraannya.[13]
d. Tugas Perkembangan Dewasa
Masa dewasa awal ialah fase
perkembangan saat seorang remaja mulai memasukki masa dewasa, yakni usia 21-40
tahun. Sebelum memasukki masa ini seorang remaja terlebih dahulu berada pada
tahap ambang dewasa atau masa remaja akhir yang lazimnya berlangsung 21-22
tahun. Namun, menurut pengamatan para ahli, pada masa post-puber proses
perkembangan organ-organ jasmaniah tertentu, meskipun sudaah sangat lamban,
masih terus berlangsung hingga berusia 24 tahun.
Adapun tugas-tugas perkembangan pada
masa dewasa awal adalah meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.
Mulai
bekerja mencari nafkah, khususnya apabila dia tidak melanjutkan karir akademik.
2.
Memilih
teman atau pasangan hidup berumah tangga ( memilih calon suami atau istri).
3.
Mulai
memasukki kehidupan berumah tangga,
yakni menjadi seorang suami atau istri.
4.
Belajar
hidup bersama pasangan dalam suasana rumah tangga, yakni dengan istri atau
suaminya.
5.
Mengelola
tempaat tinggal untuk keperluan rumah tangga dan keluarganya.
6.
Membesarkan
anak-anak dengan menyediakan pangan, sandang, dan papan yang cukup dan
mendirikan pendidikan yang memadai.
7.
Menerima
tangggung jawab kewarganegaraan sesuai dengan perundang-undangan dan tuntutan
sosial yang berlaku di masyarakat umum.
8.
Menemukan
kelompok sosial ( perkumpulan kemasyarakatan) yang cocok dan menyenangkan.[14]
e. Tugas Perkembangan Setengah Baya
Masa
setengah baya adalah masa yang berlangsung antara usia 40-60 tahun. Konon,
dikalangan tertentu pria dan wanita yang sudah menginjak usia 40 tahun keatas
sering dijuluki sebagai orang yang sedang mengalami masa pubertas kedua.
Julukan ini timbul karena mereka senang lagi bersolek suka bersikap dan berbuat
emosional atau mudah marah dan bahkan jatuh cinta lagi.
Di
kalangan kaum wanita biasanya tanpa
gejala depresi ( murung), cepat tersinggung, cemas dan khawatir kehilangan
kasih sayang anak-anak yang sudah bereanjak dewasa. Selain itu, wanita setengah baya juga acap kali
merasa cemas akan kehilangan suami kerena monopouse (berhenti menstruasi) yang
pada umumnya diiringi dengan timbulnya tanda-tanda atau garis-garis ketuaan
dibagian tertentu pada tubuhnya.
Adapun
tugas-tugas perkembangan setengah baya tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Mencapai
tanggung jawab sosial dan kewarganegaraan secara lebih dewasa.
2.
Membantu
anak-anak yang berusia belasan tahun (khususnya anak kandungnya sendiri) agar
berkembang menjadi orang-orang dewasa yang bahagia dan bertanggung jawab.
3.
Mengembangkan
aktivitas dan memanfaatkan waktu luang sebaik-baiknya bersama orang-orang
dewasa lainnya.
4.
Menghubungkan
diri sedemikian rupa dengan perubahan-perubahan psikologis yang lazim terjadi
pada masa setengah baya.
5.
Menghubungkan
diri sedemikian rupa dengan pasangannya sebagai seorang pribadi yang utuh.
6.
Mencapai
dan melaksanakan penampilan yang memuaskan dalam karir.
7.
Menyesuaikan
diri dengan perikehidupan (khususnya dalam hal cara bersikap dan bertindak)
orang-orang yang berusia lanjut.[15]
f. Tugas Perkembangan Fase Usia Tua
Masa
tua adalah fase terakhir kehidupan manusia. Masa ini berlangsung antara usia 60
sampai berhembusnya nafas terakhir ( akhir hayat). Mereka yang sudah menginjak
umur 60 tahun keatas yang dalam istilah psikologi disebut “senescence” (masa
tua). Biasanya ditandai oleh perubahan-perubahan kemampuan motorik yang semakin
merosot.[16]
Diantara perubahan-perubahan tersebut adalah menurunnya kekuatan
otot-otot tangan dan otot-otot yang menyangkut seluruh tubuh. Oleh karena itu,
pada umumnya orang tau lebih cepat merasa lelah, dan untuk mengembalikan
kesegaran tubuhnya dari kelelahanan itu, ia memerlukan waktu yang lebih lama
dari pada ketika ia masih berusia muda.
Tugas-tugas
perkembangan pada masa tua sesuai dengan berkurangnya kekuatan dan kesehatan
jasmaniah itu adalah sebagai berikut:
1.
Menyesuaikan
diri dengan menurunya kekuatan dan kesehatan jasmaniahnya.
2.
Menyesuaikan
diri dengan keadaan pensiun dan berkurang nya income (penghasilan).
3.
Menyesuaikan
diri dengan kematian pasangannya.
4.
Membina
hubungan yang tegas dengan para anggota kelompok seusianya.
5.
Membina
pengaturan jasmani sedemikian rupa agar memuaskan dan sesuai dengan
kebutuhannya.
6.
Menyesuaikan
diri terhadap peranan-peranan sosial dengan cara yang lugas.[17]
E. TEORI- TEORI PERKEMBANGAN
1.
Aliran Asosiasi
Teori yang tertua adalah yang diajukan oleh seorang
psikolog Jerman yang bernama Johan Freederische Herbart. Teorinya disebut teori
assosiasi. Disebut demikian karena Herbart berpendapat bahwa seluruh proses
perkembangan itu diatur dan dikuasai oleh kekuasaan hukum assosiasi. Herbart
berpendapat bahwa terjadinya perkembangan adalah kerena adanya unsur-unsur yang
berassosiasi. Sehingga sesuatu yang semula bersifat simpel makinlama makin
banyak dn kompleks.[18]
Herbart berpendapat demikian kerena teorinya, bahwa
anak baru lahir keadaan jiwanya masih bersih. Sejak alat indranya dapat
menangkap sesuatu yang datang dari luar maka alat indra itu mengirimkan gambar
atau tanggapan kedalam jiwanya. Makin banyak tangkapan makin banyak pula
tanggapan. Di dalam jiwa,
tanggapan-tanggapan ini berassosiasi dengan sesamanya, dengan kekuatan
yang dapat diukur. Tanggapan yang sejenis, dengan kekuatan yang diukur.
Tanggapan yang sejenis berassosiasi dan yang tidak sejenis tolak menolak secara
mekanis dan makin lama makin banyak dan inilah perkembangan itu.
2.
Tipologi
Gestalt (Wilhelm Wundt)
Kira-kira setengah abad setelah
Herbart dengan teori assosiasi nya menguasai dunia psikologi, muncul di Jerman
para ahli yang menamakan dirinya para psikolog Modern (dengan laboratorium
psikologinya) mengajukan reaksi terhadap terori Herbart.
Mereka berpendapat bahwa proses
perkembangan bukan berlangsung dari sesuatu yang simpel, ke sesuatu yang
kompleks melainkan berlangsung dari sesuatu yang bersifat global ( menyeluruh
tetapi samar-samar) menuju semakin lama semakin jelas keadaannya. Tampak
bagian-bagian dalam keseluruhan itu. Jadi dari keadaan Gestalt ke struktur.
Bagian-bagian itu bukan merupakan pecahan-pecahan dari Gestalt, melainkan
merupakan kesatuan-kesatuan tertentu yang baru berpaedah bila ia berada di
dalam Gestalt tersebut. Ia berada ditempatnya yang spesifik dan akan merusak
Gestalt bila ia dipisahkan. Seperti halnya sepeda (yang dapat dinaiki) adalah
sesuatu Gestalt dari bagian-bagian yang masing-masing merupakan kesatuan:
setir, roda, rantai, gir dan sebagainya. Bila salah satu bagian kesatuan itu
(roda misalnya) dipisahkan maka rusaklah Gestalt sepeda itu ( tidak dapat
dinaiki lagi).[19]
Jadi dengan tegas mereka berpendapat
bahwa perkembangan bukan proses-proses assosiasi melainkan proses diferensiasi.
Neo-Gestalt, (Kurt Lewin)
menambahkan adanya proses stratifikasi dalam proses deferensiasi. Tegasnya
disamping adanyadiferensiasi yang berlangsung terus-menerus,kelanjutan
diferensiasi itupun berkembang setahap demi setahap, strata demi strata.
Pada bayi, ia mengalami proses
diferensiasi kemudian naik ke tahap (strata) masa kanak-kanak. Dalam masa
kanak-kanak ini proses diferensiasi berjalan terus, kemudian naik ke strata
masa anak . demikian seterusnya.
3. Teori Sosialisasi (James Mark Ba Circuldwin)
Teori ini berpendapat bahwa proses
perkembangan itu adalah proses sosialisasi dari sifat individualis. Dalam hal
ini Baldwin terkenal dengan teori : Circulair reaction. Ia berpendapat bahwa
perkembangan sebagai proses sosialisasi,adalah dalam bentuk imitasi yang
berlangsung dengan adaptasi dan seleksi.
Adaptasi dan seleksi berlangsung
atas dasar hukum efek (Law Of Effect).Tingkah laku pribadi seseorang adalah
hasil peniruan (imitasi).
Kebiasaan,adalah imitasi terhadap
diri sendiri sedang adaptasi adalah peniruan terhadap orang lain . oleh efeknya
sendiri tingkah laku itu dipertahankan. Selanjutnya oleh efeknya sendiri
tingkah laku itu dapat ditingkatkan faedah dan prestasinya. Dalam hal yang
demikian inilah terkandung daya kreasi,sehingga manusia mampu menggunakan hasil
peniruan itu sesuai dengan kebutuhannya sendiri. Teori ini mendapat dukungan
dari Wstern :Bechterev dan Koffka.[20]
F.HUKUM PERKEMBANGAN
Suatu konsepsi yang biasa bersifat deduktif, dan menunjukkan adanya
hubungan ajeg (continue) serta dapat diramalkan sebelumnya antara
variabel-variabel yang empirik, hal itu lazimnya disebut sebagai hukum
perkembangan.[21]
Pengertian yang utuh
tentang makna dari hukum perkembangan, yaitu aturan-aturan yang bersifat
mengikat yang biasanya terjadi di dalam proses tumbuh kembang manusia yang
bersifat kualitatif maupun kuantitatif dari mulai dari masa konsepsi sampai
usia dewasa dan meninggal yang terjadi secara terus menerus.
Para pakar sepintas terlihat berbeda
berbeda dalam membagi jenis-jenis hokum perkembanagan. Akan tetapi kalau kita
cermati dengan seksama, sebenarnya keberagaman tersebut saling melengkapi
sehingga terbentuklah teori tentang hukum-hukum perkembangan yang lebih
kompleks. Dari beberapa pakar psikologi, kami simpulkan bahwa hukum-hukum
perkembangan dibagi menjadi :
a. Hukum Tempo Perkembangan.
Hukum
ini mengatakan bahwa perkembangan jiwa tiap anak itu berlainan menurut temponya
masing-masing. Setiap anak mempunyai tempo sendiri-sendiri, ada yang cepat
(tempo singkat) ada pula yang lambat. Anak yang satu lebih cepat berjalan
dibandingkan anak lainnya, anak yang lainnya lebih lambat berbicara
dibandingkan lainnya. Ini menunjukkan bahwa setiap perkembangan yang dialami
individu berlangsung menurut tempo (kecepatan) masing-masing.
Misalkan, bayi A mengalami
pertumbuhan yang lebih dominan pada sisi verbal, misal berbicara, sementara
bayi B perkembanangan berbicaranya relativ lebih lambat.
b. Hukum Irama (ritme) Perkembangan.
Perkembangan berlangsung sesuai
dengan iramanya. Hukum irama berlaku untuk perkembangan setiapa orang, baik
perkembangan jasmani maupun rohani, tidak selalu dialami perlahan-lahan dengan
urutan-urutan melainkan merupakan gelombang-gelombang besar dan kecil yang
silih berganti. Perkembangan berlangsung sesuai dengan iramanya. Irama perkembangan
mengemukakan pola perkembangan yang dialami individu.
Anak yang sedang giat-giatnya
belajar berjalan, kegiatan belajar berbicaranya mereda untuk sementara. Bila ia
sudah dapat berjalan, kegiatan berjalan itu mereda pula untuk sementara, kemudian
seluruh perhatiannya dialihkan untuk kegiatan berbicara.[22]
c. Hukum Konvergensi Perkembangan.
Pandangan pendidikan di masa lalu
berpendapat bahwa hasil pendidikan yang dicapai anak selalu dihubung-hubungkan
dengan status pendidikan orang tuanya. Menurut kenyataan yang ada sekarang
ternyata bahwa pendapat lama itu dikuasai oleh aliran nativisme yang
dipelopori oleh Schopenhauer, yang berpendapat bahwa manusia adalah hasil
bentukan dari pembawaannya. Aliran ini lebih dikenal dengan istilah aliran
pesimis.
Paham nativisme tidak berthan lama,
karena pada abad ke-19 munculah paham baru yang dikenal denghan faham empirisme
yang dipelopori oleh Jhon Locke. Ia memperkenalkan teori tabbularasa. Aliran
ini sekrang lebih dikenal dengan istilah aliran optimis.
William Stern mencoba menggabungkan
dua pendapat di atas kedalam hukum konvergensi yang mengatakan bahwa
pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak adalah pengaruh dari unsur
lingkungan dan unsur bawaan. Proporsi dari ke dua unsur itu bervariasi. Pengaruh
unsur bawaan dan lingkungan bisa sama kuatnya, atau salah satu dari unsur itu
lebih kuat pengaruhnya terhadap perkembangan dibandingkan unsur yang lainnya.
d. Hukum Kesatuan Organ.
Tiap-tiap anak terdiri dari
organ-organ atau anggota yang merupakan satu kesatuan, di antara organ-organ
tersebut antara fungsi dan bentuknya tidak dapat dipisahkan berdiri integral,
seperti halnya perkembangan kaki yang semakin besar dan panjang, harus diiringi
oleh perkembangan otak, kepala, tangan dan lain-lain.
e. Hukum Hirarki Perkembangan.
Bahwa perkembangan anak tidak
mungkin akan mencapai suatu fase dengan cara spontan atau sekaligus, akan
tetapi melalui tahapan-tahapan atau tingkatan-tingkatan tertentu yang telah
tersusun sedemikian rupa. Semisal: perkembangan pikiran atau intelek anak mesti
didahului dengan perkembangan perkenalan dan pengamatan.
f. Hukum Masa Peka.
Masa peka adalah suatau masa dimana
sesuatu berfungsi sedemikian baik perkembanganya. Masa peka merupakan suatu
masa yang paling tepat untuk berkembang, suatu fungsi kejiwaan atau fisik
seorang anak. Sebab perkembangan suatu fungsi tidak berjalan secara serempak
atau bersamaan antara yang satu dengan yang lainnya, seperti halnya: masa peka
untuk berjalan bagi seorang anak itu pada awal tahun kedua dan untuk berbicara
sekitar akhir tahun pertama. Hal ini kalau kita cermati hamper mirip dengan
hokum ritme perkembangan.
g. Hukum Memperkembangkan Diri.
Dalam perkembangan jasmani dan
rohani terlihat hasrat dasar untuk mengembangkan pembawaan. Untuk anak-anak
dorongan untuk mengembangkan diri dari berbentuk hasrat mengenal lingkungan,
usaha belajar berjalan, kegiatan bermain dan lain-lain.
Dikalangan dewasa timbul rasa
persaingan dan perasaan belum puas terhadap apa yang tercapai. Hal ini dapat
dianggap sebagai dorongan mengembangkan diri.
h. Hukum Rekapitulasi.
Hukum ini mencoba menguraikan dan
menjelasakan bahwa psikis anak adalah pengulangan dari sejarah singkat
perkembangan manusia. Seluruh umat manusia mengalami pengulangan sejarah dalam
beberapa tahun saja dan terjadi secara singkat dalam perkembangan anak.
Mengutip pendapat Zulkifli yang
merumuskan pendapat Heckel (seorang ahli biologi) bahwa asal mula hukum
rekapitulasi ini diperkenalkan olehnya, dan Heckel juga mengenalkan
hukumbiogenetis sebagaimana dalam kutipan pendapatnya Zulkifli
“Ontogenesa dalah rekapitulasi dari Phylogenese adalah
kehidupan nenek moyang suatu bangsa.[23]
Hukum rekapitulasi ini menerangkan
bahwa perilaku anak merupakan pengulangan sejarah secara singkat yang dilakukan
oleh kehidupan suatu bangsa yang berlangsung dengan lambat dan berabad-abad.
Jika rekapitulasi di alihkan dalam
ilmu psikologi perkembangan, dapat dikatakan bahwa perkembnagan jiwa anak
mengalami pengulangan sejarah kehidupan manusia secara singkat mulai dari
bangsa-bangsa primitif sampai pada masa dewasa ini.
Hukum ini kelanjutan dari teori
rekapitulasi yakni, perkembangan jiwa anak adalah ulangan kembali secara
singkat dari perkembangan manusia di dunia dari masa dulu sampai sekarang.
Stanley Hall mengungkapkan
bahwa perkembangan yang dialami seorang anak merupakan ulangan (secara cepat)
sejarah kehidupan suatu bangsa yang berlangsung dengan lambat selama
berabad-abad. Seperti masa memburu dan menyamun, masa ini dialami ketika anak
berusia 8 tahun, yaitu anak senang menangkap binatang, senang bermain
kejar-kejaran, perang-perangan. Masa menggembala, masa ini dialami anak berusia
sekitar 10 tahun, misalnya anak senang memelihara binatang. Masa bercocok
tanam, masa ini dialami anak berusia sekitar 12 tahun, misalnya senang berkebun,
menyiram tanaman. Masa berdagang, masa ini dialami anak ketika berusia sekitar
14 tahun, misalnya senang bertukar perangko, berkirim foto.[24]
Para psikolog membagi kehidupan anak
dalam hukum rekapituasi sebagai berikut:
1. Masa memburu dan menyamun
Masa-masa ini biasanya dilakukan
oleh anak yang masih berusia 8 tahun, tanda-tandanya : anak sering
menangkap-nangkap permainanya, panah-panahan dan menembaki binatang, bermain
kejar-kejaran dan perang-perangan.
2. Masa mengembala.
Masa ini dialami ketika anak berusia
10 tahun, tanda-tandanya : anak sering memelihara binatang seperti ayam,
kambing, kelinci, merpati, itik, angsa dan lain-lain
3. Masa bercocok tanam
Masa ini dialami anak saat berusia
12 tahun, tandanya : senang berkebun, menyiram bunga, menoleksi tanaman hias
4. Masa berdagang
Masa ini dialami anak ketika ia
berusia 14 tahun, tandanya : anak senang tukar menukar perangko kirim foto
kesahabat dan lain-lain.[25]
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan dan
pemaparan pada pembahasan maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1.
Definisi perkembangan menurut
konsepsi aliran asosiasi adalah pada hakikatnya perkembangan itu adalah
proses asosiasi. Bagi para ahli yang mengikuti aliran ini yang primer adalah
bagian-bagian, bagian-bagian ada lebih dahulu, sedangkan keseluruhan ada lebih
kemudian. Bagian-bagian terikat satu sama lain menjadi suatu keseluruhan oleh
asosiasi.
2.
Definisi perkembangan menurut
konsepsi aliran psikologi Gestalt adalah perkembangan itu adalah proses
diferensiasi. Dalam proses diferensiasi itu yang primer adalah keseluruhan,
sedangkan bagian-bagian adalah sekunder; bagian-bagian hanya mempunyai
arti sebagai bagian dari pada keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan
bagian-bagian yang lain, keseluruhan ada terlebih dahulu baru disusul oleh
bagian-bagiannya.
3.
Definisi perkembangan menurut
konsepsi aliran Sosiologis adalah suatu proses perubahan yang terjadi
dalam diri individu baik fisik maupun psikis dalam rentang kehidupan individu.
Dalam proses perubahan tersebut akan terjadi interaksi antara berbagai bentuk
kegiatan psikis individu dengan lingkungan luar melalui sensori.
B.SARAN
Mahasiswa calon guru hendaknya
menguasai konsepsi-konsepsi definisi perkembangan
menurut beberapa aliran agar dapat memahami secara teoritik dan menerapkan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip perkembangan peserta didik dalam melakukan
proses perencanaan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian yang
sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suyasa.2014. Fisika Fun.
http://agussuyasa.blogspot.co.id/2014/02/definisi-perkembangan-peserta-didik.html
Abu Ahmadi dan
Munawar Sholeh.2005.Psikologi Perkembangan.Jakarta:PT. Rineka Cipta
Hasan Ali.2013.Hukum-hukum Perkembangan. http://pekalonganbatiktv.blogspot.co.id/2013/04/hukum-hukum-perkembangan-dalam-psikologi.html
Sholeh Munawar, Abu Ahmadi.2005. Psikologi
Perkembangan, Jakarta : PT Rineka Cipta.
Sri Purnami S.
Psi.2008. Psiklogi perkembangan. Teras. Yogyakarta.
Muhibbun Syah.2010.Psikologi
Pendidikan.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya
Zulkifli L.2006.Psikologi
Perkembangan.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya
2008
Psikologi Perkembangan.Bandung : Rosda Karya.
[1] Muhibbun Syah.2010.Psikologi Pendidikan.Bandung.PT.Remaja
Rosdakarya.hlm:41
[2] Ibid.hlm:42
[3]
Zulkifli L.2006.Psikologi
Perkembangan.Bandung.PT.Remaja Rosdakarya.hlm:4
[4]
Ibid.hlm:4
[5]
Op.cit.hlm:47
[6] Op.cit:48
[7] Abu
Ahmadi dan Munawar Sholeh.2005.Psikologi Perkembangan.Jakarta.PT.Rineka
Cipta.hlm:16-17
[8] Op.cit:49
[9] Op.cit:49
[10] Op.cit:50
[11] Op.cit:50
[12] Op.cit:50
[13] Op.cit:51
[14] Op.cit:52
[15] Op.cit:53
[16] Op.cit:53
[17] Op.cit:53
[18] Op.cit:17
[19] Op.cit:18
[20] Op.cit:19
[21]Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh.2005.Psikologi
Perkembangan.Jakarta.PT.Rineka Cipta.hlm:23
[22]
Hasan ali.2013 hukum-hukum
perkembangan. (.http://pekalonganbatiktv.blogspot.co.id/2013/04/hukum-hukum-perkembangan-dalam-psikologi.html)
[23] Zulkifli.2008
Psikologi Perkembangan.Bandung : Rosda Karya.
[24] Sholeh Munawar, Abu Ahmadi.2005.Psikologi
Perkembangan.Jakarta: PT Rineka Cipta. hlm 27
[25] Sri Purnami S. Psi.2008. Psikologi
perkembangan. Teras.Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar